|
Gambar Ilustrasi |
Gara-gara nonton IG live-nya Jouska, saya jadi tergelitik ingin membahas topik yang lagi hits banget sekarang ini. Topik ini sering banget saya temukan dimana-mana, gak di group whatsapp, social media, atau bahkan di group arisan yang saya ikuti. So-so aja sih. Ada yang bilang e-wallet bikin tambah hemat, karena semua ada catatan pengeluarannya via e-banking. Tapi ada juga yang bilang e-money malah bikin tambah boros!
Tapi gak hanya itu saja, kayaknya memang di jaman sekarang semua orang udah pada cashless ya? Yang lebih sering kita temukan itu transaksi via Gopay, OVO, E-money, dsb. Saya yakin diantara kamu semua pasti pengguna transaksi digital bukan? Yah mau gimana, lha wong masing-masing merchant memberikan cashback, yakaan? Jadi tergoda deh 😋 Gak cuma tergoda, tapi semua secara tidak sengaja ‘dipaksa’ untuk melakukan transaksi digital. Buktinya saja gate toll sudah tidak ada yang pembayaran tunai kan, semua melalui e-money. Atau masih ada yang bawa uang fisik kemana-mana? 😊 Ahh tenang ajaaa, saya juga masih kayak gitu kok.
Perkembangan zaman dan teknologi digital sangat mengubah gaya hidup seseorang. Yang tadinya jarang banget atau bahkan tidak pernah menggunakan dompet digital, gara-gara tergiur ajakan teman, atau bahkan promo cashback (yang paling fatal), akibatnya kita jadi ikut-ikutan zaman deh. Bayar apa-apa menggunakan e-money. Yang paling fatal itu waktu kemarin black out 4.0 (mati lampu selama lebih dari 8 jam di Jakarta), hayoo siapa yang kelabakan untuk transaksi? 😁 untungnya saya tipe yang masih memegang uang cash, tidak semuanya dialokasikan ke e-money.
By the way, kamu udah tahu kan apa aja yang termasuk transaksi non tunai? Jawabanya adalah E-money, debet dan kartu kredit.
Negara Swedia ternyata sudah perlahan-lahan bertransformasi jadi cashless (e-money). Menurut literatur yang saya baca, hanya satu dari lima toko yang masih menggunakan tunai. Terlebih lagi pemerintah Swedia telah melarang penggunaan cek dan koin di bus umum. Dan katanya lagi Indonesia juga perlahan-lahan akan mengarah kesana.
Jadi supaya gak tambah boros gimana ya?
Untuk menjawab pertanyaan diatas, sebelumnya kamu harus tau dulu macam-macam karakter diri dalam mengelola keuangan.
1. Konservatif
Karakter ini adalah lebih suka menyimpan uang di rumah, seperti di lemari. Karena tidak percaya dengan bank. Masih ada yang kayak gini? 😀
2. Konsumtif
Karakter ini sering kita temukan di kota besar khususnya Jakarta. Shopping sebagai media untuk pelepas stres. Bisa dikatakan golongan ini adalah orang-orang yang boros. Saya yakin 80% orang yang tinggal di Jakarta termasuk dalam golongan konsumtif ini.
3. Broke and Begin
Karakter ini sulit mengatur uang. Tidak punya kebiasaan menabung. Biasanya habis terima gaji, langsung belanja ini itu. Karakter ini juga suka meminjam uang untuk hal-hal yang sepele seperti belanja barang yang gak penting.
4. Seimbang
Karakter ini termasuk pintar mengelola keuangan, sehingga pemasukan dan pengeluaran jadi seimbang. Karakter ini sangat tahu membedakan mana kebutuhan dan mana keinginan.
5. Gaya hidup tinggi
Karakter ini cenderung memiliki barang-barang mewah. Barang mewah ini mewakili gaya hidup.
Jadi kamu termasuk karakter yang mana? 😁
Generasi milenial sekarang sudah menyukai transaksi non-tunai. Harapannya infrastruktur pembayaran dan sumber daya manusia yang ada dapat mendukung mereka untuk lebih sering melakukan transaksi non tunai. Hal ini juga mendukiung target pemerintah untuk membentuk masyarakat yang lebih aktif untuk menggunakan transaksi non tunai atau cash less society.
Tapi e-money gak semata-mata merupakan bad habit kok, ada banyak keuntungan yang didapat dari kebiasaan ini
1. Pengeluaran jadi lebih teratur
Ini mitos atau fakta? 😁 Pembayaran non tunai memang sejatinya lebih cepat dan efisien. Kita jadi lebih mudah memonitor berbagai transaksi yang kita lakukan via m-banking. Kita bisa rencanakan keuangan kita lebih baik setiap bulannya.
2. Banyak Promo
Emang bener banget, di e-money banyak buanget yang namanya promo, salah satunya adalah cashback 30%-60%. Kalau udah kayak gini, siapa yang gak tergiur coba? 😁 Ya hitungannya memang jadi lebih hemat sih. Asalkan cashback tersebut kita pakai lagi untuk belanja lainnya.
3. No Antri di Gate toll
Sejak diberlakukannya e-money di pintu toll, saya perhatikan jadi berkurang ya tingkat kemacetannya. Ini terbukti bahwa e-money sedikit banyak sangat menguntungkan
4. Lebih higenis
Tau sendiri kan, uang rupiah kita suka ditaruh dimana-mana, uang kita bener-bener gak higenis. Saya aja pegang uang fisik langsung seketika cuco tangan. Dengan adanya cashless saya jadi gak perlu pegang-pegang uang fisik lagi, tinggal tap aja selesai.
Bagaimana Cara Menyikapi Cashless Society ini?
Fenomena cashless ini membuat generasi milenial cenderung menjadi tidak mengerti akan nilai uang yang dimilikinya. Mereka menganggap nominal transaksi adalah hanya sekedar angka. Jadi ya agak ngeblur sih pengertiannya.
Oleh karena itu para milenial disarankan, cashless ini gak hanya untuk spending aja (belanja), tapi juga untuk saving (menabung). Sama-sama cashless kan? Jadi seimbang, antara pemasukan dan pengeluaran. Apa aja produk investasinya? Banyak pilihannya, mau bermain saham online, reksadana, beli emas online.
Saya rasa cashless society ini belum tentu sepenuhnya menghilangkan uang tunai sebagai metode pembayaran menjadi solusi terbaik, karena sebagian orang masih berpendapat bahwa uang tunai adalah metode pembayaran paling efektif, khususnya untuk pembayaran tertentu ya.
Tips Menghadapi Cashless Society Ala Saya
Saya mau kasih tips gimana saya menyikapi cashless society ini.
1. Setiap hari buat catatan pengeluaran di smartphone. Kalau saya sih bikin catatan sederhana kayak gini aja di memo di smartphone. Bikin list sedetail-detailnya (jumlahnya berapa, beli dimana, pembayarannya via apa). Kenapa? Terkadang kalau misalnya kita lupa, bulan-bulan berikutnya kita bisa lihat lagi tuh uang kita bocor halus kemana.
Contohnya seperti ini
Saya pernah ditertawai oleh orang, karena waktu itu saya lagi bikin listing seperti ini, trus orang samping saya gak sengaja lihat smartphone saya. Lalu bertanya, kenapa bikin listing pengeluaran sedetail ini? Apa takut uangnya habis, atau perhitungan, atau gimana? 😁 Yaaa terserah sih orang ma bilang apa, yang jelas, kebiasaan ini sudah saya lakukan selama saya menikah, dan alhamdulillah keuangan saya alhamdulillah sehat sih.
2. Setiap akhir bulan (tutup buku), saya selalu buat evaluasi catatan pengeluaran. Yang tadi list pengeluaran harian, saya pindahkan ke table excel. Lalu saya kategorikan (konsumtif, cicilan, hiburan, asuransi, dsb). Gunanya untuk mengetahui pos-pos mana yang paling besar, transaksi e-money per bulan berapa, dan sebagainya. Karena saya dan suami masing-masing punya e-wallet, jadi isinya masing-masing, nah ini yang perlu diwaspadai terjadinya bocor halus.
3. Buat budget tiap bulan.
Misalnya, untuk OVO maksimal 300ribu. Gopay 500ribu. Flazz atau e-money 400ribu. Dan sebagainya.
4. Sekali transfer untuk sebulan
Make sure transfer within that budget. Jangan sedikit-sedikit transfer. Karena ada faktor biaya admin, jadinya malah jadi mahal. Gak kerasa lho yang namanya bocor halus itu 😚
5. Cashback bukan alat pembayaran
Cashback ada untuk membantu penghematan bukan over spend. Jadi bedakan kedua pengertian itu.
Jadi menjawab pertanyaan diatas, cashless bikin tambah hemat atau tambah boros? Kembali lagi ke personality kamu. Kalau misalnya kamu tipe yang gak bisa tahan diri sedikit-sedikit belanja, sebaiknya budget dari awal aja. Ini efektif banget untuk menghindari pemborosan.
Semoga kita semua lebih bijak dalam mengelola keuangan kita lagi ya.
Semoga bermanfaat 😉
Ternyata ada banyak nih ya Mbak macam-macam karakter diri dalam mengelola keuangan.
Tapi kadang cashless suka bikin boros juga sih menurutku nih ya. Soalnya kayak sekarang ini karena dimanja dengan banyaknya e-wallet terus suka tergiurkan kalau lihat promo. Aku malah yang sering tuh jajan makanan deh, ini yang paling besar keluar dari e-walletku.
Aku masuk mana yah? wkwkkw
Kadang2 ada kalanya boros mbak, apalagi dulu-dulu mbak. Alhamdulillah sekarang lebih bisa mengendalikan sedikit demi sedikit dg cashless. Lebih aman kalau nggak mau terbuai jajanan online, langsung aku buat invest aja mbak, terus lagi rutin buat catatn di buku agenda atau langsung ada pengeluaran, aku catat di excel, hehehe
E-money, byk kemudahan sih ddgn fasilitas ini. Tapi jujur sy tipe konvensional utk urusan belanja2 hehe…
Nah ini, untuk urusan keuangan, kalau dulu saya termasuk pasif karena kurang suka keluar rumah buat jajan atau jalan-jalan, paling suami yang suka beliin makanan tertentu kalau lagi pengen pas pulang kantor, semenjak muncul e-wallet kayak gopay, ovo, dana atau aplikasi digital seperti Jenius, sempat ngerasain juga euforia belanja mudah cuma tinggal pake jari terus barang langsung di antar. Tapi agak ke sini mulai tobat hehehe, mulai pilah dan pilih promo atau cashback, kalau lagi ngak butuh dan perlu meskipun kupon promo wara-wiri di depan mata…yah woles aja, soalnya butuh persiapan dana banyak nih buat si sulung yang mau kuliah tahun depan.
buat aku sih gak bikin boros, malah memudahkan, karena sebenernya aku menggunakan e-wallet dan e-money memang buat kebutuhan beli makan atau bayar transportasi
Sekarang pengeluaran untuk cashless (isi OVO, GOPAY) agak naik karena saya antar jemput anak pakai aplikasi ojek online. Menurut saya sih betul mbak, tergantung personality. Kalau saya pribadi, cashless ini memudahkan, bisa mengontrol keuangan karena ada history, juga menghemat juga karena banyak promo.
Aku tipe orang yang konsumtif kak, jadi kalau ada diskon yang disajikan E-wallet tuh rasanya tangan gatel banget pengin beli
Bocor alus tuh kadang nggak kerasa tapi dampaknya teryata bikin pengeluaran boros. Kayak gini yang emang harus di antisipasi deh
Promo cashback memang ditawarkan di mana-mana ya tapi kalau kitanya bisa mngerem gak semua harus dibeli kok, sesuai kebutuhan aja.
Justru dengan mencatat detil kita bisa tau ya arus uangnya ke mana aja jadi bisa gampang deh ngatur uang
Wah thx tipsnya mba.. aku selama ini masih banyak pake cash sih.. pakai kartu masih belum baik manajemennya.. tips ini bisa ku coba nih
aku tipe seimbang kayaknya kalau suami konsumtif banget kalau ada promo kayak kemarin seharian hayu weh belanja wkwkwk kan bikin keki istrinya :p
Aku malah pilih praktisnya sih mba gak perlu bawa cash kalau konsuftif,, tanggung sendiri yaakk, bisa ngetem, Dan bisa hemat intinya
Wah, aku praktekkan tips-nya, ah. Membuat catatan pengeluaran nih yang belum pernah. Kalau uang cash, aku masih butuh sih, meski terkadang kalau malas nyari uang receh, aku pilih pakai e-money aja
Disiplin meletakan anggaran untuk budget 1 bulan harus dilakukan ya mba… minimal mengurangi biaya untuk top up (walau sekarang sebagian besar masih gratis)
Disiplin loh malah bisa catet pengeluaran kayak Oline. Aku malah pengin kayak gitu. Tapi udah kegedean rasa malesnyaaa…
Aku termasuk tipe pelit kalau beli2. Namuuuun… kalau udah belanja buku, naah itu bukan bocor halus lagi. Tapi sobek sesobek sobeknyaaa huhuhuuu…
Alhamdulillah smp saat ini sy masih merasa seimbang hehee..masih bisa pilih mana kebutuhan mana keinginan. Walaupun ya kadang untuk milih itu perlu perjuangan…perjuangan nahan diri kalau pengen sesuatu tp ga penting heheh
Aku jadi pengen mengulang kembali bikin catatan bulanan gitu
Kadang sehri ga bisa kontrol banget. Mana buat makan doang lebih dr 300 rb. Huhuhu
Iya. Karena itu berpengaruh dengan gaya hidup dan cara memanage keuangan rumah tangga juga soalnya
Hihi iya sama. Tiap akhir bulan kalau aku tutup buku, pas cek ebanking, nah lho, kok gede juga ya. Dikit2 transfernya gak kerasa gede juga ternyata
Yang gk bisa ditahan suka ada promo cashbacknya itu sih. Kadang cash money atau berupa point. Padahal kalo diitung2 ya cashbacknya jug gak seberapa.
Berarti punya catatan keuangan sendiri dong ya mba tiap bulan. Sama sekali gak pernah pakai e-walletkah mba?
Iya betul mba. Itu promo cashbacknya klau diitung2 gak seberapa sih. Kitanya suka tergiur sama promonya. Harus bisa disiplin diri.
Semoga cepat achieve ya dananya buat si sulung.
Kalau untuk sebagai pengganti uang cash, dan bukan mengejar promonya, ya betul memudahkan. Tapi kalau pakai e-wallet karena sengaja buat ngincer promonya, baru itu boros.
Asal jangan dikit2 transfer aja. Suka gak berasa soalnya. Tau2 akhir bulan udah jutaan aja, cuma buat pengeluaran gak penting :))
Bagus mba, memang sebaiknya begitu selalu pakai cash.
Tapi sebenernya e-wallet ini yo sama aja sih kayak cash, kan uang2 kita juga 🙂 tapi terkadang memang e-wallet memudahkan transaksi sih, salah satunya bisa menghemat waktu.
Iya sih, aku juga gitu. Suka e-wallet karena praktis aja gak usah bawa2 yang fisiknya