Pengalaman%2BPertama%2BNaik%2BPesawat.jpg

[TravellingWithKids] Pengalaman Pertama Naik Pesawat Terbang, Rasanya Campur Aduk Jadi Satu

Bisa dibilang seumur-umur saya belum pernah yang namanya si burung besi, alias pesawat. Trus kenapa gak pernah? Pertama, karena memang saya gak punya kesempatan untuk naik pesawat. Kedua, gak bakalan ngerasain mudik, karena orangtua dan mertua serta saudara mama ada di Jabodetabek semua. Papa mertua anak paling tua, jadi setiap lebaran pasti dikunjungi oleh keluarga. Ketiga, saya belum punya kepentingan untuk bepergian dengan pesawat. Uhh sedih yes?

That’s why baru di tahun 2016 inilah saya memutuskan untuk keluar kota.


Hmm.. dibilang mudik juga gak juga ya, karena baru tahun pertama mamaku tinggal di Tulung Agung, jadi ya ini pertama kalinya juga saya kesana. Jadi ya di TA itu bukan kampung asli si mamah. Makanya tadi saya bilang sebenarnya ini (bukan) mudik 🙂

Soal perjalanan saya kali ini 100% menggunakan flight. Mau pakai kereta api tapi udah penuh banget. Baik dari tgl 7 – 15 Juli 2016. Alias udah full booked. Plus narendnya juga gak mau diem. Saya khawatir nanti di kereta malah mengganggu oranglain. Soal harga, hmm jangan ditanya ya, peak season plus pada saat lebaran pulak, yah tau sendirilah harganya berapa ya 😀

Tiket Jakarta – Surabaya


Tujuan mudik saya kali ini adalah ke Tulung Agung. Karena gak ada flight dari Jakarta menuju Tulung Agung, otomatis tujuan saya adalah ke Surabaya terlebih dahulu. Dan saya memesannya di tiket.com. Karena cuma di tiket.com aja yang paling murah meriah, dibandingkan dengan traveloka. Beda 80ribu untuk 1 tiket, buat saya berharga banget. Karena saya membawa anak haruslah berhemat-hemat ria. Karena bulan depan saya bakalan travelling lagi.



Berangkat menuju Bandara

Jam 2.30 pagi saya bangun, bersiap-siap. Karena jam 3 pagi harus berangkat menuju airport, saya berinisiatif menggunakan jasa Uber Mobil. Jam 2.45 pagi saya cek tarif Uber masih biasa. Tapi saat saya ingin memesan jam 3.00 itu, mendadak fare estimate-nya naik jadi 2,4x. Saya panik! Sementara flightnya jam 6 pagi. Berkali-kali saya keluar-masuk apps Uber, ternyata tarifnya memang lagi high rate. Akhirnya saya mengusulkan ke suami, final decission menggunakan jasa taksi Blue Bird saja.

Akhirnya kami googling terlebih dahulu nomor telp CS nya berapa, selanjutnya kami coba memesan. Alhamdulillah mobil ready dan menjemput kami jam 3.30 am.

Kamipun berangkat menuju airport. Total biaya taksi menuju airport 200rb *hiks. Padahal waktu saya cek tarif Uber hanya 134rb. Beda jauuuh 🙁 Tapi yah sudahlah. Semua kepepet demi waktu.

Menentukan Terminal Berapa

Ohya, sebelum kamu turun ke airport, kamu harus tentukan dulu ya terminal berapa. Buat yang belum tau ke Terminal berapa, kalau saya search aja di google, dengan keyword ‘Nama Flight Tujuan Terminal Berapa’, langsung deh muncul listing info terminal berapa.

Tadi sempet panik, ini Terminal berapa ya kita? Tanya saya ke suami. Yahh meneketehe, akupun juga belum pernah baik pesawat? Capedeh, ternyata suami saya belum pernah naik pesawat :)) Nah, thanks to Mr. Google yang memudahkan saya untuk menemukan apa yang saya perlukan 🙂 Beruntung saya berada di jaman digital ini. Kalau gak, mungkin saya bisa-bisa telat mencapai lokasi pesawat tujuan, karena gak tau Terminal berapa.

Menentukan kamu di Terminal berapa itu penting banget. Karena jarak antar Terminal 1 (A, B, C) dengan terminal 2 dan 3 itu jauh bangeet. Jadi sebisa mungkin kamu bisa menghemat waktu.

Checking Security

Sebelum masuk, barang-barang kamu akan dicek melalui gate security code. Handphone diletakkan di wadah khusus untuk memudahkan membedakan. Setelah itu kamu melewati ke security gate untuk diperiksa badanmu.

Checking Baggage

Setelah melewati security code, kamu harus cek bagasi dulu. Apakah kelebihan muatan atau gak. Biasanya beberapa maskapai penerbangan sudah memberikan fasilitas bagasi maksimal 20kg saja. Selebihnya dikenakan charge. Nah, disini mungkin bagian yang paling lama, karena tiap orang diinterview satu-satu dicek apakah ada barang elektronik atau barang pecah belah apa gak di dalam kopernya. Kalau ada, harus dikeluarkan dari kopernya, dan harus ditaruh di dalam kabin pesawat, bukan di bagasi. Kabin dengan bagasi itu beda. Kabin lokasinya diatas kursi kita. Sedangkan bagasi ada di bagian belakang pesawat. Karena pihak penerbangan tidak bertanggung jawab bila terjadi kerusakan. Karena di ruang bagasi, semua koper dibanting-banting dan dijadikan satu dengan koper lainnya.

Nah, bayangkan kalau ada antrian 20 orang dan cek satu-satu kopernya, maybe it could takes 30 minutes for 1 person.

Menuju ke Boarding Pass

Nah, selesai cek bagasi, kamu menuju ke atas menuju Boarding Pass. Ibaratnya kalau di kereta itu adalah ‘Peron’.

Sebelum masuk boarding pass, kamu akan melewati security gate lagi. Badan dan barang-barang kanu dicek kembali. Handphone dan barang-barang metal dipisahkan melalui satu wadah.

Barang-barang seperti gunting, cutter, pisau, dan bahan metal atau seperti senjata tajam lainnya tidak diperbolehkan masuk. Bila ditemukan saat itu harus segera dibuang.

Menuju Terminal Tujuan

Selesai dari security gate, kamu menuju lorong terminal sesuai dengan tujuan kamu. Disini nanti dibedakan terminal berapa. Jadi pastikan dari awal kamu sudah tau terminal berapa ya.

Menuju Flight Tujuan

Di bagian ini kamu menunggu dulu untuk panggilan pesawat. Jika pihak airport sudah mengumumkan atau memanggil, kamu baru boleh menuju pesawatnya.

Sebelum masuk, akan dilakukan pengecekan tiket terlebih dahulu. Seperti kamu ingin nonton film saja 🙂

Naik ke Pesawat

Sebelum naik ke pesawat, kita akan melewati naik dan turun tangga terlebih dahulu. Turun dari airport menuju pesawat semua menggunakan tangga.

Boleh ya saya mengabadikan kenorak-an saya disini karena ini pertama kalinya saya naik pesawat BERTIGA dengan Narend 🙂

Ahh ternyata bukan cuma saya aja yang foto-foto, semua juga ikutan foto-foto disitu 😀 Jadi gak malu sendirian 🙂

Yess dan akhirnya kami naik ke dalam pesawat. Pesawar Lion Air yang kami tumpangi ini lorongnya kecil and sempit banget! Jadi sebelum masuk antri gitu deh di tangga. Saking gantian dengan yang lain untuk menaruh barang-barang di kabin. Tapi saya kurang tau kalau pesawat yang lain itu kayak gimana.

Oke, selesai masuk dan menempati seat kami, sayapun mencoba untuk relax. Kami harus menunggu kira-kira 20 menit sebelum pesawat kami take off.

Saatnya Take Off

Perlahan pesawat berjalan menuju lokasi landasan. Yang paling gak enak itu saat pesawat sudah sampai di lokasi take off, trus si pilotnya menambah kecepatan dan ingin take off, trus rasanya kayak naik halilintar yang ngegas buru-buru, trus dan ada akhirnya terbaaaang! 5 menit setelah pesawat take off, saya melihat ke jendela, ohh my god! Pesawat gue melayaaang bo! Saya melirik ke suami dengan wajah meringis. Suami hanya mengangguk saja, pertanda “Iya mi, ini yang namanya terbang.”

Yang saya khawatirkan cuma Narend. Saya takut saat terbang nanti dia rewel di jalan, minta berdiri di seat, minta dipangku dan nangis uring-uringan mengganggu yang lain. Tapi karena saya berangkat saat jam tidur si Narend, dan amazingnya dia tertidur pulas lho di pangkuan saya. Alhamdulillah!

Nah, setelah kepanikan saya dengan Narend selesai, saatnya saya menata diri. Naik pesawat itu sungguh gak enak rasanya. Entah karena saya pilih flight yang ini, atau karena faktor saya takut ketinggian.

Di tengah perjalanan, awak kabin (pramugara dan pramugari pesawat) memperagakan tindakan penyelamatan diri saat terjadi bencana. Disitu perasaan saya TAKUT BANGET! Ini kayaknya gara-gara saya sering banget nonton film yang ada adegan pesawatnya dan berujung kecelakan. Untungnya si pramugara nya ganteng, jadi ada penghiburan sedikitlah.

30 menit berlalu

Dan saya masih berada di tengah ketegangan. Di tambah pilot mengumumkan bahwa cuaca sedang dalam kondisi yang kurang bagus, jadi kencangkan sabuk pengaman. My God! Duh ini kenapa lagi sih ini? Saya melirik ke jendela, itu awan putih semua, trus gak ada tanda-tanda strom atau apalah gitu. Biasanya yang saya tonton di film atau yang saya baca di novel, cuaca buruk itu bisa ada badai atau hujan. Saya melirik ke suami, lah dia malah tidur?! Sya coba bangunkan, trus dia bilang, cuaca kurang bagus aja, bukannya cuaca buruk. Yah sama aja kan, kurang bagus sama dalam kondisi kurang bagus? Saya mencoba untuk rileks lagi.

Saya menyiapkan novel dan buku majalah tidak tersentuh oleh saya. Karena perasaan mual sangat mendominasi.

Selama perjalanan saya mencoba untuk rileks. Dan mencoba untuk tidur (pulas), walaupun ternyata susah. Mencoba menghibur diri dengan melihat pemandangan alam melalui jendela sebelah kanan saya, melihat gunung dan rumah-rumah dari ketinggian 3000 kaki. Yang bikin saya worried itu pesawat kadang terbang dengan posisi miring ke kiri, miring ke kanan. Itu kayak naik ontang anting tapi tapi dalam posisi di udara.

1,5 jam berlalu

Pilot mengumumkan bahwa pesawat akan landing dalam waktu 30 menit lagi. Daaan pada saat landing, itu kayak pesawat mau menghantam sesuatu, turun bebas ke daratan dengan kecepatan tinggi. Duh rasanya mual, pusing, pengen muntah. Untung saya gak teriak. Suami saya cuma mengelus-elus punggung saya, sambil mengangguk mengartikan bahwa yaa, kita sudah mendarat dengan sempurna di Surabaya, dan kita baik-baik saja.

Setelah landing, para penumpang belum dipersilakan untuk lepas seat belt, sampai pesawat berhenti dengan sempurna.

Setelah berhenti, penumpang dipersilakan turun. Tapi saya memilih jadi penumpang yang (hampir) terakhir saja.  Karena turunnya masih antri dan juga Narendnya masih tertidur pulas saat itu. Jadi saya memilih menunggu antrian agak sepi aja, supaya Narendnya tidak terlalu lama saya gendong.

Alhamdulillah saya tiba dengan selamat di Surabaya. Setelah sampai, itu rasanya legaaa banget. Tapi saya masih pusing. Akhirnya saya baru minum antimo. Dan itu membuat saya ngantuk luar biasa sehingga saya tertidur pulas di airport.

Kalau ditanya perasaan saya gimana saat naik flight pertama kali adalah deg-degan kayak naik halilintar trus ditambah terjun bebas, kayak naik bungee jumping tapi kayak tanpa pengaman, muaaal banget, pengen muntah, kayak vertigo, trus melayang-layang di awan tanpa sayap. Halaagh bahasa gue 🙂

Abaikan muka bantal kami 🙂

Tips Buat yang ingin naik pesawat pertama kali seperti saya :

1. Usahakan tiba di airport 2 jam sebelum keberangkatan. Karena pesawat tidak akan menunggu jika kamu terlambat.
2. Jika kamu ingin membawa minuman, usahakan tidak melebihi dari 100 ml. Jika berlebih, akan dibuang.
3. Sebelum tiba di bandara, usahakan kamu sudah tau berada di terminal berapa
4. Barang elektronik sebaiknya dipisahkan dan tidak ditaruh di dalam koper. Untuk memudahkan dan mempersingkat waktu para petugas mengecek barang-barang kita, supaya tidak menambah antrian.
5. Tidak membawa senjata tajam, seperti gunting, pisau, dan sebagainya. Karena jika ditemukan kamu membawa barang tersebut, akan dibuang oleh petugas bandara.
6. Sebaiknya minum antimo sebelum keberangkatan. Supaya kamu bisa tertidur pulas saaat perjalanan di pesawat.
7. Sarapan sebelum berangkat. Karena perut yang kosong akan membuat kamu pusing di jalan. Jika kamu tidak sempat sarapan di rumah, jangan khawatir, di airport banyak kok tempat untuk sarapan.
8. Tidur yang cukup. Ini wajib banget. Sebelum berangkat kamu wajib tidur yang cukup supaya perjalanan kamu nyaman. Tidur yang kurang seperti yang saya alami, bikin gak nyaman, jadi mau tidur tapi gak bisa karena pusing dan mual.
9. Jika jarak tempuh kamu cukup lama, siapkan buku bacaan atau novel. Supaya kamu tidak bosan selama perjalanan.
10. Matikan handphone dan aktifkan airplane mode. Di dalam pesawat tidak diperbolehkan untuk menyalakan smartphone, karena sinyal handphone akan mengganggu penerbangan.
11. Siapkan KTP di tempat yang mudah dijangkau. Karena kamu akan dimintakan kartu identitas di setiap titik pengecekan.

Last but not least, percayalah bahwa setiap film kecelakaan pesawat itu gak semuanya pasti terjadi kok. jadi gak harus takut-takut terus. Yang pasti berdoa saja sebelum keberangkatan. Percaya dan yakin saja bahwa Allah beserta kita selama perjalanan.

Enjoy the flight and Happy vacation ya!

9 Responses

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *