Catatan%2BOline%2B-%2BSKIN%2BDEWI.jpg

Belajar Membuat Skincare Organic Bersama SKIN DEWI

Gak perlu make up yang tebal untuk kita bisa terlihat cantik. Karena pada dasarnya wanita itu diciptakan semua sudah cantik menurut kodratnya masing-masing, tinggal kita saja yang harus pintar-pintar merawat wajah. Setuju? 🙂
Wajah itu diibaratkan seperti sebuah canvas (pada lukisan). Jika canvasnya tidak baik, pasti melukis dengan alat lukis (cat) apapun pasti hasilnya juga tidak sempurna. Dengan kita mengenal berbagai jenis canvas atau medianya, kita akan lebih mudah melukis dengan alat lukis apapun. Sama seperti lukisan, jika kita mengenal jenis kulit kita, kita akan lebih mudah merias wajah. Bagi saya, make up dengan brand mahal juga tidak menjamin hasil riasan wajah akan terlihat cantik. Bagi saya, riasan wajah yang bagus itu, bila kulit kita terlihat sehat, make up-nya pun terlihat menyatu dengan kulit, gak bikin patchy, ataupun kering. So, bagaimana kita bisa mendapatkan kulit sehat tapi juga cantik? Nanti saya jelaskan di bawah ya. 
Dalam hal ber-make up, ada satu hal yang tidak pernah saya lewatkan adalah perawatan wajah (skincare). Kenapa? Sebaik apapun skill saya dalam ber-make up, kalau kulit wajah saya tidak sehat, pasti make up yang dihasilkan juga tidak sempurna. Oke, mungkin kamu bisa bilang, mudah aja sih, tinggal upgrade skill soal bermake up, lalu kamu bisa menutupi kekurangan-kekurangan di wajah kamu. Hmm, seberapa tahan kamu bisa melakukan itu semua? Jangan salah lho, bila kulit kita setiap hari terkena make up, dan kamu jarang sekali membersihkan wajah, salah-salah bisa menyebabkan kulit wajah berjerawat! Duh, saya kapok deh sama yang namanya jerawat, karena sudah 9 bulan perjalanan saya untuk menyembuhkan jerawat. Semua gara-gara skincare. Saya salah pakai skincare. Gak hanya itu, saya kurang mengenali jenis kulit wajah saya seperti apa. Harusnya saya kenali dulu jenis kulit wajah saya seperti apa, lakukan skin test terlebih dahulu, baru dipakai treatment dan produknya. Tapi itu semua step by stepnya saya abaikan. 
Ini semua saya pelajari kemarin di acara Belajar Mengenal Skincare Organic bersama SKIN DEWI dan teman-teman blogger. Ownernya bernama mba Dewi. Lokasi workshopnya adalah di rumahnya mba Dewi, yaitu di Pantai Indah Kapuk Cluster Johar. Karena jauh, kami semua difasilitasi berupa taksi online. Kami menggunakan 2 buah taksi online, dengan titik temu adalah di fX jam 8 pagi. Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 40 menit melalui tol, akhirnya kami tiba di rumahnya mba Dewi sekitar pukul 9.30 AM. Kami disana disambut dengan ramah. Mba Dewi for basically orangnya sangat-sangat welcome. 
Jadi kedatangan saya dan temen-temen blogger adalah disini nanti saya akan belajar tentang skincare organic. Gak hanya itu, nantinya juga ada sesi meracik sendiri skincare yang akan saya gunakan. Interesting? 🙂

Oke, sebelum mulai kepada tahapan workshop, saya jelaskan dulu ya, awal mula mba Dewi ini berkecimpung di dunia skincare. 
Dewi Kauw vs Alergi
Mba Dewi ini memiliki 3 orang anak. Untuk anak keduanya sepertinya sangat special, yaitu kulitnya sangat-sangat sensitif. Dulu waktu ke dokter anak dikiranya ini seperti alergi biasa. Tapi karena alerginya makin parah, (sudah menjalar ke kaki, wajah, badan, memerah, gatal dan perih) akhirnya dia dirujuk untuk ke dermatologist (dokter spesialis kulit). Barulah disitu dia tahu bahwa anaknya menderita dermatitis eksima.

Sejak bayi anaknya ini sudah terkena alergi (dermatitis) eksima. Mau makan apa aja pasti alergi. Mau minum susu apapun, pasti alergi. Dibawa ke dokter? Sudah pastinya. Sampai ia lelah setiap bertemu dengan oranglain, pasti disangkanya ia membiarkan anaknya alergi seperti ini. Padahal ia sendiripun tidak tahu obatnya apa.

Eksima itu dunianya luas sekali. Ada banyak jenis-jenis eksima. Nah salah satunya adalah atopik dermatitis ini. Dan biasanya bila anaknya terkema eksima seperti ini, orangtuanya ada alergi sehingga menurun ke anaknya. Sempat ke dokter, lalu sembuh hanya sesaat dengan bantuin steroid, lalu timbul kembali alerginya. Jadi steroid itu sifatnya menyimpan sementara. Jadi bila stop pemakaian steroid, lalu bisa muncul lagi alerginya. Jadi sifatnya hanya sembuh terhadap gejalanya aja. 

Sejak anaknya terkena alergi tersebut, akhirnya memaksa mba Dewi untuk belajar untuk cari tahu bagaimana solusinya. Mulai dari menyajikan makanan dari bahan alami untuk anaknya itu. Karena semua-muanya ingin serba alami sampai kepada barang-barang yang dikonsumsinya juga. 
Alerginya seberapa parah? Parah sekali, mungkin hampir semua tidak bisa dimakan oleh anaknya. Gak bisa makan makanan yang mengandung kecap, gluten, penyedap terlebih lagi gorengan. Sayurpun juga harus sayur bening. Seafood dan sapi masih bisa. Tapi kalau ayam pasti alergi. 
Dewi Kauw vs Skincare

Dimulai dari dari perjalanan mba Dewi ke Jerman untuk visit keluarganya disana. Dia melihat tatanan obat-obatan di supermarket itu sangat rapih sekali. Banyak sekali obat-obatan natural disana. Mulai dari obat untuk sakit ringan seperti pilek atau batuk disana juga ada. Jadi orang-orang di Jerman pada waktu itu menciptakan obat-obatan herbal untuk segala macam penyakit. AS you know, walaupun negara Jerman teknologinya lebih canggih daripada Indonesia, tapi mereka sangat PRO terhadap dunia natural (tanaman herbal).

Nah, melalui tanaman herbal itu juga segala penyakit bisa sembuh. Dari situlah mba Dewi berpikir segalanya bisa memakai yang natural, kembali ke alam. Termasuk penyakit anaknya itu (alergi).

Dari situlah mba Dewi mulai belajar, membaca dan juga sekolah kembali mengenai obat-obatan herbal ini. Walaupun ia lulusan Chemical Engineering, tapi tidak menjadikan halangan untuk dia berkecimpung di dunia lain. Sebenarnya bisa aja kalau memang ia mau belajar via youtube, tapi ia mau lebih fokus, dan professional. Ia benar-benar ingin terjun di dunia herbal. So, thats why ia memutuskan untuk sekolah lagi.

Setelah itu, mba Dewi mulailah memproduksi skincare dari bahan-bahan alami melalui proses trial and eror. Ia juga belajar mengenal berbagai jenis kulit orang. Ada yang sensitif, kering, normal, berminyak, dan sebagainya. Kulit yang sensitif juga dibagi lagi, ada yang sensitif terhadap bulu, atau chemical, dan sebagainya. 


Mba Dewi juga menjelaskan soal essence oil. Mungkin diluaran sana kita sering mendengar essence oil mawar, lavender dan sebagainya. Dan ternyata saya baru tahu lho, bahwa gak semuanya essence oil itu memang murni dari bahan dasar tersebut. Ada juga yang dicampur lho. Untuk menghasilkan setetes essence oil rose aja membutuhkan banyak sekali resourcenya. Mungkin semua tahu kalau bunga mawar itu susah dan mahal kan ya. So, no wonder ya kalau memang untuk keperluan komersil diperlukan campuran lainnya. 
Dewi Kauw vs Workshop Skincare Organic
Skincare yang dimilikinya sekarang pastinya sudah melalui proses trial and eror. Sehingga saat ini ia sudah bisa memberikan workshop kepada oranglain tentang membuat skincare organic sendiri ini. Sebenarnya ia justru lebih concern ‘menjual’ ilmu skincarenya ini ketimbang produknya, karena motivasi mba Dewi adalah justru untuk membantu orang banyak. Karena mba Dewi percaya, masih banyak diluar sana orang-orang yang bermasalah dengan kulitnya. Pasti akan selalu ada orang yang memiliki kulit sensitif. Melalui workshop inipun mba Dewi juga mengajak para wanita khususnya untuk lebih mengenal lagi jenis kulitnya. Dengan kita mengenal jenis kulit wajah kita apa, kita akan lebih mudah mengidentifikasi permasalahan dan solusinya apa. Permasalahan alergi gak bisa dianggap sepele. Harus dicari tahu pemicunya apa dan pencegahannya bagaimana. 
Walaupun mba Dewi ini sangat PRO terhadap dunia organic, tapi ia sendiri tidak antipati terhadap yang namanya Chemical. 
Workshop Meracik Skincare Organic Sendiri
Setelah mendengarkan penjelasan dari mba Dewi, barulah kami semua diajak untuk membuat skincare organic sendiri. Skincare yang akan saya buat adalah lulur mandi. 
Pertama-tama, siapkan bahannya terlebih dahulu.
Alat-alat yang harus disiapkan adalah :

1. Sarung tangan 
2. Wadah untuk menyimpan lulurnya. 
3. Spatula, untuk memindahkan dari 
4. Wadah untuk pencampuran
5. Alat untuk mencampur semua bahan- bahan
6. Masker wajah, bila diperlukan. Gunanya adalah saat esssence oilnya dituang, wanginya kemungkinan akan tidak nyaman di hidung. Nah disinilah fungsi dari masker itu. Tapi bila tidak berguna, dan wanginya tidak masalah, gak dipakai juga gak apa-apa. 
7. Sendok kecil secukupnya
Bahan-bahan yang diperlukan :
1. Adonan dasar (base)
2. Esscence oil
3. Rosella or Coffee (bisa dipilih)

Dan ini adalah macam-macam essence oil yang bisa kita pilih sesuai selera : Palmarosa, Sweet Orange, lavender, Lime, dan Geranium. Semua memiliki wewangian dan kegunaan masing-masing. 


Cara membuat :

1. Ambil 1 sendok atau lebih ke dalam sebuah wadah pencampur. Sedikit atau banyaknya sesuai selera.
2. Campurkan rosella atau coffee.
3. Masukkan essence oil yang kita inginkan.
4. Kemudian aduk sampai rata, dengan menggunakan whisker.

Nah, karena saya ingin menghilangkan pegal-pegal dan untuk menghilangkan selulit (tumpukan lemak), saya jadi memilih coffee saja. Untuk aromanya saya memilih Lavender dicampur dengan Geranium.

Nah, aturannya, untuk ukuran takaran lulur sebanyak ini hanya cukup 2-3 tetes saja. Tapi kalau mau yang wanginya agak lebih strong, bisa ditambahkan sendiri sesuai selera.

Setelah dicampur, dan taraaa… lulur saya udah jadi nih. Simple and so easy!

Saya gak mencampurkan bubuk kopi terlalu banyak karena saya gak suka tekstur lulurnya terlalu kasar. Jadi warnanya tidak terlalu gelap. Di bawah ini adalah hasil lulur dari teman-teman lainnya. Seru ya hasilnya berbeda-beda 🙂

Setelah selesai, kami semua mendapatkan 1 buah serum seperti ini.

Dan inilah keseluruhan dari produknya.



Tips Ala Dewi Kauw

Tips dari mba Dewi untuk memakai skincare terutama kulit sensitif dan skincare baru :

1. Sebelum dipakai khususnya area wajah, selalu lakukan patch skin test terlebih dahulu, supaya mengetahui produk tersebut cocok atau tidak dengan jenis kulit kita. Lamanya skin test kira-kira 1 hari atau 24 jam. Oleskan produk tersebut di area kecil pada wajah.

2. Biasakan selalu membaca ingredients sebelum mencoba produknya. Karena ada bahan-bahan tertentu yang mungkin saja kontradiksi dengan jenis kulit kita.

3. Setelah patch skin test dirasa ada keganjalan timbul reaksi seperti gatal-gatal, panas, kulit memerah, hentikan segera pemakaian. Jangan dilanjutkan. Karena kalau timbul reaksi seperti itu sudah pasti ada kandungan yang tidak cocok dengan kulit kita.

4. Perhatikan juga expired datenya. Jangan tetap memaksakan memakai produk yang out of date, alias sudah expired, hanya karena sayang atau mahal.

Testimoni

Saya lagi mencoba produknya. Baru pemakaian 3 hari sih. Sebenarnya saya antipati untuk coba-coba skincare baru. Cuma karena saya tau kandungannya apa, tipsnya apa dari mba Dewi, jadi saya berani untuk mencoba.

Overall saya seneng banget dan bersyukur bisa hadir di acara workshop singkat bersama Skin Dewi ini. Jujur aja H-2 hampir saya membatalkan untuk ikut karena jam meeting pointnya dimajukan jadi jam 8 pagi. Agak sulit dan saya ragu, karena saya harus berangkat lebih lagi daripada Narend berangkat sekolah. Tapi saya berpikir lagi, kesempatan ini belum tentu akan saya dapatkan kembali. Apalagi belajar mengenai skincare. Saya jadi tahu banyak soal skincare.

Sejak saya sering coba ini-itu, pakai berbagai macam skincare, sering datang ke berbagai workshop, saya jadi tahu, bahwa yang terpenting adalah kita belajar bagaimana merawat kulit wajah kita, supaya kulit kita tetap sehat walaupun usia kita sudah tidak muda lagi. Halaaah bahasanya :)) Alhamdulillah karena saya rajin merawat kulit wajah, setiap orang yang bertemu dengan saya, hampir tidak percaya kalau saya katakan usia saya sudah tidak muda lagi 🙂 Kalau kulit kita sehat, mau make up seperti apapun kita akan terlihat lebih cantik. Bukankah memiliki kulit cantik dan sehat adalah impian semua orang? 🙂

This is me and mba Dewi

Oke, segitu dulu ya cerita saya tentang workshop bersama Skin Dewi. Buat yang ingin cari tahu lebih banyak, bisa main-main ke websitenya ya.

Semoga bermanfaat.

2 Responses

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *