Smesco%2BIndonesia%2B1.JPG

Dukung Perekonomian Indonesia Dengan Local Brand Lebih Keren #SmescoNV

Local Brand Lebih Keren #SmescoNV. Weekend untuk saya adalah waktunya berjalan-jalan. Tapi saya dan suami punya rules khusus saat weekend yaitu untuk hari Sabtu adalah waktu untuk komunitas (Community Time) dan untuk hari Minggu adalah hari keluarga (Family Time). Jadi sebisa mungkin untuk acara pribadi baik saya ataupun suami kami plotkan di hari Sabtu. Tapi gak menutup kemungkinan juga hari Minggu ada acara komunitas. Kalaupun ada ya terpaksa saya tidak mengajak Narend. Pernah juga saya ada workshop dari pagi sampai sore hari yang udah impossible untuk ajak Narend. 
Ohya, by the way tanggal 26 September 2015 kemarin kebetulan saya gak ada acara komunitas, so, saya dan suami memutuskan untuk jalan-jalan ke Smesco Indonesia. Kebetulan waktu itu ada acara Smesco Netizen Vaganza, dan salah satu acaranya yaitu ada workshop yang keren-keren, yang gak mungkin saya lewatkan. Waktu ada 2 workshop yang ingin saya hadiri. Yaitu Travel Writting bersama Agustinus Wibowo dan Still Life Photography by Rayani.

Akses menuju Gedung Smesco gak terlalu sulit kok. Malahan gampang. Mau diakses via kendaraan umum atau kendaraan pribadi, semua sama-sama tidak menyulitkan. Kalau naik kendaraan pribadi, akses tol dalam kota, lalu keluar di Tebet atau Pancoran. Lalu tinggal lurus aja deh. Lewatin satu lampu merah lalu posisi Gedung Smesco Indonesia ada di sebelah kiri.
Nah, saat sebelum masuk ke Gedung Smesco, ada banner yang besar banget bertuliskan Smesco NetizenVaganza. Plus ada panggung di lobby utama. Jadi kalau ada orang yang lalu lalang saat itu bisa langsung terlihat ada kegiatan dan event di Gedung Smesco. Ohya, saya datang ke workshop di Smesco ini karena waktu itu karena dari Twitter. Yes.. saya kan social enthusiast, alias tiap hari kerjanya memang mantengin dan berkutat di dunia sosial media, jadi saya tau pertama kali Smesco akan mengadakan acara keren ini, langsung aja deh saya merencanakan untuk datang, yes?:)


Kami parkir di lantai B2. Untuk workshopnya ada di gedung Pavilliun Smesco lantai 12 dan 15. Jadi akses dari lantai B2 menuju lantai atas menggunakan lift. Sebelum menuju ke lantai 12, kamu harus ke lantai ground dulu.Agak amaze juga saya waktu ke lantai ini, karena sudah dibuka produk-produk Indonesia terutama Batik dan Tenun. Sambil menunggu lift yang mengantarkan kami ke lantai atas, ada petunjuk bahwa Smesco ini membagi UMKM berdasarkan lantai dan daerahnya.

Karena jamnya bersamaan, akhirnya saya ingin datang ke event keduanya, akhirnya saya membagi tugas dengan suami. Saya datang ke workshop Basic Travel Writting by Agustinus Wibowo, sedangkan suami datang ke Monetize Your Sosmed bersama Yeyen Nursjid. Nah, biasanya setelah workshop di perjalanan pulang atau saat makan siang kami sharing tentang workshop kami masing-masing. Jadi ilmu tetep dapet kan secara adil? πŸ™‚

Workshop – Monetize Your Sosmed bersama Yeyen Nursjid.

Dokumentasi : Pribadi

Disini mba Yeyen menjelaskan bagaimana produknya yaitu AmayraBatikIndonesia bisa memiliki omset milyaran dengan memasarkan produknya menggunakan Instagram dan Facebook Fanspage. Produk-produknya fashionnya seputar baju dan sepatu, yang semuanya menggunakan bahan-bahan lokal, yaitu batik.

Dokumentasi : Instagam AmayraBatikIndonesia

Workshop – Basic Travel Writing bersama Agustinus Wibowo.

Dokumentasi : Pribadi

Mas Agustinus menceritakan tentang tips and trik bagaimana menjadi seorang travel blogger yang handal. Banyak sekali para travel blogger yang melakukan perjalanan dan menuliskannya di blog seperti menulis reportase, bukan pengalaman. Padahal para pembaca travel blogger itu membutuhkan pengalaman, bukan reportase atau narasi. Banyak orang yang melakukan travelling, banyak juga yang ceritanya menboringkan (baca : membosankan). Itu karena penulis gagal untuk mengaitkan dengan tempatnya.

Beliau juga mengajarkan untuk kita selalu menggunakan kata aktif, bukan pasif. Ini berguna supaya para pembaca blog kita bisa terjun langsung mengalaminya. Saya bukan seorang travel blogger, tapi saya merasa tips yang disampaikan oleh beliau berguna untuk semua para blogger.

Ohya, mas Agus juga bilang, banyak para travel blogger yang melakukan travelling keluar Indonesia. Padahal banyak spot-spot di Indonesia yang perlu kita explore.

Acara workshopnya kurang lebih 2 jam untuk 1 sesi. Selesai workshop sesi pertama jam 12.30. Setelah itu kami berencana untuk istirahat dan makan siang bersama. Ohya, sebelumnya saya dan suami sudah pernah ke gedung Smesco ini, terutama saat wedding. Ya, gedung Smesco bisa disewakan untuk wedding dan acara komunitas atau workshop seperti ini. Tapi saya belum pernah ke gedung Smesco UKM Pavilliun, hanya ke bagian hall saat Pesta Wirausaha Tangan DiAtas (TDA) dan ke lantai foodcourt untuk makan siang.

Eh iya saya baru inget, waktu saya pertama kali datang kan ada banyak tenda-tendaan tuh yah di depan, ada foodtruck juga. Kenapa gak coba makan diluar aja? Makanannya semua sangat menggoda iman dan dompet loh. Gak percaya? πŸ™‚

Akhirnya saya gak jadi makan di foocourt. Saya lebih memilih makan disini, liat dong itu foodtruck para UKM nya sangat menggoda untuk dicicipi πŸ™‚

Setelah selesai makan siang, saya memutuskan untuk sholat. Disini juga ada mushola, ada di lantai B1. Cukup turun 1 lantai melewati anak tangga. Selesai sholat saya memutuskan untuk kembali ke area workshop. Hmm.. tapi waktu masih ada sekitar 15 menit lagi, jadi saya memutuskan untuk melihat-lihat dan jalan-jalan dulu aja di tiap lantainya.

Di lantai sebagai penghubung antara Hall Smesco menuju Paviliun Smesco, terdapat produk-produk yang berbahan dasar dari Batik, Tenun, Kulit dan Kerajinan Tangan. Setelah puas saya disini, akhirnya sayapun naik ke lantai 12 untuk ikut sesi workshop berikutnya. Workshop berikutnya juga gak kalah menariknya. Lagi-lagi ada 2 jenis workshop yang ingin saya datangi, akhirnya saya dan suamipun berbagi tugas. Saya ke Workshop Vlogger bersama Sacha Stevenson dan suami ke Workshop Still Life Photography.

Workshop – How becoming a Vlogger bersama Sacha Stevenson

Saat hadir ke #SmescoNV ini saya baru menyadari bahwa Sacha dulunya berasal dari seorang Vlogger. Saya mengenalnya justru dari layar kaca. Dan saya juga baru tahu bahwa Sacha menikah dengan orang Indonesia, His name is Angga πŸ™‚ Dan di workshop ini Sacha juga mengutarakan kecintaannya terhadap Indonesia. Itulah kenapa video-videonya semua bernafaskan tentang seluk beluk permasalahan di Indonesia. Kamu udah pernah nonton videonya? Coba deh nonton πŸ™‚

Sangat banyak yang datang ke workshop yang membahas mengenai Vlogger ini, buat kamu yang belum tahu Vlogger artinya blogger yang menuangkan tulisannya dalam bentuk video. Disini Sacha menjelaskan kehidupannya dulu sampai sekarang menjadi seorang Vlogger. Banyak sekali tips yang saya dapatkan disini terutama apa saja yang paling sering orang cari di Youtube.

Satu hal yang saya ingat waktu Sacha menyampaikan tentang whats happening in Indonesia? Alias gosip ya πŸ™‚ Waktu itu sedang booming lagu Cita Citata – Sakitnya tuh disini! Nah, di Youtube pernah menempati top view. Sacha sempat heran, kenapa gak lagu Indonesia yang lain gitu ya? πŸ™‚

Workshop – Still Life Photography

Sudah bisa ditebak yang datang ke workshop ini yah orang-orang yang memang suka fotografi, dan untuk workshop ini membahas Still Life Photography. Buat kamu yang belum tahu, Still Life adalah salah satu bidang dalam fotografi yang memfokuskan pada obyek yang diam (tidak bergerak)

Dari ke-4 pembicara diatas selalu menyampaikan untuk menggunakan Local Brand. Ohya, bahas local brand, saya juga punya produk local brand lho, namanya Aurabatik (fashion batik). Semua asli produksi dalam negri nih. Produk-produk saya semua berasal dari Batik Solo. Awalnya saya membuka usaha batik ini karena saya kesal dengan produk-produk batik yang ada dipasaran karena menggunakan batik print. Nah, karena saya juga ingin mengangkat budaya lokal, akhirnya saya membangun bisnis ini bersama suami. Alhamdulillah saat ini bisa menghidupi perekonomian keluarga saya. Hmm.. paling tidak bisa (sangat) bisa menggantikan penghasilan saya waktu saya menjadi karyawan dulu.

Saya percaya berbisnis local brand tidak akan ada matinya. Selain bisa membantu perekonomian keluarga, benefit lain juga bisa mengharumkan produk local brand Indonesia.

Sinergi Pemerintah dan Masyarakat Indonesia

Menurut saya local brand sangat perlu adanya dukungan pemerintah. Khususnya masalah regulasi legalitas , good packaging dan pemasaran. Supaya produk lokal bisa mendunia dan juga para pelaku UKM juga bisa menjadi lebih baik lagi. Karena banyak banget para pelaku UKM yang masih awam banget dan masih butuh pelatihan untuk meningkatkan skill-nya.

Sebagai warganegara Indonesia sudah wajar dan wajib bagi kita untuk menggunakan Local Brand, karena jika bukan kita, siapa lagi yang menggunakan dan bangga menggunakan Local Brand πŸ™‚ #SmescoNV.


Tags: No tags

One Response

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *