Begitu tau mba Irma Sustika (demikian saya memanggilnya) membuat statusnya di akun facebooknya, keesokan harinya saya langsung ke toko buku Gramedia langganan saya, di Mal Metrolitan Bekasi awal November lalu.
Selain saya penasaran mau baca plus saya juga penasaran sama majalah yang satu ini. Wah ternyata majalah MORE ada sejak tahun 2009 lho. Saya baru tahu sekarang. Oalaaah :))) majalah MORE lebih dikhususkan dunia female dan aktivitasnya. Jadi ya bisa dibilang, majalah ini pas banget dengan kepribadian saya.
Profile Irma Sustika di Majalah MoRE |
Alhamdulillah majalah yang saya cari ini ketemu di Gramedia MM. Dan gak perlu waktu lama juga saya mencarinya. Dan kebetulan majalah ini sisa 2 buah aja. Wah daripada kehabisan, jadi makin repot, saya putuskan langsung beli deh saat itu.
Wahh, ternyata profile mba Irma ada di contents hal 6 di bagian depan. Masuk ke bagian Success Stories of Life Survivors. Lengkapnya ada di halaman 48 bersama kisah ibu lainnya sang survivors.
Friends, udah pada tau mba Irma Sustika kan? Kalau yang belum, coba deh tengok websitenya. Supaya bisa mengenal lebih dekat dengannya.
Saya termasuk salah satu orang yang sangat mengagumi mba Irma ini. Beliau orang yang sangat menginspirasi saya. Sudah tau kan, saya pernah menang lomba IWPC I akhir desember 2013. Ceritanya sudah saya sharing disini. Nah, saya juga ikut ajang kompetisi kayak gitu juga gara-gara hasutan mba Irma ini. Atas dorongan dan supportnya, saya akhirnya terjun ke komunitas womanpreneur community sampai akhirnya saya menjadi juara II di IWPC I tahun lalu.
Saya selalu terenyuh membaca kisah hidupnya mba Irma yang begitu pahit di masa lalu. Sayapun mungkin akan ikutan gila bahkan. Kalau saya mengalaminya.
Berikut kutipan dari majalah MORE ‘Perceraian dengan suami membuat Irma terpaksa meninggalkan kedua anak remajanya dengan asisten rumah tangga di rumah sementara ia sibuk bekerja di kantor’.
Dan satu lagi ‘Irma merasakan pukulan keras saat ia harus melepas Dimas kembali ke Sang Pencipta saat usianya masih muda, 15 tahun’
2 hal terberatnya membuat beliau bangkit dari keterpurukannya, dan sekaligus menjadi pemicu untuk menjalani hari-hari ke depannya. Sampailah beliau mendirikan komunitas womanpreneur community (WPC).
Sampai sekarang member WPC hampir mencapai puluhan ribu orang. Itu artinya apa? Artinya komunitas ini semakin kredible, semakin banyak orang menaruh kepercayaan bahwa komunitas ini ada dan selalu menginspirasi orang untuk terus maju.
Yaaa, awalnya mba Irma mendirikan komunitas ini cuma berbekal niat aja. Mba Irma selalu gemas kalau ada ibu-ibu rumah tangga yang selalu aja merendahkan dirinya dihadapan orang lain. Padahal dia itu punya potensi dalam dirinya yang patut dikembangkan. Hahaa iya banget. Saya kalau ketemu ibu-ibu, baru kenalan di jalan atau dimanapun, mereka melihat saya keren dan WOW banget atas apa yang menjadi aktivitas saya ini yaitu bisnis yang saya jalani ini. Menurut saya sih biasa aja. Dan dia terus saja merendahkan dirinya sendiri. Padahal dia itu bisa menjahit, punya kemampuan ‘lebih’ gak cuma ibu rumah tangga biasa. Dan beliau mendirikan komunitas ini non profit alias no komersil sama sekali.
Saya salut dengan beliau. Mba Irma sukses menelurkan para womanpreneur yang siap terjun go internasional, serta bersaing dengan para brand besar lainnya. Member WPC saat ini anggotanya sudah mencapai puluhan ribu di facebook. Yaaa tapi gak sedikit juga orang yang join di group ini hanya untuk numpang promosi aja :))) Buat saya sayang aja, join di komunitas hanya untuk mengambil manfaat berjualan saja.
Bukan apa yang bisa kamu dapatkan dari komunitasmu, tapi terlebih apa yang bisa kamu berikan kepada orang lain.
Dengan bertolak dari kisah mba Irma, semakin meniatkan saya untuk terus maju. Seperti motto dari WPC
Wanita adalah sekoci bagi kapal induk keluarga, pastikan sekoci selalu dalam keadaan selalu baik dan siap pakai untuk menyelamatkan ekonomi keluarga.
Kita gak akan pernah tau kondisi keuangan atau kesehatan keluarga kita apakah akan terus baik atau gak. Motto WPC ini selalu kuingat kemanapun aku pergi. Khususnya menjadi self reminder untuk saya menjalani bisnis AuraBatik ini.
Itulah sebabnya saya memutuskan resign dari kantor, meninggalkan karir, demi melihat perkembangan anak saya (Narend) secara penuh. Saya hanya ingin berbisnis di rumah saja. Sambil mengasuh anak. Yah secara kasarnya sih, saya kepengin jadi ibu rumah tangga ajah. Tapi ibu rumah tangga yang gak biasa. Yang bisa mempersiapkan ‘sekoci’ sebagai back up perekonomian keluarga.
Dan mba Irma berhasil membangkitkan saya kembali. Mengubah paradigma dari ibu rumah tangga biasa menjadi yang luar biasa. Berhasil mengobarkan semangat saya untuk tidak patah semangat.
Melalui tulisan ini, saya cuma mau bilang terima kasih buat mba Irma, yang selalu setiap langkahnya menginspirasi saya, untuk terus maju dan berlari mengejar impian-impian saya yang tertunda. Sukses terus buat mba Irma Sustika dan sukses terus buat womanpreneur community 🙂
Ya Allah, berat banget cobaan beliau. Semoga selalu kuat. Perempuan hebat! Btw, selamat Oline! Terus bersinar. 🙂
Semoga sukses sbg womenpreneur ya Oline. Semoga Aura Batik terus berkibar dan makin sukses.
Makanya saya tidak berani meremehkan kesuksesan orang lain karena tidak tahu struggle yang sudah dilaluinya. Jadi tertarik dg WPC.
Tadinya Ima mau liht tulisan Olin yg lain, eh dijodohin masuk ke tulisan yg ini. Alhamsulillah… hati Ima tersentuh pisan. Makasih, ya
salut dengan Irma Sustika…disaat beban menderanya…ditinggal suami, ditinggal anak yang baru 15 tahun…namun itu membuatnya semakin bersemangat menghadapi kehidupan nyata dan menggapai kesuksesan..dan mengajak wanita lain untuk ikut sukses bersama dia..bravo////
keep happy blogging always…salam dari makassar 🙂