Usai makan, saya pun berdiskusi dengan suami tentang resto ini,
Oline: Mas, kenapa ya waktu makan disini beda sama makan ditempat lain?
Suami: Beda gimana?
Oline: Yah, disini itu makan lebih nyaman, menu ayamnya sih tidak terlalu enak, tapi entah kenapa waktu makan kenapa bisa lahap ya?
Suami: Oh itu, inget gak menu manakan yang dikasih ke kita, mayoritas warnanya apa?
Oline: Kuning
Suami: Merhatiin warna meja kursi dan temboknya?
Oline: Yah mayoritas warna coklat kayu dan merah bata
Penggunaan Warna di Restoran/Makanan
Suamiku bilang bahwa umumnya restoran menggunakan warna sebagai cara untuk mempengaruhi psikologis orang-orang yang mau makan disana. Dari buku karangan John Hutchings tentang Food Color and Appearance. Setiap warna punya karakternya masing-masing.
Warna Merah
Merah adalah warna yang bisa dibilang emosional dan energik. Mau warna merah terang, merah bata, merah cabe, bisa meningkatkan tekanan darah, namun bisa merangsang nafsu makan. Sebab itu warna ini sering digunakan di restoran-restoran dan ruang makan.
Warna Oranye
Warna ini tergolong hangat dan membuat orang merasa nyaman. Warna ini meningkatkan suplai oksigen ke otak sehingga menghasilkan efek menyegarkan. Karena umumnya orang tahu bahwa warna oranye ini adalah warna jeruk, maka sering dikaitkan dengan makanan sehat dan merangsang nafsu makan, jadi jangan kaget kalau di menu makanan biasanya mayoritas warnanya oranye.
Warna Biru
Warna ini biasanya dikaitkan dengan ketenangan dam calm. Namun ternyata warna biru jarang ditemukan sebagai warna alami pada makanan, jadi lebih digunakan sebagai penekan nafsu makan. Karena itu, jarang restoran menggunakan warna biru saat mempromosikan makanan dan memasak. Namun kami bisa menggunakan cahaya biru di lemari es saat kami sedang berdiet, karena bisa membuat kamu tidak jadi makan. Jadi kalau kamu sedang diet, cobalah untuk menggunakan piring biru, alas piring biru atau kalau niat banget, cat tembok ruang makan menjadi warna biru.
Warna Kuning
Warna ini biasanya digunakan sebagai penarik perhatian. Karena warna ini bisa meningkatkan konsentrasi, maka sering digunakan untuk alas makan. Selain warna merah, warna kuning juga dapat merangsang nafsu makan.
Warna Hijau
Karena memiliki unsur seperti alam, maka warna ini sering digunakan untuk menunjukkan keamanan suatu barang. Karena hubungannya dengan alam, warna ini sering di analogikan sebagai makanan sehat.
Warna Abu-Abu
Sama seperti warna biru, warna ini juga digunakan untuk meredam nafsu makan, walaupun bisa menenangkan dan meredam kecemasan.
Warna Hijau, Coklat dan Merah
Kombinasi warna hijau, cokelat, dan merah adalah warna makanan yang sering dipakai dalam dunia kuliner. Warna merah dan kuning sering digunakan dalam dekorasi restoran karena mereka perangsang nafsu makan.
Setelah dijelaskan oleh suami, saya baru sadar kalau mayoritas restoran memang menggunakan warna sebagai cara agar customer bisa menikmati makanan/minuman dan bahkan bisa memesan lebih dari biasanya. Saya yakin, ada beberapa dari kamu bertanya “Intinya, dengan menggunakan warna-warna yang membangkitkan nafsu makan, restoran akan laku dan pembeli akan banyak?“, jawabannya tentu saja tidak, untuk mendatangkan customer adalah fungsi dari marketing, agar customer memesan makanan yang banyak adalah fungsi dari desain menu dan pelayanan waiter, agar customer bisa menikmati makanan dengan lahap adalah fungsi dari chef yang memasak makanan yang enak, musik yang diputar saat makan, suasana nyaman dari AC atau angin, dekorasi thematic yang mendukung tema restoran sampai kebersihan dari tempat makan.
Kalau tadi bicara bagaimana warna bisa mempengaruhi nafsu makan, mungkin pertanyaan selanjutnya “Apakah warna juga bisa mempengaruhi produktivitas bekerja? Lebih semangat bekerja, menambah konsentrasi saat bekerja, atau bahkan bisa menikmati pekerjaan“. Awalnya mungkin saya akan bilang tidak, karena tidak mungkin warna bisa mempengaruhi produktivitas, namun waktu dijelaskan oleh suami bahwa warna bisa mempengaruhi nafsu makan, sekarang saya jadi berfikir bahwa warna juga bisa mempengaruhi produktivitas bahwa mungkin bisa boosting.
Karena itu, saya coba mencari di internet tentang hubungan warna dan produktivitas, dan saya menemukan riset yang dilakukan oleh peneliti di Universitas Texas, dimana mereka melakukan penelitian pada 3 perusahaan dimana dari finding mereka bahwa warna pada interior kantor mempengaruhi productivitas tergantung pada stimulus pada masing-masing individu dan berapa lama mereka ada dilingkungan itu.
The Wright Theory
Wow, akhirnya karena makin penasaran, saya coba mencari tahu ternyata selain riset di atas, dalam dunia warna, ada sebuah teori “Colour Psychology and Colour Harmony“” atau “The Wright Theory” yang diperkenalkan oleh Angela Wright pada tahun 1984, dimana dia tidak percaya bahwa hidup adalah hal yang simple dan random, tapi semua memiliki pola. Dari situ dia melakukan riset tentang warna, dan akhirnya dia menemukan apa yang selama ini dicari dimana warna memang bisa mempengaruhi psikologis manusia.
Buat kamu yang ingin mengetahui riset dari Angela Wright lebih dalam, bisa membeli bukunya yang berjudul “The Beginner’s Guide to Colour Psychology“.
Warna, Mood dan Produktivitas
Penelitian yang dilakukan oleh Universitas Texas, produktivitas paling mudah di lakukan penelitian di kantor, karena disini pekerja kantoran selalu berada dalam ruangan yang sama berulang-ulang setiap hari, dimana umumnya kantor menjadi tempat yang kurang nyaman, dimana wanita akan merasa sedih/depresi dengan warna dominan abu-abu dan putih, lalu pria akan merasa tidak nyaman dengan warna ungu dan oranye. Aneh tapi nyata, suka tidak suka, memang warna bisa mempengaruhi mood.
Sebagai wanita, banyak sekali fashion item yang digunakan untuk boosting mood, yang paling gampang adalah baju, jadi sebelum saya memulai aktivitas, saya sudah memikirkan baju apa yang akan saya gunakan dan warnanya apa, namun yang sering kejadian adalah baju yang saya inginkan warnanya tidak ada, jadi saat saya ingin memakai kaos polos dan celana jeans, saya suka dengan kaos warna putih yang bertuliskan “Good Mood, Good Day”, nah padahal saya mau meeting sama teman-teman untuk project video perjalanan, seharusnya kan saya memakai kaos berwarna kuning, agar meningkatkan konsentrasi, jadi bingung sendiri memilih baju kuning yang lain. Gimana pernah ngalamin hal yang sama?
Repot kan, untuk mengakalinya, saya biasanya menggunakan fashion item yang lain seperti kacamata, scarf, cardigan, bando, atau pun gelang, namun ternyata fashion item itu memiliki kelemahan walaupun saya mengoleksinya dalam berbagai warna, karena ternyata warna itu harus bisa kita lihat langsung saat kita membutuhkannya. Nah misalnya : pakai kacamata warna merah atau scarf merah atau cardigan merah atau bando merah, saya tidak bisa melihat fashion item itu, yang bisa melihat malah orang lain, nah kalau gelang memang kita bisa meliihatnya namun karena gelang bidang permukaannya tidak lebar, jadi tidak terlalu maksimal.
Kalau ditanya, barang apa yang bidang permukaan barangnya lebar dan bisa serta mudah di 3D, apa tuh 3D? Yup bemer banget, di-lihat, di-pegang, di-terawang kaya uang kertas ^^ Apa ayo barangnya, dulu saya mengkoleksi casing HP, berbagai warna, namun saya mulai menghentikan koleksi casing HP karena kalau saya ganti HP, seluruh casing smartphone saya jadi tidak dipakai. Nah ada gak sih barang yang ukurannya besar dan tidak perlu diganti-ganti casingnya, harganya murah dan fungsional? Kalau saya memiliki benda keren yang ukurannya kecil jadi bisa dibawa kemana-mana dan yang pasti colourful yaitu Kalkulator ^^. Ini benda yang bisa boosting mood aku dengan mudah, kalau kamu gak percaya, cobain aja beli deh ^^
Menurut saya benar banget. Warna oranye emang membangkitkan nafsu makan. Pantas di resto banyak yang pakai cat oranye buat cat dindingnya.
Pendapatku juga bener banget kalo pemilihan warna bisa mempengaruhi mood seseorang dan mempengaruhi keadaan.