PhotoGrid_1430318686323.jpg

Review : Menikmati Bubur Telur Phitan dan Dimsum Super Gurih di Chop In Porridge and Dimsum

Hari itu minggu, 19 April 2015, ceritanya saya dan suami lagi bosan makan makanan yang itu-itu aja. Mau ke daerah Jakarta, malasnya ampun-ampunan. Tau sendirilah saya dari planet bekasi ke jakarta itu butuh perjuangan. Kalau gak ada sesuatu yang ‘worth it’, saya dan suami memang memilih stay at Bekasi saja.
Waktu sudah menunjukkan pukul 6 sore. Saatnya kami berpikir keras ingin kulineran kemana ya?? Akhirnya kamipun berangkat menuju arah Galaxy. Rumah kami memang dekat perumahan Galaxy, jadi pastinya ke arah Jakarta, kami pasti melewati akses kesini terlebih dahulu.
Akhirnya kamipun berkeliling seputar area Galaxy. Ohya, saya ingat, saya kan sering melewati daerah dan area ini, saya ingat ada satu restoran yang belum sempat saya coba. Lokasinya gak jauh dari Eight Coffee, cafe yang sering kami sambangi. Lokasinya persis di sebrangnya. 
Namanya Chop in Porridge and Dimsum.

Dari luar sih terlihat suasananya seperti hommy banget. Ohya, Chop In ternyata menyediakan menu untuk breakfast lho disini. Nama menunya adalah Bubur Telur Phitan.
Saat kami masuk, kami langsung disuguhi buku menu oleh pelayannya. Dan inilah menu-menu andalannya.

Saya agak galau juga kesini makan apa. Menu andalan mereka adalah bubur dan dimsum. Saya galau bukannya saya gak suka, tapi saya bingung makan malam saya kan harus berbau-bau karbo, jadinya saya mencari makanan yang ‘agak’ sedikit berat. 
Mau memilih dimsum, tapi takut gak kenyang. Akhirnya saya memilih menu :
  1. Bubur Telur Phitan
  2. Siomay isi 3 pcs
  3. Lo Mie Wantan
  4. Bola Kumis Naga
  5. Es Teh Manis
Ohya, saat kami datang ke tempat ini, sekitar pukul 7 malam, suasananya tampak sepi. Hanya 1 orang saja yang berkunjung kesana. Karena saat itu cuaca sedang hujan, jadi mungkin sebagian orang-orang masih nyaman berada di rumah masing-masing.
Berhubung sepi, jadilah saya foto-foto dulu ya disini 🙂 Sambil menunggu menu saya sampai.

Ini adalah baby chair-nya. Unik banget ya terbuat dari kayu.

Ini adalah toiletnya. Dari luar tidak terlihat jelas toiletnya. Tapi pada saat masuk, wah interiornya kece juga 🙂 Dan juga yang paling saya suka adalah bersih.

Interior toiletnya

Gak bawa uang cash? Gak masalah. Chop In menyediakan mesin EDC atau Mesin Kartu Kredit untuk siap gesek 🙂
Nah tuh ada bel meja juga memudahkan pelanggan memanggil pelayannya 🙂

Setelah menjelajahi seluruh interiornya, tak terasa order makanan saya sudah sampai di meja. Pengunjungpun satu persatu nampak berdatangan. Dan sayapun mulai memfoto tiap menu makanan yang hadir di meja saya.
Ini adalah Bubur Telur Phitan. Awalnya saya gak tau telur phitan itu apa. Karena warnanya hitam. Ternyata itu telur bebek, temans! 🙂 Rasanya gak amis, dan agak kenyal saat dimakan.
Ohya, cara menikmati bubur ala saya : taburi kacang tanah yang telah disediakan diatas buburnya. Kemudian menikmatinya dengan sambel kecap asin. Bila suka, buburnya bisa dimakan bersamaan dengan jahe. Jadi ada sensasi pedas saat masuk ke mulut. Kalau saya sih, lebih suka original saja.

Ini adalah Siomay. Untuk rasa siomaynya enak dan lumayan bikin nagih. Soalnya 1 porsi 3 pcs itu dimakan berdua dengan suami rasanya kurang aja. Kami jadi rebutan romantis saat dinner itu 🙂

Ohya, ini adalah siomay ayam. Bukan siomay udang. Siomay ini paling pas bila dinikmati sebagai cemilan sore (dimsum).

Menu di bawah ini adalah Lo Mie Wantan. Harganya IDR 18500.Cukup murah ya. Liat deh, 1 paket menunya ini, ada kuah mie dan juga sambal goreng andalannya ini. Plus ada juga pangsit rebus. Seperti lo mie pada umumnya, penampilannya mie-nya lengket dan kuahnya asin manis.

Sebelumnya, siram mie dengan sambal goreng ini. Rasa sambal ini tidak pedas, tapi gurih. Jika suka dengan rasa yang original tanpa tambahan sambal, tidak usah menambahkan apa-apa lagi diatas mie ini. Tapi rasa sambal yang luar biasa nikmat dan gurihnya, justru menambah nafsu makan saya malam itu 🙂

Cara menikmatinya ala saya, 1 suapan dibarengi dengan 1 sendok kuah mienya. Jika suka, pangsit rebusnya bisa ditaruh di dalam kuah mie-nya. Jadi bisa menikmati pangsitnya bersamaan dengan kuahnya. Tapi kalau saya? Saya sengaja menikmatinya polos tanpa kuah apa-apa. Wah, rasanya juara! Gak plain, legit dan juga enak. Gak hanya tebal di kulit saja, tapi juga pangsit ini ‘padat berisi’. Isi dari pangsit rebus ini adalah ayam.

Ini adalah Bola Kumis Naga. Ini adalah dimsum. Bagian ‘kumisnya’ atau remahannya saat dimakan kriukk banget, alias garing banget. Isi dalamnya yaitu daging ayam. Jangan lupa menikmatinya dengan cocolan saus sambal. Supaya rasanya lebih mantaap 🙂

Total kerusakan saya membayar IDR 82K untuk seluruh kenikmatan ini. Saat saya menuju kasir hendak membayar, sang kasir bertanya kepada saya, bagaimana dengan : “Testimoni bapak dan ibu terhadap resto kami?” Wah saya sangat senang sekali ditanyakan testimoni seperti ini. Karena jarang sekali saya mendapati kesempatan seperti ini. Dan biasanya jika saya merasa nyaman dan ada masukkan, saya langsung utarakan kepada si pemilik resto ini. 
Yang awalnya saya bilang, mana bisa kenyang dengan makan makanan seperti ini? Wah ternyata saya kenyang bangeeet 🙂
Inilah testimoni saya 
Interior 
I love the inoterior so much. Its kinda vintage and romantic room. Designnya masa kini banget. Bikin saya betah berlama-lama disini. Ohya, disini juga disediakan colokan listrik bagi yang membutuhkan, tapi tidak disediakan WIFI. Mungkin untuk ke depannya saya sangat berharap bisa disediakan fasilitas WIFI. Sayang kan, sudah ada colokan di tiap meja, tapi tidak disertai dengan WIFI yang mumpuni. 
Chop In nampaknya sudah konsisten memilih wooden sebagai tampilan keseluruhan interornya. 
Untuk AC saat saya datang kesana tidak terlalu kerasa. Padahal saat itu cuaca sedang dingin sehabis hujan. Mungkin ke depannya bisa menjadi bahan masukkan untuk Chop In. 
The Taste
Soal rasa, all the taste was SO GOOD
The Price
Soal harga, so so lah ya. Menurut saya sih harga masuk ke dalam range saya. Tidak terlalu mahal. Tapi juga tidak terlalu murah.
My Recomended
Untuk makanan yang saya pesan, saya paling suka bubur telur phitan-nya. 
Ohya, diatas tadi saya bilang, sebelum saya makan, saya sempat mengabadikan seluruh foto-foto makanannya. Saat itu, di samping meja kami, ada sepasang suami istri (paruh baya), mungkin usianya sekitar 60 – 70an something. Dari sudut mata mereka, mereka mengamati kami dengan seksama. Mulai dari kami foto-foto makanan, upload video, sampai kami saling berkomentar soal makanannya. 

Bagi mereka, kami ini aneh, masa sebelum makan foto-foto sih? 😀

Dan tanggapan mereka terhadap aktivitas kami, “Hooo ternyata mereka dari media ya. Pantes aja sebelum makan mereka foto-foto dulu. Kirain cuma buat seneng-seneng aja.”
Hahaa… saat mendengar itu saya senyum dalam hati 🙂
 Untuk yang belum ada rencana kemana-mana, bisa coba kulineran yang satu ini. Dijamin ketagihan 🙂 
Chop In Dimsum
Jl. Pulo Sirih Barat Bekasi (sebrang eight coffee)

16 Responses

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *