Pencatatan%2BKeuangan.jpg

Work From Home, Bikin Hemat Pengeluaran Atau Tambah Boros?

Sesuai judulnya, kalian sempat merasakan seperti itu gak sih? Kalau dari awal-awal penerapan social distancing, saya sempat memprediksi kalau misalnya stay at home bisa jadi kemungkinan bisa lebih hemat. Tapi pernah suatu hari saya baca di salah satu postingan di facebook teman saya, kalau katanya selama Work From Home (saya singkat jadi WFH aja ya), itu malah jadi lebih boros. Sebenarnya gimana sih yang benar? Sekarang kan emang lagi jamannya mengisi waktu luang dengan ikut berbagai kegiatan online. Untuk itu saya ikutan beberapa kuliah whatsapp (kulwap) nih, mara sumbernya adalah Bareyn Mochadin biasa dipanggil Bareyn atau Reyn. Nah, mas Reyn bilang katanya cuma perasaan aja! 😁 Nah lho, bener gak sih? Tambah hemat atau malah makin boros sih? Siapa sih Bareyn itu? Tenang, saya jelaskan di bawah deh. Makanya baca artikel aku sampai selesai ya.
Jadi beberapa hari yang lalu saya ikutan kulwap yang diadakan oleh HaiBunda bersama BNI. Temanya adalah Kiat Mengatur Keuangan Selama WFH. Sontak langsung dong saya ikutan, terlebih lagi nara sumbernya seorang perencanaan keuangan. Pokoknya segala sesuatu tentang financial literacy saya interest banget deh 😊


Siapa sih Bareyn Mochadin itu?

Mas Reyn biasa bekerja sebagai seorang perencana keuangan independen, narasumber untuk berbagai media dan TV, serta penulis di detikfinance.  Mas Reyn sudah berprofesi selama perencana keuangan selama lebih dari 5 tahun. Jadi setelah kuliah mas Reyn langsung menekuni dunia perencanaan keuangan ini katanya. Sambil lanjut S2, mas Reyn handle klien untuk bantu keuangan keluarganya menjadi lebih baik. Lalu ia juga mengambil Financial Planning Course dari University of Florida, USA. Untuk sertifikasi, dia dapat dari IARFC, lembaga sertifikasi perencana keuangan berbasis di Ohio, USA.
Wow, sekilas lihat biodatanya nampaknya beliau sudah cukup khatam ya tentang financial literacy 😊
Sekarang saya lanjut ke materi ya. 

WFH Makin Boros?

Bener gak menurut kalian? Hayoo siapa yang merasa seperti itu? 😁
Kalau mas Reyn bilang WFH tambah boros bisa jadi cuma perasaan kita aja lho. Bisa jadi sebenarnya uang yang keluar gak lebih banyak dibanding sebelum WFH. Oleh karenanya, penting untuk kita melihat lebih detil kedalam catatan keuangan kita. Kita gak bisa asal bilang bahwa WFH bikin kita jadi lebih boros.

Kalo gak lihat di catatan keuangan, namanya cuma perasaan dan artinya cuma nebak-nebak doang. 

Pentingnya Mencatat Pemasukan dan Pengeluaran Keuangan

Mungkin beberapa dari kalian males untuk lihat catatan keuangan. Atau malah, gak pernah catet keuangan karena ngerasa ribet? Padahal, mencatat pengeluaran itu salah satu hal yang bisa menunjang kesuksesan kita dalam mengelola keuangan lho! Bahkan dari ilmu yang mas Reyn dapat di Amerika pun, hal pertama yang mereka lakukan dalam mengelola dan merencanakan keuangan adalah mencatat pengeluaran 😀
Tapi tenang friends, saat ini gak perlu ribet-ribet catet pengeluaran di buku kas atau buku harian khusus. Mas Reyn bilang, dia masih inget dulu neneknya nulis pengeluaran harian di buku yang halamannya kotak-kotak. Sekarang kita gak perlu kayak gitu karena teknologi udah mempermudah semuanya 😊
Teknologi seperti e-wallet, aplikasi ojek online, dan juga mbanking seperti yang disediakan BNI mempermudah kita untuk melihat catatan keuangan. Dalam aplikasi-aplikasi tersebut yang ada di handphone kita, kita bisa melihat riwayat transaksi. 
Habis untuk apa aja uangnya?
Kapan hari paling banyak jajan?
Jajan apa yang paling banyak?
Dan lain sebagainya.

Recalculate and Adjusment Budget

Dengan mengetahui berbagai macam pengeluaran, maka kita bisa menambal bocor-bocor keuangan yang ada.

Eh ternyata, uangnya abis buat es kopi susu,
Eh ternyata uangnya abis buat skin care
Eh ternyata uangnya abis buat beli perintilan yang gak terlalu diperlukan. Selain itu, dengan memiliki catatan keuangan, kita tahu cara mengatur cashflow bulanan yang disesuaikan dengan kebutuhan kita. 

Juga, dengan memiliki catatan keuangan, mengelola cashflow di masa pandemi yang mengharuskan WFH seperti saat ini jadi lebih mudah. 
Contohnya seperti ini.

Misalnya seperti ini, dengan memiliki catatan pengeluaran rutin, seseorang jadi tahu uangnya dibudgetkan untuk apa saja dan habis kemana saja
Sehingga, saat ada WFH seperti ini, dia jadi tahu ada beberapa hal yang bisa dicoret dari pengeluaran tersebut
Nah, hal ini disebut dengan recalculate dan adjustment budget. Kita harus tahu pos mana yang berkurang dan pos mana yang bertambah. 
Dari kedua gambar terakhir tersebut, terlihat bahwa ada 3 hal yang bisa dicoret dan kemudian mendapat alokasi dana Rp2,250,000,-
Dana ini kemudian dialokasikan kepada dana lain yang memang butuh penambahan, seperti: Kebutuhan sembako, listrik, internet, air, dan mungkin makanan ringan untuk di rumah.

Berhemat dan Sisa Dana Alokasi ke Dana Darurat

Ingat, setelah berhasil melakukan racalculate dan adjustment budget, yang perlu dilakukan selanjutnya adalah berhemat.

Disiplin dengan perhitungan dan rencana baru supaya kita bisa hemat.
Setelah bisa hemat, sisa dananya alokasikan kedalam dana darurat.

Sebagai pengetahuan yang sangat penting untuk diketahui oleh kita adalah, kebutuhan dana darurat setiap orang berbeda, tergantung dari status dan tanggungannya.
Perhitungannya sesuai dengan apa yang ada di gambar tersebut ya. 
O ya, kalau misalnya masih single tapi menanggung orang tua atau adik, maka kebutuhan dana daruratnya 6x pengeluaran bulanan
Tapi, tidak cukup juga bila kita hanya mengetahui besaran kebutuhan dana darurat, kita juga harus tahu syarat penyimpanan dana darurat.

1. Aman dari sisi risiko, baik risiko hilang atau risiko nilai
Sehingga, untuk dana darurat jangan disimpan dalam produk yang punya risiko besar kayak reksadana saham atau saham, karena bisa jadi turun nilainya
2. Gampang untuk dicairkan, misalkan gampang cari ATMnya atau modern mbankingnya
3. Cepat cairnya, bisa cair saat itu juga, gak perlu nunggu toko buka, atau gak perlu 2-3 hari seperti pencairan reksa dana butuh 2-3 hari kerja.
Bayangkan kalau kalian butuhnya tengah malam?
Terakhir adalah produk keuangan yang bisa dipilih untuk menyimpan dana darurat,
Berikut pilihannya

Pastikan kalau kalian menyimpan uang di Deposito atau Tabungan, Banknya punya kredibilitas yang bagus, jaringan yang oke, dan mbanking yang modern ya. Jadi kalau butuh dana darurat gak “riweuh” cari ATM, bisa tarik kapan aja dan gak khawatir akan ilang uangnya. Sehingga kita bisa menutup risiko yang terjadi karena kondisi darurat itu tadi. 

Q & A

Sekarang sesi Q&A. Pertanyaan-pertanyaan yang masuk ini sudah saya rangkum dari beberapa peserta yang ikut pada waktu itu. Pertanyaan ini dikumpulkan dulu oleh admin, sehari sebelumnya, lalu kemudian dijawab langsung oleh nara sumber (Mas Reyn) pada saat kulwap berlangsung. 
Berikut list pertanyaannya. 
1. Question
Dalam keadaan pandemi seperti ini, jika ada dana darurat sebaiknya di alokasikan untuk asuransi jiwa seperti meninggal karena covid atau aset seperti emas?

Answer
Untuk dana darurat dan dan asuransi jiwa, baiknya dana yang dialokasikan untuk dana darurat dan dana asuransi jiwa terpisah. Jangan samakan dana untuk membayar premi asuransi jiwa dengan dana untuk dana darurat. Dana Darurat dialokasikan khusus di rekening terpisah atau di dalam aset yang mudah cair seperti emas. Tapi, dana darurat sebaiknya jangan disimpan semua dalam bentuk emas, karena akan sulit dicairkan bila kita butuhnya tengah malam, atau kita butuhnya mendesak maka kita akan menjual emas tersebut dengan harga murah. Kita boleh simpan dana darurat sebagian dalam bentuk tabungan tapi rekeningnya dipisahkan ya dengan rekening harian.
2. Question
Bagaimana cara menetapkan dana simpanan yang ideal, misal perbulan total gaji saya dan suami 8 juta dengan total pengeluaran kisaran 5 juta. 
1. Apakah 3 juta itu yg akan di tabung semua, padahal pada kenyataannya sulit untuk begitu, karena banyak pengeluaran yg tak terduga ??
2. Apakah perlu memisahkan rekening tabungan yg khusus untuk simpanan darurat ?? 
Answer
1. Minimum tabungan atau investasi yang dilakukan rutin bulanan itu sekitar 10% dari penghasilan. Bila perbulan total gaji Bubun dan suami adalah Rp8juta, maka idealnya Bubun menabung atau berinvestasi di kisaran Rp800ribu atau Rp1juta. Salah satu hal yang sering jadi kesalahan dan membuat sulit untuk berinvestasi (dengan sebab adanya pengeluaran tidak terduga) adalah karena Bubun belum menyiapkan dana darurat yang cukup. Baiknya, sebelum kita berinvestasi, kita sudah memiliki dana darurat yang cukup. Sehingga, bilapun ada kebutuhan mendesak kita tidak mengambil investasi atau tabungan kita, tapi kita ambil dari dana darurat.
2. Perlu sekali memisahkan dana darurat di rekening terpisah, karena bila tidak dipisahkan maka akan terpakai untuk berbagai macam kebutuhan yang”hadir tiba-tiba”, padahal tidak mendesak. Pastikan disimpan dalam rekening di Bank yang kredibilitasnya bagus, atmnya mudah dijangkau, atau mobile bankingnya modern. 
3. Question
Dalam situasi saat ini, bisnis apa yang bisa ita kembangkan dari rumah, untuk menambah penghasilan, sehingga dapat digunakan untuk dana darurat, mengingat penghasilan sebulan sekarang hanya cukup untuk kebutuhan sebulan?
Answer
Beberapa ide bisnis yang bisa dilakukan dengan kondisi seperti saat ini, bahkan tanpa modal yang besar diantaranya:
1. Online Shop: Tidak perlu barang milik sendiri, Bubun bisa jadi dropshipper di berbagai ecommerce
2. Makanan Tahan Lama: Apalagi sekarang akan memasuki bulan ramadhan, orang pasti butuh makanan tahan lama dan cepat untuk sahur. 
3. Rempah Tradisional: Bisa ditanam di rumah, selain bisa dijual juga bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan sendiri dan keluarga
4. Question
Bagaimana tipsnya mempersiapkan keuangan menjelang bulan Ramadhan?
Answer
Bulan ramadhan ini kadang memberikan anomali dalam pengelolaan keuangan. Waktu makan berkurang, tetapi uang belanja bertambah. Gak ada makan siang tapi uang malah jadi abis juga.
4 hal yang bisa dilakukan adalah:
1. Tahu berapa budget yang kita miliki. Lalu rencanakan makan sahur dan berbuka selama 1 bulan ke depan dengan budget yang ada
2. Tambah alokasi khusus untuk pos pengeluaran yang bersifat sosial
3. Karena saat ini pemerintah udah melarang mudik, maka bila dapat THR jangan dipakai untuk belanja, simpan ke dana darurat
4. Khusus ramadhan tahun ini gak ada mudik, jadi bila Bubun sudah siapkan uang untuk mudik dananya tahan dulu, jangan digunakan untuk mudik setelah diperbolehkan
5. Question
1. Bagaimana caranya mengatur keuangan jika penghasilan yang diterima hanya kurang lebih 4,5 dan harus dibagi untuk cicilan rumah dan juga biaya hidup sehari2 sedangkan saya mempunyai 3 orang anak. 
2. Apakah penggunaan kartu kredit adalah waktu yang tepat selama pandemi ini. 
Answer
1. Dalam mengelola keuangan bulanan ada 2 hal mendasar yang bisa dilakukan, yaitu menambah penghasilan atau mengurangi pengeuaran. Bila yang pertama yaitu menambah penghasilan cukup sulit, maka mengurangi pengeluaran adalah hal yang bisa dilakukan. 
Langkah pertama yang bisa kita lakukan adalah mencatat pengeluaran dan lihat apa saja hal-hal yang kiranya tidak terlalu dibutuhkan. Bisa dicoret dari pengeluaran, atau bila tidak bisa, Bubun bisa cari penggantinya.
Misalkan awalnya suka beli beras merk A, sekarang coba ganti beras tipe B yang lebih murah. Cari diskonan yang selalu ada di ecommerce, dan lainnya
Selain itu, untuk cashflow bulanan yang lebih “lapang”, Bubun juga bisa meminta perpanjangan tenor pinjaman KPR (cicilan rumah) ke Bank.
Dengan menambah tenor pinjaman, Bubun aka mendapat cicilan yang lebih ringan, sehingga Bubun mendapat keleluasaan lebih untuk mengelola budget bulanan
2. Kartu kredit merupakan sebuah alat pembayaran, boleh digunakan untuk Bubun dalam hal kenyamanan pembayaran, mengurangi penggunaan uang kertas, dan boleh digunakan bila Bubun memiliki dana yang setara di tabungan.
Ingat, kartu kredit bukan merupakan dana talangan gratis atau penghasilan tambahan. Kartu kredit akan memberikan bunga cukup besar dan berbunga lagi bila tidak dibayar. 
Apakah kita siap dengan beban bunga nya? Selain itu, jangan gunakan kartu kredit untuk membayar cicilan KPR, karen artinya Bubun terkena 2x beban bunga nantinya.
6. Question
1. Yang saya mau tanya kan adalah bagaimana cara mengatur keuangan didalam kondisi seperti ini ? (ini sudah dijelaskan diatas yah)
2. Misal saya Membagikan pengeluaran ke dalam 5 kategori :
– 20% hutang
– 50% pengeluaran rutin
– 20% tabungan
– 2,5 % zakat
-7,5 % lifestyle
Apakah cara penganturan keuangan saya sudah tepat ?
Answer
Jawaban pertama
1. Mungkin tadi ada yang kelewatan juga, secara singkat, mengelola keuangan di masa seperti ini kita harus menerapkan beberapa hal yaitu: 
1. Merencanakan dan menghitung ulang anggaran bulanan
2. Berhemat dan disiplin dengan rencana yang sudah dibuat
3. Kurangi belanja untuk hal-hal yang tidak perlu
4. Jangan menambah utang baru
5. Siapkan Dana Darurat
Jawaban pertanyaan kedua
Pengelolaan keuangan yang tepat kembali kepada kebutuhan dan preferensi masing-masing keluarga.
Disini saya coba berikan prinsip dasarnya saja ya:
10% untuk sosial
10%-15% untuk menabung dan berinvestasi
30% maksimum untuk cicilan utang
10% untuk hiburan
Sisanya bisa untuk kebutuhan pribadi, belanja bulanan, dan lainnya. Bila saya lihat pembagiannya, sudah cukup baik kok. 
7. Question
Mengingat WFH dan #dirumahaja sudah sebulan.. Akan tetapi skrg perusahaan sudah menginfokan adanya Pemotongan Gaji 30-50%. Ditambah jg skrg bahan pokok beberapa mengalami kenaikan. Padahal kita sbg IRT sudah berusaha berhemat ketika berbelanja.. Akan tetapi krn pemasukan jd berkurang bikin kita jd pakai dana cadangan yg ada dan tdk tau akan sampai kpn situasi pandemi ini. Kira” bagaimana cara yg baik n tepat untuk menghadapi situasi keuangan sprt ini agar tdk menggunakan terus menerus dana cadangan yg ada??
Saat ini tempat bekerja sebagai (PNS) memotong THR PNS dengan tidak membayarkan tunjangan kinerja, biasanya mendapatkan thr 7 juta sekarang hanya sekitar 3 juta, padahal transfer thr ke orang tua saudara yg membutuhkan semua harus dipenuhi,  kampung saya dekat 3 jam sampai memang dari dulu engga butuh uang banyak  untuk transportasi pulkam dan tahun ini saya tidak pulkam karena mengikuti aturan pemerintah dan menjelang puasa begini juga thr biasanya dipakai untuk memenuhi makanan kesukaan anak2 karena mereka masih kecil SD dan TK dan baru belajar puasa tapi sekarang sepertinya sulit, bagaimana cara mengelola nya?
Bagimana cara nya mengatur keuangan di WFH,
Apakah dengan berbelanja kebutuhan khusus misal nya stok makan an,atau  berbelanja seperlu nya aja untuk menghindari pengeluaran yang lebih besar, baiknya bagaimana ya di situasi begini?
Answer
Saya turut prihatin dengan kondisi yang ada dan semoga bisa bertahan di tengah kondisi ini ya!
Semoga setelah ikut kulwap bersama Haibunda dan BNI juga jadi dapet ilmu yang bisa membuat Bubun mengelola keuangan lebih baik lagi.
Yang mungkin bisa dilakukan oleh Bubun adalah melihat kembali beberapa pengeluaran rutin yang biasa dilakukan. 
Apakah ada hal-hal yang kiranya untuk sementara waktu tidak perlu dilakukan?
Lagi-lagi, kita harus lihat catatan keuangan kita. Sehingga, yang perlu kita lakukan disini adalah menerapkan skala prioritas dan memisahkan mana yang merupakan kebutuhan dan mana yang hanya bersifat keinginan. Bila ternyata setelah dilihat dan dipertimbangkan tidak terlalu penting, maka Bubun coret saja pengeluarannya. 
Selain itu, investasi untuk terlebih dahulu tidak perlu dilakukan, pembayaran utang juga coba ajukan keringanan kepada lembaga pemberi pinjamannya.
1 lagi untuk kondisi seperti saat ini belanja seperlunya saja, tidak perlu panic buying. Panic buying membuat harga-harga makin mahal karena barang jadi langka. Selain itu panic buying membuat teman-teman kita yang memiliki dana terbatas jadi kesulitan mendapatkan barang-barang pokok atau harganya jadi lebih mahal karena sudah diborong duluan oleh kita. 
8. Question
Jika tersedia dana utk modal bisnis, apakah sebaiknya rencana berbisnis ditunda sampai pandemi ini berakhir?
Answer
Saya kemarin baru ikut sesinya Pak Chatib Basri, beliau ini ekonom senior di Indonesia dan mantan menteri keuangan di eranya Pak SBY. Beliau sampaikan dampak dari covid ini terhadap ekonomi mungkin sampai akhir tahun dan kembali normal di awal tahun depan. 
Selain itu, rantai produksi dan distribusi juga akan terganggu karena beberapa daerah dan negara juga terkena wabah yang sama dan membuat mereka tidak bisa beraktivitas seperti biasa. 
Memulai bisnis baru di masa seperti ini cukup berisiko, karena bisa jadi kita tidak bisa mendapat barang, selain itu juga gak ada yang beli barang kita karena semua sedang “menahan” uangnya.
Akan lebih baik bila ditunda terlebih dahulu sambil melihat perkembangan yang ada. 
9. Question
Saat wfh gini suami sebagai pedagang sangat menurun penghasilan. bahkan bisa 0 rupiah yang di dpat. akhirnya perhiasaan jadi di jual demi kesejahteraan rumah tangga.apakah itu jalan terbaik?
Answer
Semoga kondisi segera membaik dan ramadhan membawa berkah ya untuk kita semua. 
Apa yang sudah dilakukan oleh Bubun merupakan salah satu langkah yang cukup baik. Lebih baik daripada Bubun mengambil utang karena hanya akan menambah beban keuangan. Yang perlu dilakukan selanjutnya adalah memastikan bahwa dana yang didapat dari hasil menjual perhiasan digunakan sebaik-baiknya hanya untuk kebutuhan rumah tangga. 
10. Question
Saya freelancer bidang seni yg terdampak tanpa penghasilan karena di-cancel-nya semua event yg akan jadi sumber penghasilan saya. Bersyukur penghasilan utama dari suami masih tetap ada dan rutin setiap bulannya. 
Sudah 2 tahun lebih saya menjalani independent business preloved product di market place berbasis aplikasi khusus preloved. Lumayan bisa tambal-tambal penghasilan saya yg terhenti selama pandemi covid-19 ini.
Yg mau saya tanyakan:
1. Apakah menurut Pak Bareyn cara saya berjualan preloved product selama di rumah sudah tepat untuk menambal penghasilan pribadi saya?
2. Dana darurat saya pribadi dari menyisihkan penghasilan freelance hanya ada Deposito Berjangka USD dan Rupiah yg berjangka waktu 12 bulan apakah sudah dikatakan tepat untuk situasi saat ini?
Answer
Apa yang sudah dilakukan oleh Bunda Lita merupakan sebuah hal yang sangat baik, mengingat barang preloved akan selalu ada marketnya. Selalu ada orang ada yang akan menjual barangnya dan selalu ada orang yang mencari barang preloved. Apalagi, bila ternyata penghasilannya sudah bisa menambal penghasilan pribadi. Bunda, deposito berjangka adalah salah satu produk yang bisa digunakan untuk menyimpan dana darurat. Untuk mengetahui tepat atau tidaknya mari kita kembali kepada rumus kebutuhan dana darurat. Lihat kembali apakah jumah dana darurat yang dimiliki Bunda Lita sudah cukup?
Selain itu, akan lebih baik untuk Bunda Lita bila tidak menyimpan dana darurat seluruhnya dalam deposito berjangka, tetapi sebagian bisa disimpan dalam tabungan di rekening terpisah dari rekening harian supaya Bunda bisa mengaksesnya secara cepat bila dibutuhkan.
11. Question
Semua jenis usaha pasti berdampak karena Pandemi Covid-19..
Yg mau saya tanyakan bagaimana cara kita untuk mematangkan fikiran demi berlangsung nya bisnis sedang di jalankan even cuma catering rumahan.. 
Bolehkah dana tabungan kita korbankan demi menutupi modal yang sudah menipis?
Answer
Saya baru saja mendapat sebuah hasil studi dimana saat ini bisnis yang paling terdampak adalah hotel, penerbangan, dan sektor pariwisata lainnya. Sedangkan yang berkembang adalah bisnis digital, seperti streaming online, kursus online, dan hal lainnya yang berhubungan dengan dunia digital. Pendidikan, kesehatan, dan makanan adalah hal yang akan bertahan di tengah pandemi ini. 
So, berbesar hati karena saat ini orang di rumah aja dan mungkin beberapa sudah bosan dengan makanan di rumah. Bunda bisa variasikan makanannya dengan yang biasa dimasak di rumah, itu akan memberikan nilai tambah sendiri. Bila ini adalah bisnis utama Bunda dan Bunda tidak punya sumber penghasilan lain, lalu Bunda mau menambahkan modal, usahakan jangan seluruhnya dikuras, tapi gunakan setengah-setengah dulu. 
Kalau kata pepatah ekonomi, “coba celupkan satu kakimu dulu agar kau tak langsung tenggelam” 😀
12. Question
Kami pernah membaca tentang adanya kemungkinan bank-bank di indonesia mengalami gagal bayar karena kondisi ekonomi saat ini. Bagaimana kami melihat apakah bank yang kami gunakan aman dari hal demikian? Apakah perlu untuk memindahkan tabungan ke bank lain?
Answer
Bila ingin lihat apakah Bank yang saat ini dipilih cukup aman atau ternyata tidak, terutama dalam situasi krisis seperti saat ini yang bisa kita lihat adalah
1. Apakah bank dijamin LPS? 
2. Bagaimana rekam jejak masa lalu?
3. Sejak kapan bank tersebut berdiri?
4. Berapa dana kelolaan yang dimiliki oleh Bank?

Live Question

Saat kulwap berlangsung, juga diberikan kesempatan para audience bertanya langsung. Nah, berikut pertanyaannya. 
1. Question
Dalam kondisi sekarang rupiah sedang tidak stabil, dan saya baca dari beberapa sumber bahwa “cash is king”. Sebagai dana darurat apa baiknya kita membeli valas? berhubung USD sekarang lgi turun ke 15rb, dibanding-kan saat awal corona di indonesia yg sempet mencapai 17rb. Apakah cukup wise untuk baru akan membeli valas, atau sebaiknya kita membeli instrumen lain?
Answer
Sampai dengan saat ini, USD masih merupakan mata uang yang memberikan rasa aman dan nyaman kepada para investor. Tidak hanya di Indonesia, tetapi juga masih tetap diakui di mata dunia. Selama belum ada tanda-tanda ekonomi membaik di Indonesia, maka USD akan tetap mahal karena dicari oleh banyak investor asing untuk “menarik” dana-nya dari Indonesia untuk ditempatkan di negara lain
Bila kemudian pertanyaannya adalah cukup bijak atau tidak untuk membeli valas, untuk apa dulu? 
Apakah untuk dana darurat?
Bila untuk dana darurat, kita lihat beberapa case yang terjadi pada saat valas menyentuh harga 17ribu kemarin. Tidak banyak money changer yang mau membeli USD di harga tinggi tersebut. Lalu b
ila sedikit pihak yang mau membeli USD,  bagaimana kita bisa memanfaatkan USD tersebut terutama sebagai dana darurat misalnya? Sehingga, akan lebih baik bila kita menyimpan dana darurat tidak semuanya dalam bentuk mata uang asing, seimbangkan juga dalam bentuk rupiahnya, atau bisa cari save heaven yaitu emas
2. Question
Di keluarga kecil kami yg mencari nafkah adalah full suami. Setiap gajian, suami selalu mengambil uang sekira 3jt; 1,7jt untuk kebutuhan rumah tangga, dan sisanya dibawa suami untuk uang harian (jajan, bensin) karena masih bekerja. Dan sisa uang gaji untuk kredit perumahan dan masuk di atm sbg tabungan.
1. Apakah cara ini efektif, mengingat saya dan suami tipe yg seneng jajan, jadi harus benar2 ditekan agar punya tabungan?
2. Untuk asuransi kesehatan, kami dpt jaminan dr perusahaan suami, jd gak begitu worry untuk dana darurat perihal kesehatan. Nah bagaimana dg asuransi pendidikan anak, apakah ini di bagian sendiri, ato masuk dlm mengurangi dana darurat?
3. Untuk investasi, guna mengantisipasi terjadi hal2 tak terduga spt pandemi saat ini, menurut mas bareyn, manakah yg lebih baik, emas murni atau tanah? 🤭
Answer
1. Apa yang dilakukan oleh Bunda dan suami merupakan sebuah hal yang sangat baik. Salah satu trik menekan pengeluaran hiburan (jajan) adalah dengan dengan menyiapkan budget khusus dan tidak dengan menghapus. Akan lebih baik bila uang untuk tabungan dan kredit rumah sudah dipotong di awal dan yang digunakan adalah budget sisa dan kayanya ini juga udah dilakukan bagus sekali Bunda dan suami! 👏🏻
2. Asuransi kesehatan tidak perlu lagi dibeli karena sudah dikasih kantor, dan asuransi pendidikan tidak perlu dibeli. Lebih baik investasi khusus dana pendidikan yang terpisah dari asuransi. Secara sederhana, Asuransi pendidikan tidak memberikan imbal hasil yang cukup bagus untuk mencapai dana pendidikan anaknya kelak. Pos untuk asuransi dan dana darurat dibedakan ya. Penuhi dulu dana darurat kemudian lanjut ke asuransi, atau bisa juga dijalankan bersamaan. 
3. Emas murni atau tanah itu tidak apple to apple sebenarnya 😄 Tapi kalau pertanyaannya dari 2 produk itu. Emas cukup bagus untuk menahan nilai dana, mudah dicairkan kalau butuh dana, bisa digunakan untuk investasi jangka pendek. Investasi Emas juga sekarang bisa dimulai dengan nilai yang cukup terjangkah yaitu Rp10ribu saja. Jadi meski gak ada uang tetep bisa investasi. Sedangkan tanah cukup bagus untuk mengembangkan dana, karena nilainya juga terus naik, tapi kesulitannya susah dicairkan kalau ada kebutuhan mendesak. Selain itu harganya mahal, ya tapi siapa tau di masa pandemi saat ini ada yang mau diskon harga tanah.
Siapin aja ya uangnya 😀👍🏻
3. Question
Saya pasangan muda baru menikah, seorang entrepreneur, memiliki penghasilan sendiri (yang tak menentu jumlah pendapatan tiap bln) dan juga uang bulanan dari suami.
Masih susah banget pisahin uang hasil bisnis dan uang dari suami untuk pengeluaran dan menabung.
Kadang asal ambil aja dan jd lupa yang saya tabung ini uang dr hasil yg mana.
Untuk case seperti saya ini, gimana ya baik nya? Agar penghasilan sendiri “terlihat” tidak tenggelam dengan uang bulanan dari suami.
Answer
Yang perlu dilakukan sebenarnya cukup sederhana, membuat rekening lain yang dikhususkan untuk bisnis. Pastikan rekening dari bank yang bisa memberikan fasilitas mbanking modern untuk menunjang aktivitas bisnisnya ya. Setelah memisahkan antara rekening bisnis dan uang pribadi. Ingat untuk ambil uang dengan peruntukannya. Untuk bisnis ambil dari bisnis dan untuk pribadi ambil dari rekening pribadi. 
Pastikan juga untuk gajian dari bisnis yang dijalani, kemudian gajinya ini masukkan ke dalam ongkos produksi. Dengan cara ini Bunda jadi tau mana modal, dan mana keuntungan, apakah sudah BEP ataukah belum. 
O ya, gajinya ini transferkan dari rekening bisnis ke rekening pribadi ya. Ingat: buat 2 rekening, 1 untuk bisnis, 1 untuk pribadi. 
4. Question
Bagaimana menyiasati kebijakan kartu kredit yang memberikan kelonggaran untuk nasabah. Misalnya tagihan dibayar full atau, selama masa yang belum tentu ini, minimum payment dulu, sisanya ditabung untuk jaga2.
Answer
Nah menarik nih, bila lembaga pemberi pinjaman dana ada kebijakan khusus dan menawarkan keringanan cicilan di masa pandemi ini, dengan tanpa adanya tambahan bunga atau biaya, maka segera ambil Bun!
Tapi ingat, pastikan tidak ada bunga tambahan atau biaya tambahan di belakang ya.
Pastikan kembali dengan cara menelepon mereka dan minta dikirimkan syarat serta ketentuannya
Namun, bila tidak ada keringanan dan mau bayar minimum payment, kita harus lihat berapa besar tagihan dan bunga-nya, kalau tagihan besar dan kita bayar minimum payment, maka akan menghasilkan bunga lebih besar nantinya
Tapi kalau tagihan kecil, tambahan bunganya juga kan kecil, bisa jadi pilihan untuk bayar minimum payment dan uangnya sebagian disimpan dulu untuk jaga-jaga
Tinggal dihitung lagi aja, berat gak bayar bunga nya nanti?
5. Question
Saya sulis usia 50 tahun . Bagaimana caranya kita untuk memakai dana 200.000 perhari. 
Answer
Jujur, ada beberapa kesulitan untuk menjawab pertanyaan ini,  karena beberapa alasan:
1. Saya tidak tahu lokasi Bunda Sulis dimana
2. Saya tidak tahu kondisi Bunda Sulis seperti apa
3. Saya tidak tahu latar belakang pendidikan dan pekerjaan Bunda Sulis seperti apa
Tapi akan saya coba jawab ya Bunda.
Untuk Rp200,000,- per hari, saya rasa untuk hidup nyaman di Indonesia sangatlah cukup
Secara sederhana pembagiannya bisa dengan:
Bila tidak punya kendaraan, ongkos PP saja mungkin Rp40ribu
Bila punya kendaraan bensin dan parkir sudah tercover sejumlah ini
Makan Siang bila masih ngantor Rp50ribu, bila masak sendiri jauh lebih murah
Sore masih bisa ngopi di cafe dengan budget Rp50ribu. Rp60 ribu bisa digunakan untuk membeli bahan makanan sarapan di rumah. Namun, pemakaian dana ini lagi-lagi dikembalikan kepada kebutuhan kita.
Berapapun dana yang kita punya akan selalu cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup, tetapi tidak akan pernah mencukupi untuk memenuhi gaya hidup😀🙏🏻

Kesimpulan dari Mas Reyn

Bila kita melihat apa yang sudah terjadi di Wuhan, China, kondisi seperti ini akan berlangsung selama berbulan-bulan lamanya.  Bahkan beberapa ekonom dunia memperkirakan situasi ini akan berdampak kepada ekonomi sampai dengan akhir tahun 2020. Bukannya menakuti, data kementrian ketenagakerjaan menunjukkan bahwa saat ini sudah 1,5juta orang dirumahkan karena perusahannya terdampak virus ini.
Karenanya, kita perlu mempersiapkan diri dengan mengelola keuangan kita sebaik-baiknya, 
Memiliki dana darurat yang cukup untuk menghadapi risiko-risiko yang ada. Risiko berkurangnya penghasilan, atau risiko kehilangan pekerjaan yang membuat tidak mendapatkan penghasilan.
Secara ringkas, kita perlu melakukan beberapa hal untuk menghadapi situasi ini :

1. Merencanakan ulang dan menghitung ulang anggaran bulanan
2. Berhemat dan disiplin dengan rencana yang sudah dibuat
3. Kurangi belanja untuk hal-hal yang tidak perlu, kurangi scroll di ecommerce dan online shop
4. Jangan menambah utang baru
5. Siapkan Dana Darurat
Semoga kita bisa bertahan menghadapi situasi ini.
Semoga prediksi ekonom dunia salah, dan kondisi segera kembali seperti semula.

Remember :

Berapapun dana yang kita punya akan selalu cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup, tetapi tidak akan pernah mencukupi untuk memenuhi gaya hidup

Kesimpulan dari saya

Menjawab pertanyaan yang ada di judul, intinya sih selama pandemic ini, walaupun baru berlangsung sebulan, saya merasakan keuangan saya balance sih. Jadi misalnya di satu sisi boros, di sisi lain hemat. Yang boros misalnya belanja bulanan dan mingguan. Yang tadinya budget untuk belanja untuk bulanan, sekarang saya jadi alokasikan buat belanja harian deh. Sehari saya belanja ke tukang sayur 30ribuan. Itu sudah termasuk protein, lemak, sayur dan buah untuk berempat di rumah.

Lain hal soal belanja ke minimarket atau supermarket, jadi makin sering deh, karena saya jadi rajin ke dapur dan memasak. Sehari aja saya masak minimal bisa 2x. Belum lagi saya harus menyiapkan cemilan anak dan saya di rumah. Cemilannya sih simple, roti aja. Tapi kan tetep aja sih yang namanya budget tetap harus ada 😁

Lalu sisi penghematannya dimana? Bensin, transportasi, makan atau jajan diluar. Budget konsumtif beli baju juga gak, paling cuma kebutuhan Rissa aja, karena memang kebutuhan, bukan untuk fashion atau lifestyle.

Untuk yang lain-lainnya sama aja seperti SPP sekolah.

Jadi menurut saya balance sih pengeluaran selama WFH ini.

Kalau kalian gimana?

Itu yang saya dapatkan insight dari ikutan kulwap bersama Haibunda dan BNI kemarin. Jujur aja seru banget, saya dapat masukkan lagi. Yah hitung-hitung nambah knowledge lagi di masa pandemic ini, jadi stay at home berfaedah bukan? 😊

Kalau kalian ada oertanyaan atau insight atau komen dari membaca artikel saya, boleh lho drop your comment di bawah. Saya tunggu ya.

Semoga artikel saya bisa bermanfaat.

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *