Wonderful%2BLife%2B24.jpg

Movie Review : Wonderful Life (Karena Semua Anak Terlahir Sempuna)

Wonderful Life
Produser : Angga Dwimas Sasongko, Handoko, Hendryono, Rio Dewanto
Sutradara : Agus Makkie
Penulis : Jenny Jusuf
Produksi : Visinema Pictures, Creative & Co

Saat saya dikonfirmasi bahwa saya terdaftar di acara Nobar ini saya langsung semangat, selain ini adalah gala premiere, dan juga setelah saya lihat trailernya di Youtube, saya juga langsung tahu bahwa film ini adalah drama edukasi, film tentang sebuah drama keluarga. Jadi saya agak penasaran juga ceritanya seperti apa.
Oke, saya cerita dari perjalanan saya ikut gala premiere yah.
Untuk acara nobar sesuai on schedule yaitu jam 9 malam. Perjalanan dari rumah menuju lokasi yaitu di Plaza Senayan XXI, hanya membutuhkan waktu sekitar 40 menit perjalanan saja. Karena arah Jakata kosong saat itu, sementara arah ke timur macetnya luar biasa 🙂 Saya sampai di lokasi sekitar pukul 8.
Sampai di lokasi ternyata 1 ruangan bioskop sudah penuh oleh para tamu undangan. Wah ternyata disini semua para pendukung film Wonderful Life hadir semua lho, ada Koh Alex @Amrazing, Mas Handoko, Agus Makkie, bahkan juga Guest Starnya Atiqah Hasiholan dan Sinyo yang berperan sebagai Aqil. Dan tak terkecuali juga suaminya ikut, Rio Dewanto. Awalnya saya bingung kok ada Rio Dewanto yah? Padahal kan dia gak main filmnya. Oh, mungkin dia setia menemani istrinya untuk menghadiri undangan gala premiere disini, pikir saya. Tapi ternyata Rio Dewanto adalah salah satu produser di film ini, lol. Jadi saya beruntung deh bisa foto bareng sama Rio, awalnya saya mau foto bareng dengan Atiqah tapi berhubung dia sibuk dikerubungi oleh para fansnya, ya sudah saya foto dengan suami aka produsernya aja 🙂 
Rio Dewanto ramah luar biasa 🙂

Film dimulai pukul 21.15. Suasana disini ramai luar biasa. Sebelum film dimulai, ada kata sambutan dari para pendukung film ini. Salah satunya adalah mas Handoko, yang sebagai produser film ini. Tapi sayang fotonya tidak terlalu bagus, karena saya mengambilnya dari seat saya duduk di raw B.

Dan inilah para pendukung film Wonderful Life

Dari kiri ke kanan : Putri Ayunda – Handoko H – Sinyo – Agus makkie – Alex Abad – Atiqah Hasiholan – Rio Dewanto – Amalia.
Review Film
Filmnya tentang seorang ibu yang menginginkan anaknya untuk menjadi anak yang cerdas juga berprestasi. Atiqah berperan sebagai Amalia, yaitu ibu dari Aqil (yang diperankan oleh Sinyo). Amalia sejak kecil dibesarkan dengan sikap otoriter dari bapaknya. Amalia harus menjadi orang yang punya prestasi, harus menjadi seseorang yang terpandang, sehat, sempurna dan lebih segala-galanya. 
Dari pengajaran bapaknya itulah akhirnya secara tidak langsung Amalia menerapkannya pada Aqil. Amalia ingin Aqil tampak sempurna di mata semua orang. Amalia punya kedudukan yang cukup lumayan di kantornya.
Dalam perjalanan hidupnya, akhirnya ia menemukan masalah juga, yang tadinya ia pikir semuanya bisa baik-baik saja, ternyata ia justru mengalami masalah, yaitu Aqil bermasalah di sekolahnya. Nilai-nilanya hampir semuanya (terutama nilai akademiknya) jelek, yang bagus hanya pelajaran seni dan olahraga. Karena setiap bulan sama, yang tadinya Amalia berpikir nilanya bisa baik, tapi makin lama kok sama saja, alias tidak ada perubahan?
Akhirnya ia berinistaif menemui guru dari Aqil dan langsung konsultasi dengannya. Akhirnya Amalia mencari tau dengan mendatangi seorang Psikolog tentang kondisi dari Aqil. Ternyata Aqil divonis memiliki disleksia
Apa itu Disleksia?
Sedikit info tentang Disleksia ya. Menurut info yang saya baca dari Wikipedia, bahwa Disleksia adalah gangguan kemampuan membaca dan menulis. Disleksia bukan sebuah tahapan belajar yang dialami oleh anak usia tertentu. Dan penyebab Disleksia adalah salah satunya keturunan. Orang yang menderita disklesia tidak menggunakan otak kiri mereka, bagian yang mengatur kemampuan mengeja dan membaca, 
Gejala dari anak yang menderita disleksia yaitu rata-rata anak itu pandai, mengalami kesulitan dalam hal menulis dan membaca, pintar dalam berbicara, buruk dalam menulis, terlambat berbicara, kesulitan dalam belajar bahasa baru, terutama bahas asing, kebingungan dalam menulis, membaca huruf, kata dan angka, kesulitan dalam mengikuti pelajaran di sekolah, memiliki kemampuan gambar-visual spatial dengan baik, khayalan kuat dan sebagainya. Kalau mau tau lebih lanjutnya mungkin bisa browsing ya. 
Dari beberapa gejala yang disebutkan diatas itu, kalau kamu menonton filmnya Aqil memang termasuk di dalamnya. Aqil sering berkhayal, memiliki kemampuan gambar yang luar biasa, sampai-sampai saya kagum dengan gambar-gambar Aqil, itu beneran gambarnya atau bukan ya 🙂 gambarnya doodle gitu, tapi untuk anak sekelasnya lumayan keren 🙂
Lanjut lagi ke filmnya. Amalia sejak tau Aqil menderita disleksia, untuk mendapatkan pembenaran, ia langsung mencari tau ke orang pintar atau psikolog lainnya. Dari dalam hati Amalia sebenarnya ingin meyakinkan bahwa Aqil itu baik-baik saja. Amalia juga sebenarnya selalu mendapat tekanan dari bapaknya, bahwa anaknya itu sakit. tapi sebenarnya disleksia adalah bukanlah suatu penyakit, melainkan hanya gangguan saja. 
Hampir semua orang pintar dan juga psikolog dari berbagai penjuru ia datangi, tentunya perjalanan itu ia lakukan bersama Aqil, anaknya. Di dalam perjalanan itu banyak hal yang sebelumnya belum pernah ia temukan bersama Aqil. Sampai suatu ketika Amalia menemui seorang orang pintar, bahwa tidak ada obat untuk anak disleksia. Obatnya hanya 1, bisa menerima dan berdamai dengan kondisi anaknya. 
Amalia terkenal orang yang tegas, prinsipal sempurna, dan menurutnya dunia adalah serba hitam dan putih. Ini persis sifat saya banget 🙂 Bagaimana yah Amalia menghadapi anaknya yang ternyata mengalami disleksia? Kalau dia terima, bagaimana ya menyikapi lingkungannya terutama lingkungan kantornya? Karena Amalia sangat terkesan yang sempurna di mata lingkungan kantornya. 
Testimoni 
Film ini wajib ditonton untuk semua para orangtua dan juga anak. Film ini sarat akan edukasi. Kamu jadi bisa belajar bagaimana menghadapi sesuatu yang tidak sesuai dengan memposisikan dirimu sebagai orangtuanya. Saya banyak belajar disini sebagai orangtua, bagaimana mengambil sikap seandaianya keadaan tidak mulus-mulus saja, seandainya dihadapkan anak kita seperti itu. Filmnya, actingnya semua bagus menurut saya, apalagi actingnya Atiqah, sangat bagus banget disini, seakan-akan mengalami kondisi itu. Tapi yang kurang hanya satu, trailernya menurut saya kurang oke sih, malah tadinya saya berpikir filmnya kurang oke, tapi ternyata bagus kok filmnya. Tapi ya gak sedih-sedih amat seperti yang orang-orang bilang. Tapi cukup menyentuh sih sebagai orangtua 🙂
So I give rate 4/5 for this movie 🙂

2 Responses

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *