Lalu saya mulai berdiskusi dengan suami, dan kami mengambil kesimpulan agar Narend bisa mendapatkan banyak pengalaman dan bisa mengarang dengan baik, kami akan mengajak dia untuk naik bus, alasannya karena dengan naik bus, dia akan mengalami yang namanya physical experience, antrian tiket bus, naik bus, duduk di bus, berhenti di pom bensin, sampai menurunkan koper. Sangat berbeda dengan naik mobil sendiri yang dari rumah buka pintu, duduk manis di mobil, lalu sampai di tempat wisata. Kami plannya berangkat pagi hari sabtu depan, 29 Februari (baca: tahun kabisat), destinasinya adalah kebun binatang bandung. Tentunya ada beberapa persiapan yang harus kami lakukan selain peralatan wajib (baju ganti dan mainan), seperti : buku catatan perjalanan dan alat tulis yang berguna agar Narend bisa menulis on the spot pengalaman yang di alaminya, dan yang terpenting adalah tiket bus.
Untuk bus yang saya pilih adalah bus pariwisata Kramat Jati, alasannya simple, karena sejak SD sampai sekarang, saya selalu naik bus Kramat Jati. Nah karena saya tipe yang selalu beli apa-apa online, jadi saya pesan tiket kramat djati online di traveloka. Sekilas tentang bus Kramat Jati ini, setelah Googling, ternyata PO Kramat Jati didirikan oleh Arief Budiman pada tahun 1968 yang saat ini sudah melayani 70 rute bus di berbagai wilayah Sumatra, Jawa dan Bali. Oiya, tadinya kami berfikir untuk meninggalkan Rissa di rumah karena lumayan repot membawa bayi naik bus, namun setelah berdiskusi, kami memutuskan untuk memesan 4 tiket, jadi Rissa tetap di ajak, karena sekarang dia sudah bisa duduk dan berdiri. Kami memesan tiket PP sekaligus agar ada kepastian pulang pergi dengan bus Kramat Jati, untuk harganya juga cukup murah kok 1 kursi hanya 70rb, dikali 4 menjadi 280rb dan kalau PP menjadi 560rb, cukup worth it.
Nah setelah mendapatkan tiket di traveloka, berikutnya adalah menyiapkan barang-barang keperluan Rissa. Karena ini naik bus pastinya butuh persiapan yang cukup matang karena tidak bisa asal bawa barang lalu di taruh di mobil pribadi, dari diskusi kami memutuskan untuk membawa 1 bag pack dan 1 koper, dimana untuk jalan-jalan membawa bag pack lalu untuk koper ditinggal di hotel. Tadinya kami plan untuk membawa stroller namun karena makin repot, kami putuskan hanya membawa gendongan bayi nuby.
Baca : 5 Syarat Yang Harus Diperhatikan Saat Ingin Travelling Bersama Bayi
Untuk barang-barang bayi yang akan di bawa lebih detail akan saya jelaskan di artikel terpisah, sekarang saya akan membahas barang-barang yang wajib di bawa oleh Narend (baca: anak berumur 6-7 tahun), seperti :
1. Buku dan alat tulis
Karena saya mau mengajarkan Narend untuk menuliskan kisahnya selama perjalanakan, jadi buku tulis bergaris wajib untuk dibawa. Sebisa mungkin buku tulisnya dipilih oleh anak ya, jangan kita yang memilih, karena anak suka dengan cover buku tulis jadi jangan di sampul.
2. Botol minum
Jangan biasakan anak minum dari botol minum kita, karena dengan membawa botol minum sendiri, dia akan minum sendiri tanpa kita suruh, jadi biarkan dia memilih botol minum yang sesuai dengan kesukaannya agar dia suka minum.
3. Tas ransel anak
Dulu saya selalu menaruh mainan anak di dalam tas saya, alasannya agar tidak bercecer, namun malah membuat dia tidak bertanggung jawab, namun setelah saya mewajibkan kemana-mana selalu membawa tas, sekarang seluruh mainan dan botol minum masuk kedalam tas.
Mudah-mudahan plan kami minggu depan untuk jalan-jalan ke kebun binatang Bandung bisa berjalan lancar, nanti akan saya update kembali bagaimana pengalaman kami 😊 Kalau kamu bagaimana? Kalau ada tips dan pengalaman jalan-jalan bersama anak, share di kolom komentas di bawah ya.
Baca : 5 Hal Penting Yang Wajib Kamu Ketahui Untuk Memperkuat Bonding Bersama Anak
Selamat jalan-jalan, Narend. Semoga bersenang-senang dna bisa cerita banyak, ya.
Anak-anak saya waktu seusia Narend belum pernah naik bis umum sama sekali. Selalu naik kendaraan pribadi. Tetapi, sepanjang perjalanan memang ada aja yang diobrolin. Misalnya, perjalanannya macet atau enggak, sepanjang jalan apa aja yang paling seneng dilihat, dll. Nanti aya ceritanya seperti itu.
Ini mengarangnya dengan tulisan, ya? Anak saya yang pertama dulu gak seneng banget menulis. Sampai SD kelas berapa gitu setiap kali disuruh membuat karangan pakai tulisan, bisa 5 kalimat aja udah bagus hehehe. Tetapi, kalau disuruh cerita ke depan kelas, bisa disuruh brenti ma gurunya karena kalau gak begitu ngoceh terus.
Untungnya ya guru-gurunya pada ngerti kalau Keke memang lebih suka mengarang dengan bicara daripada menulis. Saat SMP, ketrampilan bicaranya ini bikin dia sering dijadikan MC sama sekolah.
Asiknyaaa ngetrip naik bus sekeluargaaaa
Aku juga demen order tiket di Traveloka Mba
Gampiiill banget!
Wah menstimulasi anak mau bercerita dengan ngajak anak jalan-jalan dan itu sesuatu yang menyenangkan bagi anak, jadi bikin anak lebih mudah ya mba berceritanya nanti karena berdasarkan pengalamannya dan kesan menyenangkan untuk anak. Aku pun kalau ada kesempatan keluar rumah seperti ke pasar, naik KRL, bis suka ngajak anak. Aku ingin dia bisa belajar banyak dal dan melihat apa saja. Lalu ajak dia bercerita ngobrol dari apa yang ia alami diperjalanannya
Tiga barang itu emang penting banget mba. Termasuk bawa air minum biar nggak jajan minum juga. Hehhe. Slamat jalan jalan NArend 🙂
Wah Narend mau piknik ke Bandung, have fun Narend, semoga karangannya lekas selesai ya, Kak Nai juga belajar mengarang dari menceritakan perjalanan liburan..
Aku juga mau sesekali nyoba ngajak ponakan buat naik bus. Tapi maunya yang nyaman, bukan bus yang biasa. Tujuannya sih biar dia gak trauma naik kendaraan umum. Jadi tetep HEPI selama perjalanan
Wahhh..gara2 mengarang, jadi naik bus deh. Asyik ya, Narend? Mungkin Narend seperti anakku yg cowok Lin. Susah mengungkapkan dalam tulisan. Padahal di kepalanya sebenernya ada yg mau dia ceritakan
Semoga dg semakin banyak pengalaman, Narend bisa lancar untuk menceritakan apa yg telah dilaluinya. Pastinya seru juga ya, jalan-jalan naik bus.
Sekarang pesen tiket bus juga bisa online, makin praktis aja.
Wah, anakku yang nomor 3 juga suka banget naik bus. Dulu waktu belom nyoba, dia penasaran banget kayak gimana rasanya. Pas abis nyoba, dia cerita dengan detail banget tentang pengalamannya itu. Semoga Narend juga gitu ya nanti dia bisa cerita tentang pengalamannya naik bus.
Wah asik Narend ke Bandung, jalan – jalan. Pastinya seru banget ya jalan – jalan naik bus.
Jadi, gimana pelajaran atau hasil dari ide mengarangnya Narend Mbak Olin? Saya selalu antusias dengan cerita polos yang ditulis anak-anak.
Semoga agenda utk jalan2 bareng Narend ke Kebun Binatang Bandung bisa lancar, Narend juga nyaman selama di perjalanan dg mengendarai Bis, pun bisa menceritakan pengalamannya tsb dg baik.
Pesan tiket bis online bisa dari Traveloka lebih mudah ya mbak
Waaah naren ada belajar mengarangnyaaaa
Kalau raffi bercerita kalau di sekolah. Cuma di rumah dia bikin buku sendiri diary gt mbak. Lumayan ngebantu juga. Coba deh mba
Wah Narend pastinya senang sekali bisa jalan-jalan naik bus, bisa dijadikan pengalaman yang membuat Narend banyak belajar. Selain itu bisa seperti berpetualang ya..
Serunya Narend jalan-jalan. Anakku sekarang jarang naik bis. Kecuali transJogja. Padahal seru ya kalo naik bis
Eh, anak kita namanya sama ya, Narend. Umurnya juga sepantaran nih kayaknya sama2 di kelas B.
Semoga habis jalan-jalan Narend jadi makin punya banyak cerita yang akan dituliskan ya. Memang benar saran dari guru tuh, anak akan makin kaya pengalaman jika diajak jalan-jalan seperti ini.
Wah baru tau kalau ada pelajaran mengarang kelas TK. Soalnya anak-anakku kalau pelajaran mengarang baru ada pas SD.
Sering-sering tugasnya ya Narend, jadi mami bisa nyobain banyak moda transportasi ya. Zaman sekarang semua bisa dipesan via online ya kak. Memudahkan.
Memang pengalaman jalan-jalan akan memudahkan anak untuk membuat cerita ya…ditunggu ya Narend hasil karangannya…
Iya betul, dengan jalan2 anak2 jadi kaya pengalaman.
Ada mba, kurang tau kalo dulu belum ada. sekarang mengarang jadi pelajaran wajib setiap hari.
Iya setiap transportasi membawa cerita tersendiri bagi anak 🙂
Wahhh samaaan ya mba? :)) baru kali ini ketemu orang yang nama anaknya samaan 🙂
Usianya juga 6 tahun? Kalo iya, sepantaran nih 🙂
Hihii okaay, siaap tantee..
Iyesss betul, jadi memudahkan para mamak2 :))
Wah bagus nih idenya, aku contek ahh… bikin diary
nanti pas 17 tahun langsung bikin blog deh ya 😀
saya sama anak-anak sih seru aja naik bus mbak, cuma suami nih yang kurang cocok. pernah mabuk gitu deh. duh serunya yang mau jalan-jalan nai bus ke bandung.
Udah maret, gimana jalan-jalannya Narend? Asik? Lebih asik mana jalan-jalan pake mobil atau bis? Adek Rissa rewel ndak? Narend mau nulis?