Artikelku ini masih related dengan artikelku sebelumnya,
Tapi sebelum aku lanjutkan, lihat dulu deh video persembahan Nabati Indonesia berikut ini
Waktu pertama kali saya melihat video ini, rasanya kok air mata saya tiba-tiba mengalir yah? Apa mungkin perasaan saya aja yang melow kali ya? Saya tuh kalau ada video menceritakan ibu dan anak rasanya terenyuh.
Ternyata problem para orangtua overall sama ya, baik dari yang profesinya ibu rumah tangga, mau karyawan atau pebisnis, pasti waktu bersama dengan anak itu jadi hal yang langka ya. Kirain saya aja yang merasa seperti ini. Ditambah lagi di rumah saya gak ada ART alias asisten rumah tangga. Jadinya ya gitu setiap hari kejar-kejaran dengan waktu, antara pekerjaan pribadi dengan me time dengan Narend.
Cara menikmati family time atau waktu bersama keluarga semua berbeda-beda ya, kalau saya tipenya suka mengerjakan pekerjaan sambil menjaga Narend. Jadi saya bawa pekerjaan saya (laptop saya) di samping Narend. Narend saya berikan gadget, lalu saya menjaga sampingnya. Apa yang dilakukan Narend dengan gadgetnya? Saya tipe yang suka merekam semua moment dalam bentuk video. Nah yang Narend lakukan dia menonton video-video yang saya dan suami rekam, dan dia sudah cukup happy dengan menonton video-videonya. Akses wifi saya matikan.
Gak jarang juga saat dia menonton video itu, dia mengajak saya untuk menonton video bareng. Dia menarik-narik tangan saya, dan menunjuk-nunjuk video yang ia tonton itu. Nah, kalau sudah begitu, biasanya saya hentikan pekerjaan saya sesaat, langsung saya menonton video bersama Narend. Jadi ya terkadang 1 pekerjaan bisa berjam-jam selesainya. Konsekuensinya ya seperti itu. Mau bagaimana lagi, karena memang gak ada orang yang bisa menjaga Narend di rumah, selain neneknya (kalau ada waktu senggang), jadi saya harus membagi waktu saya seperti itu. Biasanya kalau seperti ini, ujung-ujungnya sih, saya mematikan laptop, dan lanjut family time dengan Narend. Karena Narend sering tertawa melihat aksi dan tingkah lakunya sendiri di dalam video itu. Jadi kita ketawa bareng, dan cekikan bareng.
Tapi itu mungkin cerita kalau kondisi saya lagi ‘adem’ ya. Gak jarang juga kalau lagi dikejar deadline, saya suka kelepasan emosi, saat Narend minta perhatian saya, dengan menarik-narik tangan saya di waktu yang tidak tepat, di saat saya sedang hectic, saat itu saya dengan nada agak keras meminta Narend untuk tidak mengganggu saya. Narend menangis. Saya lanjut bekerja. Tapi 5 menit kemudian Narend terdiam dan tidak mau main lagi. Saya jadi merasa bersalah. Narend sih belum ada perasaan sakit hati atau emosi. Tapi karena ia terdiam, saya jadi merasa sangat bersalah. Saya langsung menghentikan rutinitas saya. Saya langsung memeluk Narend, dan langsung meminta maaf.
Disitu saya teringat dulu waktu saya menikah, saya pernah berdoa bahwa saya ingin dikaruniai anak secepatnya. Tapi saat dia ada dan hadir di samping saya, malah saya sering tidak ada untuknya.
Diantara family time yang saya lakukan bersama bertiga dengan Narend dan suami, yang membuat saya terkesan adalah, Narend suka mengajak saya bermain bersama dia. Walaupun dia belum bicara secara lancar, paling tidak 1-2 kata dalam 1 kalimat, bisa ia lontarkan. Misalnya, “Mami, main..”. Itu artinya dia mau main bersama saya. Misalnya mau menggambar bersama, atau nonton video bersama, atau main bola bersama.
Lain lagi ceritanya family time edisi saya dan Narend, ya ibu dan anak saja, yang paling membuat saya terkesan adalah saat pertama kalinya saya mengajak Narend family time di lokasi outdoor, yaitu di Taman Ragunan, Jakarta. Saat itu Narend masih berusia 1 tahun. Kami memilih Taman Ragunan karena kami memang punya target bahwa Narend saat usianya 1 tahun, kami ingin mengenalkannya kepada alam. Awalnya sih kami ragu dan Narend bakalan cranky, tapi ternyata..
Narend justru antusias melihat para hewan-hewan di Taman Ragunan itu. Sampai-sampai gak mau pulang 🙂
Karena berhasil, saya mengulanginya lagi di saat Narend berusia 2 tahun, tapi responsnya beda! 🙂 Dia malah takut dan minta buru-buru pulang 🙂
Dan ternyata alasannya simple, kami salah timing mengajak Narend berjalan-jalan. Narendnya belum makan dan belum cukup tidur.
Ada beberapa tips yang bisa saya share tentang family time atau waktu bersama anak :
1. Memahami Kebersamaan
Walaupun saya bekerja di rumah, saya masih menetapkan ada jam kerja di rumah, yaitu 8 jam per harinya. Dimulai dari jam berapa aja. Misalnya saya hari ini mulai jam 9 pagi, besok jam 10 pagi, dan seterusnya. Yang penting dalam 1 hari saya minimal sudah kerja 8 jam. Karena bekerja di rumah banyak gangguannya, waktunya saya cicil. Misalnya 2 jam dulu. Lalu lanjut saat Narend tidur siang. Lalu lanjut lagi jam berikutnya saat Narend tidur malam, dan seterusnya. Sampai total saya bekerja dalam 1 hari itu 8 jam.
2. Makan Bersama
Adakalanya saya lelah memasak tiap hari. Saya suka membuat jadwal ada 1 hari saya absen dari memasak, lalu saya ajak keluarga saya untuk makan-makan di luar. Pilih makanan kesukaan anak. Jadi selera pastinya mengikuti selera anak, karena Narend tipe yang picky eater, alias suka memilih-milih makanan.
3. Abadikan Moment
Di setiap kejadian, baik itu sedih, lucu, bahagia, usahakan rekam semua kejadian dengan menggunakan smartphonemu. Karena nantinya video itu selain bisa untuk kenangan untuk kita, kita juga bisa nonton bareng bersama keluarga. Jadi moment berharga deh, jadi bisa ketawa bareng 🙂 Dan video ini salah satu resep keharmonisan keluarga saya.
4. Matikan Smartphone
Sekali lagi saya tidak bosan-bosannya untuk selalu mengingatkan kepada seluruh orangtua, bahwa gadget bukan segalanya. Saat menikmati kebersamaan dengan anak, sebaiknya gadget kita taruh, dan kalau bisa koneksinya dimatikan juga. Karena kalau ada notifikasi masuk, masih terkoneksi dengan internet, bisa-bisa kita suka tergoda akan membuka sosmed. Dari info yang saya dapat dari berbagai talkshow tentang parenting yang saya ikuti, ternyata anak itu terkadang bisa cemburu lho dengan kehadiran si gadget. Jadi sebisa mungkin jika kita ingin menciptakan family time yang benar-benar berkualitas, please dont forget to turn off your smartphone first.
Terkadang Narend juga suka timbul jealousnya kalau saya sudah kebanyakan menikmati gadget saya. Narend cranky, terus dia menarik-narik saya untuk main bareng, sehingga smartphone saya terjatuh. Karena dia belum bisa komunikasi dengan jelas, dengan seperti itulah dia menyampaikan pesannya.
5. Hal-Hal Kecil
Sebenarnya gak harus keluar dan beraktivitas diluar rumah, hal sekecil apapun bisa dijadikan me time bersama anak. Contohnya kayak gini, saya sengaja meluangkan waktu bersama pergi berduaan aja, ke resto terdekat untuk menikmati snack time berduaan 🙂 Quality time ini bisa menjadi kegiatan yang seru antara ibu dan anak. Biasanya saya lakukan kegiatan ini saat Narend-nya sudah cukup tidur, dan belum makan. Jadi kami bisa makan bersama.
Dan salah satunya snack yang satu ini. Dari dulu snack ini jadi snack keluarga, karena rasanya gak bikin eneg dan ternyata Narendpun suka banget sama wafer yang satu ini.
Ternyata dari hal-hal kecil cukup membuat kami bahagia, dan inilah cerita family time yang paling berkesan bagi saya.
Kalau kamu? 🙂