Surabaya%2B02.jpg

[TravellingWithKids] Lebaran Ke Rumah Mama Di Tulung Agung

Kalau bisa dibilang ini tindakan ternekat saya dengan suami memilih tahun ini kami berangkat keluar kota sekalian mudik. Karena semuanya benar-benar yang pertama kali, baik naik pesawat pertama kali, keluar kota Jakarta dan Bandung untuk pertama kalinya bertiga, plus ini juga pertama kalinya kami keluar pulau bertiga (untuk yang keluar pulau pantengin aja artikel aku sampai bawah ya hihihi). Mungkin bagi sebagian orang menganggap biasa aja, tapi bagi kami traveller pemula, ini suatu keberkahan, karena sangat tidak mudah travelling dengan seorang anak balita yang sangat hiperaktif tanpa bantuan seorang ART. Tapi kami berhasil melewatinya. Mau tau ceritanya? Yuk ikutin ceritaku sampai selesai ya! 🙂

Lebaran kemarin ini pertama kalinya kami  mudik ke Tulung Agung, Jawa Timur. Dari jauh-jauh hari, 6 bulan sebelumnya kami sudah mempunyai planning untuk bisa mudik tahun 2016 ini. Jadi dari jauh-jauh hari sudah mempersiapkan mulai dari budget, baju, serta planningnya apa aja disana. Karena kami akan bepergian selama kurang lebih 5 hari. Jadi perjalanan kami yaitu Jakarta – Surabaya – Tulung Agung – Kediri – Malang – Surabaya – Jakarta.

Day 1 : Lebaran di Bekasi

Hari pertama lebaran kami di Bekasi. Karena orangtua dari suami tinggal di Bekasi. Tapi khusus lebaran tahun ini saudara papa dan mama gak banyak yang datang ke Bekasi, karena hampir 80% semua mudik ke Solo dan Surabaya. Padahal tahun lalu semuanya gak mudik, jadi semuanya ngumpul di rumah deh, jadi rame 🙂

Day 2 : Lebaran di Tulung Agung

Tujuan kota pertama kami adalah Tulung Agung. Tapi karena tidak ada penerbangan dari Jakarta menuju Tulung Agung, jadi kami terpaksa memilih destinasi Surabaya. Jadi dari Surabaya baru menuju ke kota Tulung Agung. Surabaya – Tulung Agung membutuhkan waktu sekitar 4-5 jam (kondisi normal dan lancar), dan 6-7 jam (kondisi macet lebaran).

souce : Foto Video Grafi
Mengambil info dari Wikipedia, Kabupaten Tulung Agung adalah salah satu kabupaten yang terletak di Propinsi Jawa Timur. Tulung Agung terkenal dengan daerah penghasil marmer terbesar di Indonesia. Dan kota ini terletak 154 km ke arah Barat Daya Surabaya.

Sampai di Bandara Juanda
Sebelumnya saya pernah cerita tentang perjalanan saya menggunakan Lion Air, (Baca : Pengalaman Pertama Naik Pesawat). Saya sampai di Bandara Juanda sekitar pukul 7.30 pagi. Untuk menuju ke kota Tulung Agung, saya akan dijemput oleh mama saya. Perjalanan dari Tulung Agung ke Surabaya memakan waktu sekitar 4-6 jam. Jika normal dan jalanan sepi, perjalanan hanya 4 jam. Dan alhasil perjalanan mama kurang mulus kali ini. Tiba di bandara Juanda jam 12.50 pm. Itu artinya saya harus menunggu di Bandara Juanda sekitar kurang lebih 4 jam-an ya. Saya sampai tertidur – bangun – tertidur – bangun, karena saya dan suami memang kurang tidur saat berangkat dari Jakarta. Ohya, ditambah lagi saya minum antimo, karena saya mabok udara banget. Saya pengen muntah setelah turun dari pesawat *hiks*. Ditambah lagi Narend yang gak bisa diem selama di bandara. Bandara Juanda yang sebesar itu mungkin kita kelilingi lebih dari 10 kali, karena Narend gak bisa diam dan itu salah satu faktor membuat kami sangat-sangat kecapean. 
Ohya, di bandara ini juga ada hotel lho, namanya Hotel Ibis Surabaya. Lokasinya di kedatangan Surabaya. Jadi sepertinya hotel ini memang diperuntukkan tempat beristirahat. Harganya memang sedikit lebih mahal, daripada hotel lain diluar bandara. Tapi sepertinya sebanding bila dibandingkan dengan hotel dan biaya transportasi selama di Surabaya.

Perjalanan Menuju Tulung Agung
Jam 12.50 pm mama menjemput kami. Di jalan kami sempat mengalami kemacetan di beberapa titik. Dan itu membuat kami sampai di rumah mama sekitar pukul 7 pm. Duh itu kami sangaaat sangat capeek. Setelah sampai, kamipun beristirahat. Ohya, sebelum kami sampai di rumah mama, kami mampir dulu untuk makan malam. Nama lokasinya yaitu Pasar Ngemplak. Makanan yang dijual disini rata-rata ayam goreng, ayam bakar, roti bakar, dan sebagainya.

Dan sayapun memesan ayam bakar.

WOW! 1 porsi ayam bakar ini LUAAR BIASA besarnya! Dan rasa ayam bakar inipun sungguh luar biasa enaaak! Hanya saja daging ayamnya sangat alot! Sehingga saya butuh tenaga untuk menghabiskan 1 porsi ayam bakar ini. Untung saja tidak saya berikan ke Narend. Bisa-bisa dia gak bisa makan deh.
Lain hal dengan menu suami. Dia memesan Nasi Pecel khas Surabaya.
Nasi Pecel Surabaya

Saya baru tahu kalau di Surabaya juga ada nasi pecel, saya kira hanya ada di Solo. Katanya nasi pecel di tiap daerah beda-beda. Tapi rata-rata hampir sama, semua menggunakan bumbu kacang. Dan untuk di Surabaya, menggunakan peyek. Kalau di Solo, menggunakan kerupuk karak. Dan nasi pecel yang saya coba ini rasanya manis, seperti rasa petis gitu. Kamu udah pernah coba petis kan?

Menu kedua suami adalah Lontong Sayur.

Lontong Sayur disini berbeda. Coba deh lihat, isinya adalah sambel goreng krecek, telor, ayam, sayuran kangkung. Rasanya sih enak, sama seperti lontong sayur pada umumnya. Hanya saja sensasinya beda. Yang biasanya kita makan lontong sayur di Jakarta hanya lontong + ayam gulai + tahu, tapi kali ini kita merasakan ada sayuran dibumbui bumbu gulai. 
Menu ketiga suami saya adalah cemilan, yaitu Gethuk Candil. Mungkin di beberapa daerah juga punya Candil, tapi bahan dasarnya kali ini adalah gethuk. Disajikannya dengan parutan kelapa dan gula merah. Duh rasanya enak banget! Saya jadi cemilin ginian sebelum makan berat deh.

Oke, selesai kulineran di pasar ngemplak. Kamipun menuju rumah mama. Disana kami langsung beristirahat. Ohya, semua perjalanan kami selama kami di rumah mama, menggunakan transportasi mobil mama ya.

Waktu itu saya ingin berjalan-jalan di sekitar Tulung Agung dengan menggunakan sarana transportasi. Yang sering terlihat oleh kami adalah becak. Ada angkutan umum, tapi gak banyak. Setelah saya bertanya ke saudara disana, ternyata penduduk di Tulung Agung, kalau mau beraktivitas kebanyakan menggunakan kendaraan pribadi. Ada bus, tapi itu untuk antar kota. Ojek juga tidak ada. Waktu saya cek Uber (Taksi Online), disana tidak terdeteksi, alias gak ada. Wah saya jadi mikir, seandainya saya membuka usaha Uber, mungkin laku kali ya? 🙂 Pokoknya sangat jauh berbeda keadaannya dengan Jakarta, yang serba ada.

Saya penasaran apakah benar di Tulung Agung tidak ada kendaraan umum yang mudah dijangkau? Akhirnya karena saya penasaran, saya googling di internet, dan ternyata benar. Memang di Tulung Agung sangat minim sekali kendaraan umumnya. Itulah sebabnya penduduk disana rata-rata mempunyai kendaraan sendiri.

Day 4 : Goes To Surabaya

Perjalanan saya kali ini dilanjutkan ke Surabaya. Awalnya tadi kami berencana ingin naik kereta ke Surabaya. Tapi saat kami ke stasiun, semua tiket ke semua tujuan kereta FULL sampai dengan 2 pekan ke depan. Dashyat! Lalu saudara saya memberikan ide, naik bis. Cuma kami berpikir, dari rumah mama ke Terminal Bis naik apa ya? Tidak mungkin kami naik becak, karena kami membawa 2 koper, sementara pangkalan becak itu jauhnya luar biasa dari rumah mama. Uber juga gak ada. taksi convensional juga tidak ada. Kalaupun ada, saya harus  berjalan dan mencari di jalan raya dulu. Sementara jarak dari rumah mama ke jalan raya itu sekitar 2 km. Saya sempat hopeless bagaimana kami bisa ke Surabaya? Lalu saudara saya memberikan ide lagi untuk mencoba ‘travel’. Saya googling di internet dengan keywords ‘Travel Tulung Agung‘, ternyata saya googling, di Tulung Agung tidak ada bis travel yang mangkal, kota ini adalah hanya tempat transit para travel aja. Kota pangkalan travel sebenarnya ada di Kediri atau Blitar. Langsung akhirnya saya ganti dengan keyword ‘Travel Kediri‘ atau ‘Travel Blitar‘, dan ternyata banyak! Dan akhirnya kami dapat Joy Travel. Alhamdulillah, kami jadi juga bisa ke Surabaya. Akhirnya kami berangkat dari Tulung Agung pukul 5 pagi.

Oiya untuk pulang, karena mau mencoba maskapai yang berbeda, maka kami membeli tiket pesawat Sriwijaya Air secara online juga.

Selanjutnya bersambung ke Menyusuri Keunikan Serta Kuliner Kota Pahlawan Surabaya Dalam 2 Hari ya 🙂

3 Responses

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *