Ya ampuun, gak terasa ya, pandemi udah berulang tahun aja ya per tanggal 2 Maret 2021 kemarin. Saya hampir gak nyadar, saya pikir Indonesia terkena wabah atau pandemi itu di bulan April, gak taunya per tanggal 2 Maret kemarin ya.
Flashback sebelum pandemi, tahun 2019 dan sebelum-sebelumnya bisa dibilang tahun berjaya-berjayanya buat blogger atau teman-teman media, karena blogger bisa mendapatkan income dari liputan datang ke acara atau berbagai event, posting di social media, lalu invoice dan fee datang setelah pekerjaan semua selesai. Enak banget deh itu, terkadang ada juga yang blogger 1 hari bisa datang ke berbagai event, bisa 2-3x event. Sudah pasti, yang seperti itu, ilmu dapat, cuanpun dapat. Tapi terlepas pandemi, sejak punya anak 2, saya juga sudah jarang keluar untuk acara blogger lagi sih, yang paling sering adalah saya membuat review produk dari rumah.
Baca Juga : Begini Caraku Menjaga Psikologis Saya dan Keluarga di Tengah Pandemi Corona Virus
Kehidupan Blogger Sebelum Pandemi
Pandemi datang otomatis semua aspek kehidupan dan kebiasaan orang-orang menjadi berubah. Yang punya booth, atau resto jualan makanan di toko offline, mau tidak mau harus berubah mengikuti keadaan alias menerima penjualan online. Gak hanya berjualan, bekerja dan sekolahpun semuanya jadi serba online, pertemuan juga online (yang tadinya gak paham menggunakan aplikasi confrence call, sekarang jadi hampir setiap acara menggunakan aplikasi itu). Yang tidak kuat bertahan akan kolaps. Jadi semacam seperti seleksi alam ya.
Dan hal ini sangat berimpact kepada kehidupan seorang blogger. Sejak Maret 2020 sampai dengan Februari 2021 tidak ada event offline (gathering atau acara blogger tatap muka) sama sekali. Semua dilakukan serba online. Saya baru terima undangan gathering baru di akhir-akhir tahun 2020, selebihnya untuk tatap muka dilakukan confrence by aplikasi zoom, Microsoft Teams, Google Hangout, dsb.
Cara Mendapatkan Uang Selama Pandemi
Jujur aja, saya udah kangen banget datang ke event-event offline lagi, sebelum pandemi aja saya sudah off untuk kegiatan blogger, karena saya sudah memiliki 2 anak di rumah, jadi agak susah untuk keluar rumahnya. Ditambah lagi pandemi sudah setahun lebih dan akan berlangsung lama, pandemi bisa berakhir sekitar 3-5 tahun lagi. So, sekarang saya lebih banyak menerima produk untuk direview, ikutan webinar, dsb.
Ibaratnya, pandemi ini semacam love and hate relationship buat saya sih. Karena ada sukanya, ada dukanya juga. Bersyukur kehidupan blogger itu relate banget dengan dunia online, jadi selama pandemi blogger masih bisa mendapatkan penghasilan melalui acara-acara seperti webinar-webinar, menjadi buzzer, lebih sering dapat produk dikirim ke rumah lalu direview di blog, penawaran dikirim by email, negoisasi lalu review, buat video diposting di social media seperti twitter, facebook, Instagram atau sekarang yang lagi booming banget adalah tiktok.
Karena faktor orang lebih banyak di rumah aja, jadi semua brand juga memutar otak, bagaimana cashflow bisa tetap berjalan, menyesuaikan keadaan. Positifnya si brand bisa dengan mudah mendapatkan awareness dengan cost yang sangat kecil, lalu si blogger atau influencernya juga costnya sangat minim (karena dikerjakan di rumah), gak perlu keluar rumah, bisa dikerjakan online semua di rumah (foto, membuat konten, dsb). Jadi positifnya waktu kita semua jadi lebih efisien, waktu yang kita miliki juga bisa kita curahkan untuk keluarga.
Tapi ya negatifnya, penghasilannya tidak sebesar waktu sebelum pandemi pastinya. Terkadang sebulan saya pernah gak ada kerjaan sama sekali. Tapi ya mau gimana lagi?
Selain itu waktu pekerjaan terkadang jadi tidak teratur, karena banyaknya pekerjaan dikerjakan di rumah, jadi bekerjanya ya senyamannya aja. Makanya penting banget time management untuk yang bekerja di rumah.
Pentingnya Eksistensi Komunitas Bagi Seorang Blogger
Saya merasakan di masa pandemi ini hadirnya sebuah komunitas itu penting banget untuk keberlangsungan hidup seorang blogger. Karena jujur aja selama pandemi pekerjaan saya banyak terbantu (terlepas dari networking sesama blogger atau brand yang menghubungi blogger langsung ya). Penawaran demi penawaran yang saya dapatkan lebih banyak dari komunitas. Makanya selama pandemi ini saya lebih banyak aktif di beberapa komunitas (selain komunitas blogger ya). Ada beberapa komunitas yang saya ikuti, mungkin kalau dihitung bisa lebih dari 20 komunitas 🙂
Sibuk? Pasti. Tapi alhamdulillah saya mendapatkan info penawaran pekerjaan lebih banyak dari komunitas di masa pandemi ini.
Tentang Bloggercrony Community
Nah, salah satu komunitas yang saya ikut aktif di dalamnya adalah komunitas Bloggercrony (BCC). BCC adalah komunitas blogger Indonesia yang berdiri sejak tanggal 24 Februari 2015 yang berbasis di Jakarta.
Tujuan dibentuknya BCC adalah untuk mewadahi dan memfasilitasi teman-teman blogger untuk mengembangkan kualitas dirinya, membangun networking dan berkegiatan khusus untuk blogger supaya bisa menorehkan tulisan yang informatif, bermanfaat dan inspiratif
Visi dari BCC adalah untuk meningkatkan kualitas diri dan profesinya untuk bertumbuh dengan jejaring positif dan bermanfaat untuk diri dan lingkungannya.
Serta misi dari BCC adalah menjadi fasilitas untuk blogger untuk menghasilkan konten yang berkualitas, dan bisa memberikan manfaat.
Tentang Bloggerday
Bloggerday di tahun 2021 ini sudah mencapai tahun ke -6. Bloggerday 1-4 diadakan secara offline, sedangkan untuk bloggerday ke-5 – 6 online. Sayapun pernah mengikuti acara bloggerday ke-3 tahun 2018 lalu. Dan baru tahun ini saya mengikuti acara bloggerday secara online. Tahun lalu saya gak sempat ikutan.
Baca Juga : Serunya Ikutan Bloggerday 2018 di Hotel Ashley Jakarta
Tentang Bloggerday ke-6 2021
Bisa dibilang ini tahun pertama saya ikutan acara bloggerday BCC secara online. Sama juga acaranya full day (seharian), dari pagi sampai dengan sore.
Acara dibuka dengan pembukaan dari founder dari BCC yaitu Mas Satto Raji yang dipandu oleh Host mba Gita Siwi.
Virtual Family Trip
Untuk sesi pertama bloggerday dibuka dengan Virtual Family Trip oleh Kang Idfi Pancani. Kang Idfi, biasa dipanggil demikian, ia adalah seorang professional freelancer sebagai MC, lisenced tour guide selama 10 tahun, wow! Kalau member BCC dan sering ikutan beberapa acara, pasti kenal banget deh sama Kang Idfi ini, karena memang beliau host dan sangat piawai banget membawakan acara apalagi acara tour and travelling. Sayapun pernah juga ikutan jalan-jalan virtual bersama Kang Idfi. Suasana jadi tidak membosankan 🙂
Dan kali ini bersama BCC, tujuan destinasinya adalah jalan-jalan mengelilingi USA).
Sayapun menikmati virtual trip ini tidak sendirian, tapi saya menikmatinya bersama keluarga. Walaupun judulnya jalan-jalan cuma secara virtual, tapi tetap seru, karena memang acara yang dibawakan oleh Kang Idfi tidak pernah membosankan! Apalagi bagian sesi menjelajahi aquarium, naik niagara, ke air terjun, benar-benar seperti real! 🙂 Narendpun sampai ketagihan mau ikutan lagi katanya 🙂
Wah, bakalan jadi peserta pertama nih kalau BCCn ngadain virtual trip lagi 🙂
Bloggerhangout Senjakala Content Creator
Setelah sesi istirahat dan makan siang, sesi siang dimulai tepat pukul 1.15. Sayapun juga bergegas makan siang, sholat, istirahat sebentar, dsb. (Enaknya kalau acara virtual, saat istirahat atau jam makan siang, kita bisa langsung rebahan sebentar atau sambil jaga anak, kalau di acara offline kan tidak bisa :))
Nara sumbernya bloggerhangout sesi siang ini ada 2, yaitu Kang Maman Suherman dan mas Shafiq Pontoh, dengan di mpderator mba Helen Simarmata.
Temanya adalah tentang Senjakala Content Creator.
Bahas apa aja sih?
Dari sudut pandang Kang Maman, content creator itu adalah salah satu pilar yang ikut mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh karena itu seorang content creator harus bisa berkolaborasi, karena kalau jaman sekarang kita mengerjakan semuanya sendiri itu agak sulit untuk bisa maju. Dan harus bisa pertajam critical thinking kita dengan perbanyak membaca dan harus berani bertanya.
Dari sudut pandang mas Shafiq Pontoh, seorang content creator itu harus bisa survive.
Ada 5 survival hacks yang dibagikan oleh mas Shafiq :
- Perkuat networking
- Pelajari algoritma social media
- 5W + 1H
Tentang Perkuat Networking
Pesan yang sama seperti Kang Maman, jaman sekarang sudah jamannya networking dan kolaborasi ya.
Algoritma Social Media
Kalau kita mau social media kita growth (bertumbuh dan berkembang), kita harus bisa menyesuaikan dengan keadaan. Caranya bagaimana? Pelajari social media yang kita miliki. Misalnya saja Instagram. Nah, kita pelajari baik-baik bagaimanakah algoritma Instagram itu. Cari di google (how to instagram algoritm in 2021), atau hal lainnya. Banyak sekali insight yang akan kita dapatkan di google.
5W + 1H
Ini bisa dimulai dari mana saja dan kapan saja.
Dimulai dari?
(ini adalah berdasarkan urutan yang harus dilakukan)
Why?
Kenapa kita mau melakukan itu?
Who?
Siapa yang melakukan itu? Saya? atau tim? Lalu lakukan short analysis. Siapa audiencenya? Range usia berapa? Siapa influencernya yang menjadi target market kita?
Where?
Dimana kita melakukan itu? Gak semua social media atau akun digital kita harus miliki. Yang penting kita punya audience ada disitu.
When?
Kapan kita melakukannya? Pagi? Malam?
What?
Apa saja yang kita butuhkan?
How?
Bagaimana kita melakukannya?
Bloggerhangout Tantangan Pembelajaran Jarak Jauh
Untuk sesi ini ada 2 nara sumbernya, yaitu Kania Safitri sebagai mom influencer, dan mba Ifa Hanifah sebagai Psikolog Klinis.
Tantangan PJJ dari sudut pandang Kania Safitri
Pertama, ia harus mengajarkan dan menjelaskan kepada anak-anaknya bahwa pandemi itu apa, dan bagaimana dampaknya, lalu Covid19 itu apa, dan kenapa saat ini harus belajar di rumah, bukan di sekolah seperti biasanya.
Kedua, ia harus mengajarkan kepada anak-anaknya untuk terbiasa menjaga kebersihan. Awalnya sulit lama-lama jadi terbiasa.
Ketiga, anak-anak usia TK dan SD harus terbiasa dengan aplikasi yang ada di smartphone.
Ketiga hal tersebut menjadi tantangan bagi Kania, untuk bisa mengajarkan tentang protokol kesehatan kepada anak-anaknya, mengajarkan penggunaan smartphone dan gawai (laptop) kepada anak-anaknya, dari yang harusnya diperkenalkan saat ia SMP, tapi saat ini harus ia perkenalkan sejak TK dan SD. Hal ini menjadi tidak mudah karena butuh waktu, tenaga, mengontrol emosi, karena Kania juga memiliki pekerjaan sebagai mom influencer.
Gak beda jauh deh sama tantangan yang saya hadapi saat ini 😀
Sesi berikutnya adalah pemaparan dari mba Ifa Hanifah.
Apa yang membuat anak malas belajar di rumah selama pandemi?
Mba Ifa bilang begini alasannya :
- Anak susah untuk konsentrasi atau fokus
- susah menjaga mood anak
- anak mudah bosan
- anak sulit paham materi pelajaran
- anak lebih suka main daripada mengerjakan tugas
- sulit membagi waktu antara bekerja dan mendampingi anak belajar
- suasana di rumah kurang mendukung mood anak untuk belajar
- Anak sulit menerima penjelasan orangtua
Waaaa kenapa yang mba Ifa bilang itu semua bener yaaaa? 🙁 AKu ngerasain bangettt!
Sedangkan dari sisi pandang anak seperti ini :
Tidak semua guru punya waktu leluasa untuk mengajar secara online di rumah. Mereka juga punya keluarga yang harus diperhatikan di rumah. Ini bukti nyata guru anak saya si Narend, bilang sendiri, betapa repotnya ia selama PJJ ini, dia harus menjadi guru di sekolah bagi murid-muridnya, dan ia juga harus menjadi guru bagi anak-anaknya di rumah.
Dan juga tidak semua guru tinggal di rumah yang nyaman dan dapat dengan mudahnya mereka tunjukkan melalui konferensi video saat mengajar ataupun rapat dengan guru lainnya.
Tidak semua guru juga punya penghasilan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya bahkan wajib bekerja ekstra keras tanpa tambahan tunjangan.
Kebayang ya beratnya 🙁
Tapi ada suatu hal yang semua guru miliki dalam setiap keterbatasannya, meskipun terjadi pandemi, mereka belajar menyesuaikan diri dengan membuat kelas online serta menyusun ulang strategi pembelajaran, apapun bidangnya.
Sehingga orangtua dan sekolah perlu bekerja sama. Kita harus sama-sama menerima bahwa dunia pendidikan sudah tidak berada di fase yang sama lagi. PJJ ini adalah tuntutan karena stress membagi waktu, bekerja sambil menemani belajar.
Hak Anak Selama Pandemi
- Hak Hidup
- Hak Sehat
- Hak Pendidikan
Yang terpenting anak itu harus tetap hidup dan sehat. Dengan anak hidup dan sehat, ia bisa menikmati pendidikan dengan nyaman.
Mau ketinggalan pelajaran dan kompetensinya tidak tercapai selama pandemi, gak masalah, masih bisa dikejar, kalau anak kita terus hidup dan sehat.
Apa Penyebab (Sebenarnya) Anak Sulit Belajar?
Dibagi menjadi 2 aspek yaitu kognitif dan emosi (Perilaku, Pikiran, Reaksi Fisik, dan Perasan).
Kenali Tahapan Perkembangan Anak
Selain kita belajar dari sisi emosi dan kognitif anak , kita juga perlu belajar tentang tahapan perkembangan anak.
PAUD = usia 4-5 tahun (usia masih malu atau bimbang)
SD = 7-12 tahun (masa inisiatif dan merasa bersalah)
SMP = 12-15 tahun (masa tekun dan percaya diri)
SMA = 15-18 tahun (masa mencari identitas dan juga penuh kekacauan peran)
Banyak orang yang bilang (termasuk gurunya Narend), kalau anak masuk masa SMP, itu masa ujian kita sebagai orangtua. Di masa peralihan inianak tidak suka digurui atau dinasehati. Pada dasarnya memang orang tidak ada yang suka dinasehati. Orang paling suka diinspirasi.
Nah, ini PR kita sebagai orangtua bagaimana cara menginspirasi anak.
Kalau yang saya pelajari dari beberapa teman saya, mereka lebih cenderung berperan sebagai ‘sahabat anak’, ketimbang menjadi orangtua anak. Dengan begitu anak menjadikan orangtuanya sebagai role modelnya dalam hidupnya.
3 Tipe Kepribadian
Ada 3 tipe kecerdasan melalui berbagai tahapan usia, yaitu :
- Willing (0-7 tahun)
- Feeling (7-14 tahun)
- Thinking (14 -21 tahun)
Willing
Kemampuan willing atau kemauan ini melalui sentuhan, kehidupan, gerak dan keseimbangan. Ini dialami anak usia PAUD – SD. Mau melakukan segala hal.
Feeling
Kemampuan perasa ini melalui semua panca indera kita. Dan ini dialami anak usia SMP. Fase yang dimana rasa ingin tahunya sangat besar.
Thinking
Kemampuan berpikir ini akan dialami anak usia SMA, melalui ego, akal pikiran, bahasa dan pendengaran. Itulah sebabnya anak usia SMA lebih besar EGO nya ya.
C Before C
Di akhir sesi mba Ifa mengajak para audience untuk praktek. Bagaimana perasaan kita seandainya kita menjadi anak murid yang setiap hari berkutat dengan materi pelajaran yang sebenarnya tidak ia butuhkan. Dengan pengajaran yang statis duduk di kursi saja, mendengarkan penjelasan guru, sangatlah membosankan.
Untuk itu mba Ifa mengajak para orangtua untuk bisa mengajar dengan energi positifnya, salah satunya diiringi dengan gerakan. Bukan hanya omelan semata jika anak salah, anak harus belajar di meja dan kursi, dsb. Usahakan kita memposisikan diri kita dari kacamata anak.
C Before C, yaitu Correction Before Connection. Kalau kita mau anak kita berubah sesuai dengan keinginan kita, kita harus menghubungkan perasaan dan jiwa kita dulu sebagai anak, kemudian anak 1 frekuensi, sehingga anak bisa mendengarkan apa yang kita perintahkan.
Saya Banyak Belajar Dari Pandemi
Pandemi ini semacam love but relationship buat saya, karena bisa dibilang keadaan pandemi ini yang serba online, membuat semua pihak stres baik orangtua maupun anak, kita harus belajar kreatif agar bisa survive, memaksa para orangtua untuk selalu kreatif membuat kegiatan apa saja di rumah supaya anaknya tidak bosan. Selain itu juga semua materi pembelajaran sekolah diajarkan melalui online. Gak hanya itu tapi juga semua acara gathering diadakan secara online.
Dibalik musibah ini, quality time and bonding time saya dan anak-anak jadi meningkat, saya bisa bekerja di rumah sambil menjaga anak, waktu saya di rumah juga lebih efektif, suamipun juga WFH bisa membantu pekerjaan saya di rumah, dsb. Jadi ya saya maksimalkan apa yang saya jalani saat ini selama pandemi ini.
Saya juga jadi tahu bagaimana menjadi sabar, bagaimana mengajar kepada anak dengan metode C before C, bagaimana memaksimalkan waktu sehingga lebih efektif, dsb.
Finally tiba juga di penghujung tulisan saya, gak sadar ya tulisan saya udah panjang banget ini layaknya curhat 🙂 tapi memang saya butuh menuliskan semua apa yang saya pelajari di webinar kemarin.
Banyak sekali ilmu yang saya dapatkan kemarin. Mulai dari bagaimana menjadi content creator yang baik dan bagaimana bisa survive untuk masa yang akan datang, lalu saya juga belajar bagaimana mengajar yang baik di masa pandemi ini. Yang terpenting kita bukan hanya menjadi pesuruh anak aja, tapi sebisa mungkin kita bisa menjadi 1 frekuensi dan memposisikan diri kita sebagai anak, dengan begitu anak dengan bisa mendengarkan kita. Dengan mendengarkan kita, anak juga jadi semangat belajar lagi dan mengerti belajar itu apa manfaatnya.
Finally, makasih banget ya Bloggercrony Community Network serta para pihak pendukung acara #bloggerday2021 KITATAMA EVENT @kitatama.id, virtual trip Kang Idfi Pancani, semua nara sumber bloggerhangout Maman Suherman, Shafiq Pontoh, Ifa H. Misbach, Kania Safitri, dan juga host Gita Siwi, Mba Helen Simarmata, serta para bloggerpreneur :
dengan materi yang super kece ini. Aku jadi belajar banyak nih melalui bloggerday 2021 ini menjadi keluarga jempolan yang oke. Ditunggu tahun depan dengan materi yang gak kalah kecenya ya.
Semoga tulisan saya bisa bermanfaat 🙂
Dari dulu pengen ikutan komunitas blogger tapi belom pernah kesampean. Maklum orang introvert hehe. Padahal hal positifnya banyak banget
[…] menulis ini sudah memasuki pertengahan bulan Juli 2021. Artinya sudah 1,5 tahun kita berada kondisi pandemi Covid19. Suka tidak suka semuanya berubah, baik dari pola dan gaya hidup, sampai kepada cara […]