Repotkah mengurus Surat Keterangan Usaha (SKU)?

Katanya kalau kita punya usaha itu, kudu punya something Legal untuk identitas seperti SUrat Keterangan Usaha (SKU). iYa toh yaa? Iyaa betuul sekali!
Beberapa bulan terakhir ini, usaha batik saya mulai mengalami kerepotan (Happy Problem dong yaah :)), alias saya harus mulai produksi, tapi saya butuh suntikan dana (alias pinjaman dana gitu loh) 🙂
Pada dasarnya saya sejak awal berpikiran apapun yang terjadi, saya tidak akan mau pinjam ke Bank takut embel2nya berujung dengan permasalahan pengkreditan. Tapiii, waktu terus berjalan.. mulailah saya mencari akal, bagaimana usah saya bisa jalan tanpa kendala. Akhirnya saya memutuskan untuk maju untuk menjadi mitra binaan PKBL, dan mitra binaan yang saya tuju kebetulan bank Mandiri.
Alright!
Day 1
Karena saya awam mengenai legalitas usaha, pertama-tama saya datang ke rumah pak sekretaris RT untuk menanyakan prosedural buat SKU. Tapi, karena sekre RT belum pernah buat dan belum pernah dengar apa yang namanya SKU itu, akhirnya saya memutuskan untuk mencari info ke rumah pak RT yang lebih valid dan malam itu juga. Saat itu jam sudah menunjukkan pukul 22.00 WIB. Yah, namanya juga orang mau usaha, yah gak ada salahnya lah mencoba datang ke rumah pak RT malam-malam. Toh kalau pagi-pagi pak RT-nya sudah berangkat ke kantor.
Waahh, setelah berhasil ke rumahnya, pak RT-nya belum pulang. Akhirnya saya memutuskan untuk meminta no hp-nya untuk saya bisa berkonsultasi dengan beliau mengenai pembuatan SKU.
Day 2
Keesokan harinya, pagi hari saya mencoba menelpon pak RT dan berkonsultasi via telepon. Alhamdulillah saya mendapat info, bahwa yang dibuat oleh RT adalah Surat Keterangan Domisili, yaitu surat yang menerangkan bahwa benar adanya saya tinggal di alamat xxx, mempunya usaha xxx, no ktp xxx, dsb. Sedangkan untuk SKU yang berhak untuk mengeluarkan adalah Kelurahan,bukan pak RT. (wahh, pemahaman saya salah berarti! :))
Okeyy, malamnya saya coba ke sekre RT (Kebetulan rumahnya hanya beberapa langkah dari rumahku), dan coba meminta Surat Keterangan Domisili. Disuruh kembali lagi esok hari, karena harus meminta ttd terlebih dahulu dengan pak RT. Oke deeh pak,saya akan kembali lagi besok malam.
Syarat-syarat untuk membuat Surat Keterangan Domisili hanya KK asli dan KTP asli.
Day 3
Saya mencoba kembali untuk mengambil SKD nya ke rumah pak sekre RT (mudah-mudahan siy udah kelar yaa) saat saya ke rumahnya, pak Sekre belum pulang. Yang menyambut saya adalah istrinya.
Saya : “permisi bu, maaf mengganggu, saya Cuma mau ambil titipan bapak Surat Keterangan Domisili”
Ibu sekre RT : “ohhh yaaahh,,, ada… sebentar yaa”
Saya : “okee bu”
Ibu Sekre RT : “ini suratnya”
Saya : “makasih banyak ya bu..”
Alhamdulillah ternyata benar! Sudah selesai J tapiiii,saya harus kembali lagi ke rumah pak RT, guna untuk meminta cap RT.
Okey, setelah selesai dari rumah pak Sekre RT, aku cabcuss ke rumah pak RT malam itu juga.
Waah,, pada saat saya ke rumahnya, pak RT-nya langsung menyambut euy! Yaiyalaaah, lha wong pakRT-nya lagi nyuci sesuatu di garasinya :p jadilah saya beramah tamah terlebih dahulu, secara saya adalah warga baru di komplek saya tinggal.
Saya : “assalamualaikum, permisi pak, pak RT-nya ada?”
Pak RT : “iyaa, saya pak RT. Ada apa? (gubraakk, kenapa saya sebodoh itu yah gak ngenalin pak RT hehe.. kebetulan pak RT nya ramaaaah bangeeeet! Padahal di telpon jutek bangeet dahh… jarang diangkat dan sms irit banget, upss)
Saya : “mau minta cap nih pak, katanya ada di bapak”
Pak RT : “hoooo .. iyaa kebetulan cap-nya ada di saya, karena ada beberapa surat yang harus saya stempel, tapi saya lupa mengembalikannya lagi ke pak sekre.. sebentar yah J”
Beberapa menit kemudian
Pak RT : “ini suratnya.. habis ini jangan lupa ke pak RW ya untuk minta ttd. Ke pak Sekre RW aja, karena cap-nya ada di dia” J(sambil menunjukkan arah rumahnya dimana)
Saya : ”okee pak,, saya langsung kesana. Makasih banyak yah pak, atas bantuannya…”
Pak RT : “sama-sama mba, salam untuk Mas Eko ya!”
Waaahhh ramaaah sekaliiii 🙂
Alhamdulillaaah akhirnya SKD saya sudah selesai.. Eeeh belum ding, saya harus ke RW 🙁
Malam itu juga, saya langsung ke rumah pak sekre RW untuk meminta ttd. Wah ternyata pak sekre belum pulang, akhirnya saya disuruh untuk meninggalkan berkasnya, untuk di ttd dan besok pagi bisa diambil. Baiklaaah ….:-)
Day 4
Pagi hari pukul 07.00 saya mencoba ke rumah pak sekre RW. Alhamdulillah beliau belum berangkat. Berkas sudah di ttd, saya kembali pulang. Alhamdulillah berkas Surat Keterangan Domisili – step I sudah selesai. Free of charge semuanya.
Lanjuuut, perjuangan saya belum selesaiii…
Akhirnya saya untuk maju ke kelurahan dengan membawa berkas-berkas lengkap.
Persyaratan untuk membuat SKU adalah :
1. Foto 4×6 1 lembar
2. FC KTP 1 lembar
3. Surat Keterangan Domisili asli (sampai RW)
4. FC PBB lunas
Saya : “permisi pak, saya mau mengurus surat keterangan usaha”
Staff : “bawa kelengkapannya gak mba?”
Saya : “bawa pak”
Staff : “oke, sebentar ya, saya ambil formulir yang harus diisi dulu”
Saya : “oke pak”
Setelah beberapa jam, karena terpotong sholat jumat, akhirnya surat keterangan usaha-nya pun sudah jadi. Tapiii, terakhirnya ini nih yang gak enak
Staff : “ini pak, suratnya. Biayanya 100ribu”
Saya : “apa paaak? 100ribu? Apa gak bisa kurang?? (wajah memelas, sedikit dongkol, dan sedikit menahan amarah)
Staff : “yaaah, disini biasa segitu” (dengan nada acuh gak acuh)
Saya berpikir, saya harus nahan emosi, karena saya membutuhkan surat ini. Dan sebenarnya pun buat SKU tidak bayar (alias free). Yah sudahlah saya fikir. Setelah berkonsultasi dengan suami saya, akhirnya saya membayar sejumlah 100ribu untuk sebuah SKU.
Lanjuuuut perjuangan berikutnya. (At the same day) ke kantor kecamatan
Saya : “permisi bu, mau minta ttg kecamatan untuk SKU”
Staff camat : “sudah buat SKU nya di kelurahan kan?”
Saya : “sudah nih bu, ini suratnya” (sambil menyodorkan suratnya kepada ibu tersebut)
Staff camat : “okee, tunggu sebentar ya…
Setelah beberapa menit…
Staff camat : “biayanya 200ribu” (gubraaak.. permainan macam apa ini, birokrasi kok diduitin? Alamaaakkk)
Saya :”hah? Yang bener bu?? Masa tadi saya di kelurahan udah bayar, di kecamatan bayar lagi sihhhhhhhhhh???”
Staff camat : “oooh, tadi di kelurahan udah bayar ya?”
Saya : “iya, emang kenapa bu?”
Staff camat : (sambil berbisik) tadi disana bayar berapa mba?”
Saya : (terpaksa berbohong) “50ribu bu”
Staff camat : “yaudah deeehh, saya 25ribu aja”
Selesai membayar, akhirnya kudapatkan juga SKUnya. 

ALHAMDULILLAAAAH……🙂

Tapii, masa berlakunya hanya 1 tahun sejak tanggal diterbitkan. (hadeeeeehh ibu! Kalo saya tadi jujur bilang bayar 100ribu, apa jadinya bu?) 🙂
Total biaya yang saya keluarkan untuk sebuah SKU adalah 125ribu rupiah..dengan proses 4 hari kerja.

27 Responses

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *