1563195629538.jpg

Mau Tau Caranya Jualan Online ala Revolusi Industri 4.0 ?





Revolusi Industri 4.0, mungkin buat kamu yang mendengar kata-kata itu, kesannya berat banget, ada kata Revolusi yang berarti perubahan dalam masyarakat yang berlangsung secara cepat, adalagi kata Industri yang berarti mengolah bahan mentah menjadi bahan jadi. Apalagi ada angka 4.0 yang berarti sudah dilakukan 3x revolusi industri. Karena terkesan berat, banyak yang beranggapan kalau masyarakat umum tidak akan terkena impact dari Revolusi Industri 4.0.

Penutupan Matahari akibat dari Revolusi Industri 4.0 ?

Saya tidak akan menjelaskan tentang revolusi industri 1.0 sampai 3.0, silahkan di cari tahu sendiri di internet 😊 Intinya dari 1.0 ke 4.0, selalu ada perubahan besar-besaran terhadap kehidupan sosial dan budaya masyarakat. Kamu masih ingat tentang penutupan 2 gerai Matahari Department Store di pusat pembelanjaan Pasaraya (Manggarai dan Blok M) pada Oktober 2017 lalu, dimana pihak Pasaraya harus membayar biaya layanan (dalam dunia mall di sebut service charge) ruangan sebesar 16 ribu M2 sebesar Rp. 29 miliar? Well kalau kamu ingat mungkin kamu jadi salah satu orang yang ikut-ikutan membeli barang-barang diskonan Matahari yang waktu itu di diskon 25-75% 😊 Kalau kamu perhatikan biaya layanan Rp. 29 miliar bukanlah uang yang besar untuk perusahaan sekelas Matahari, namun jika jumlah tersebut di kali gerai-gerai yang tutup selain Blok M, ada Manggarai, Taman Anggrek, Pluit Village dan Pejaten Village, jadi 5 x Rp. 29 miliar, wow jadi jumlah yang fantastis sebagai beban usaha.

Buat kita para konsumen, adanya diskon adalah hal yang menyenangkan karena kita bisa mendapatkan barang-barang seperti baju, celana, tas dengan harga super miring, namun bagi karyawan Matahari, hal ini menjadi hal yang menakutkan, karena biasanya ada 2 pilhan, yang pertama dipindahkan ke cabang Matahari yang lain, yang kedua adalah dirumahkan. Dari beberapa berita di media online tahun 2017 lalu, banyak yang bilang bahwa karyawan Matahari yang gerainya di tutup, akan dipindahkan ke cabang Matahari lain. Namun secara logika, jika dipindahkan ke cabang lain, maka jumlah karyawan di cabang tersebut akan meningkat 2 bahkan 4 kali lipat, sehingga menjadi pemborosan, dan yang masuk logika saya adalah beberapa oranng pasti dirumahkan.

Salah satu cabang Matahari tutup – Doc: ekonomi.kompas.com

Penutupan Gerai Giant akibat dari Revolusi Industri 4.0 ?

Berita yang paling update di bulan Juni 2019 ini adalah informasi dari pihak manajemen Giant bahwa pertanggal 28 Juli 2019, resmi akan menutup 6 gerai Giant yaitu Giant Express Cinere Mall, Giant Express Mampang, Giant Express Pondok Timur, Giant Express Jatimakmur, Giant Mitra 10 Cibubur dan Giant Extra Wisma Asri. Yang mungkin orang-orang belum tahu, ternyata tahun 2018 berdasarkan laporan keuangan mencatat kerugian sebesar Rp. 4.13 miliar, sedangkan per-Maret 2019 ini baru mencatat kerugian sebesar Rp. 3.5 miliar dengan alasan sementara yang diinformasikan oleh pihak manajemen, sebagai langkah strategi jangka panjang agar tetap kompetitif dan memenuhi perubahan pola belanja konsumen.

Pastinya, dengan adanya penutupan ini, memaksa pihak Giant untuk memberikan diskon besar-besaran mulai 5-50% di semua gerainya bahkan diberikan tulisan besar “Kami tutup 28 Juli 2019” atau “Diskon semua harga” atau “Semua harus terjual habis”, menyebabkan selama 1 bulan terakhir, terjadi antrian mengular parah di semua gerai Giant yang akan tutup.

Salah satu gerai Giant akan tutup – Doc: cnnindonesia.com

Penyebab Matahari dan Giant tutup

Terlepas dari informasi manajemen Matahari dan Giant kenapa mereka bisa menutup cabang dan gerainya atau terlepas dari nilai kerugian yang harus mereka, dibawah adalah asumsi saya kenapa mereka bisa tutup.

1. Menurunnya jumlah konsumen

Sudah menjadi rahasia umum, jika toko tidak ada pembelinya maka penjual akan merugi, biasanya karena harga lebih mahal atau suasana belanja yang tidak nyaman atau barang belanjaan yang tidak lengkap.

2. Saingan

Jika kamu berjualan nasi goreng, lalu tetangga kamu berjualan nasi goreng yang tampilannya lebih bagus dan rasanya lebih enak, pasti pelanggan nasi goreng kamu akan pindah beli nasi goreng di tetangga kamu. Sama halnya dengan Matahari dan Giant, dimana pesaingnya buka di mall yang lebih baru dan lebih lengkap.

3. Pola kebiasaan belanja konsumen yang berubah

Dulu saat saya ingin belanja baju, saya akan datang ke Matahari, sama halnya kalau saya ingin belanja bulanan akan ke Giant. Namun sekarang hal itu sudah berubah, karena walaupun saya ingin membeli baju ataupun belanja bulanan, yang pertama akan saya pilih adalah dimana saya akan makan dan setelah makan mau pergi kemana bersama keluarga. Misalnya saya ingin makan di Aeon Mall, maka belanja baju dan belanja bulanan dilakukan di Aeon Mall, karena kelebihan Aeon Mall sebagai one stop shopping.

4. SmartphoneDulu smartphone belum ada, namun semenjak smartphone muncul dan harganya mulai terjangkau, orang-orang sudah menggunakan smartphone sebagai multitask device, seperti mendengarkan musik, membayar tagihan, pesan ojek online, belanja bulanan, pesan layanan jasa pijat, bongkar AC, pesan pengiriman barang dan masih banyak sekali.

Suka tidak suka, dengan adanya Revolusi Industri 4.0, pola pikir dan kebiasaan konsumen berubah, contohnya : Orang lain akan mudah untuk berjualan dengan adanya Social Media, sehingga hanya dengan posting di Facebook, Twitter dan Instagram, orang lain bisa membeli produk yang ditawarkan. Selain Social Media, sekarang orang-orang mulai berjualan di Marketplace seperti Bukalapak, Tokopedia, Shopee, Lazada sehingga orang-orang tidak perlu keluar rumah untuk membeli barang-barang yang dibutuhkan bahkan bisa compare harga antara satu marketplace dengan marketplace yang lain dengan mudah.

Yang menarik dari marketplace, ternyata mayoritas dari mereka menggunakan Cloud Hosting sehingga aplikasinya aman dan online 24x7x365 😊

Cara Jualan Online ala Revolusi Industri 4.0

Dengan adanya smartphone menuntut cara jualan kamu juga berubah, agar tidak tergusur seperti seperti Matahari dan Giant, nah ini caranya :

1. Punya social media Facebook Fanspage, Twitter, Instagram

Yup dengan memiliki 3 social media itu bisa dipastikan kamu update jualan kamu secara cepat dan terukur, apalagi kalau di kombinasi dengan Facebook Ads dan Instagram Ads

2. Punya database chat apps seperti Whatsup dan Line

Ini nih yang lagi ngehits, jualan via Whatsup dan Line, karena banyak sekali orang-orang yang menawarkan jualan via WA dan Line. Cuma repotnya harus punya list database calon konsumen.

3. Jualan di Marketplace

Ada pepatah yang bilang “Jualan lah di tempat yang banyak di lewati semut“, saat ini tempat jualan yang banyak semutnya adalah marketplace, jadi kalau kamu belum punya lapak disana, buruan daftar deh.

4. Punya Website

Kalau dari point 1 sampai 3 bisa kamu dapatkan secara gratis, untuk point 4 ini kamu harus menggunakan cara berbayar, karena banyak dari calon konsumen yang tidak sekedar percaya social media, chat bahkan marketplace, mereka lebih percaya terhadap website. Alasannya simple karena website adalah media marketing berbayar. Kalau saya sih menggunakan Hosting Indonesia dari Qwords, alasannya karena selain harganya terjangkau, pelayanan prima, juga terdapat Cloud Hosting, sehingga website saya aman dan standby 24x7x365.

Gimana, apakah kamu sudah menggunakan 4 media diatas untuk berjualan, kalau belum, buru-buru deh, jangan sampai keduluan kompetitor kamu.

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *