Tama-Wisata-Alam-Kawah-Ijen.jpg

Taman Wisata Alam Kawah Ijen, Beauty and Adventure of Indonesia Diversity

Kawah Ijen

Waktu kamu mendengar kata “Kawah“, pasti dikepala kamu akan menyebut “Kawah Gunung“, iya kan 🙂 betul sekali, kawah terbentuk dari letusan gunung berapi. Nah Gunung Ijen yang terletak di perbatasan Banyuwangi dan Bondowoso, Jawa Timur ini terakhir kali meletus tahun 1999. “Wah udah meletus yah, jadi gunung ini aman yah alias gak aktif?“, jangan salah loh, gunung berapi sudah meletus bukan berarti gunung itu tidak meletus lagi, “Kenapa saya bisa bilang bisa meletus lagi?“, karena Gunung Ijen ini termasuk dalam gunung berapi aktif, kalau yang sudah tidak meletus lagi baru deh di kategorikan pasif.

Berangkat ke Kawah Ijen
Wah berapa perjalanan dari Jakarta ke Ijen?“, saya tidak bisa bilang berapa jam, karena sebelum ke Ijen, saya ke beberapa lokasi terlebih dahulu. Kali ini saya tidak bersama suami, namun saya bersama-sama dengan teman-teman komunitas jalan-jalan saya untuk janjian 3-4 hari untuk jalan-jalan, karena jalan-jalan bersama dengan teman komunitas pastinya jalan-jalan hemat (karena banyak teman-teman yang sudah bekerja, jadi dipilih hari saat harpitnas, yaitu hari kamis libur, dan jumat cuti, karena saya sebagai entrepeneur jadi fleksibel aja).
First Destination – Baluran
Diawali dengan keberangkatan hari Jumat malam sekitar jam 9 dengan naik kereta api dari Gambir ke Surabaya (waktu itu untuk kelas Ekonomi kalau tidak salah tiketnya sekitar 25rb), sampai di Surabaya sekitar jam 8 pagi, nah destinasi pertama adalah Baluran (kita rental mobil beserta sopir untuk 4 hari sekitar 1 jutaan), “Kenapa harus ke Baluran?“, kamu mungkin tahu Taman Safari kan, dimana kamu bisa melihat hewan-hewan di area taman, nah di Baluran ini sedikit ekstrim dimana disana ada Taman Nasional Baluran, nah di taman nasional ini tidak di kandangin seperti Taman Safari, tapi hewannya benar-benar ada di alam, buat kamu yang mau merasakan Taman Safari dengan sensasi ekstrem, wajib datang ke sini 🙂 oya, untuk masuk taman nasional ini hanya bayar 5 ribu rupiah.

Ini taman nasional baluran – Sumber: culturenesia.com
“Afrika”-nya Indonesia 🙂 – Sumber: myhotelmyresort.com

Untuk penginapan, di Taman Nasional ini ada wisma loh, kamu bisa menyewa wisma disana untuk menginap, sistemnya rumah/pondokan, jadi kamu menyewa 1 rumah untuk beramai-ramai, sewanya sekitar 500rban tergantung besar kecilnya wisma. Setelah dari taman nasional, destinasi berikutnya adalah Menjangan Barat.
2nd Destination – Menjangan (Bali Barat)
Kami berangkat ke Menjangan pagi sekitar jam 9, karena di wisma tidak disediakan sarapan pagi, kami semua berenti di warung nasi dekat wisma, lumayan lah untuk ganjel perut (even makanannya gak terlalu enak), untuk ke Menjangan harus naik kapal Fery, untuk itu dari Baluran kami langsung menuju ke pelabuhan Ketapang, perjalanan kesini tidak terlalu jauh, hanya sekitar 2 jam, jam 11 sampai di pelabuhan. Untuk ke Menjangan kita harus sewa kapal dulu loh, karena rombongan jadi bisa dibagi-bagi, untuk sewa kapal sekitar 600rb.

Birunya pulau Menjangan – Sumber: anekatempatwisata.com
Karena di Menjangan kami tidak berencana untuk menginap, jadi aktivitasnya lumayan padat (oya alasan kami ke Menjangan, karena disini ada Taman Nasional Air yang keren), mulai dari snorkling (untuk nyewa 1 set snorkling 30rb) sampai pemandian air panas (seperti onsen di Jepang), lokasinya dekat dengan hotel-hotel dan di maintain oleh orang lokal. Nah, kenapa kami buru-buru balik ke Ketapang yah karena mau ngejar sunset, dan sumpah keren banget sunsetnya dilihat dari pelabuhan. Usai makan malam disekitar pelabuhan, sekitar jam 7an kami langsung menuju Banyuwangi (Kawah Ijen).
Final Destination – Kawah Ijen
Perjalanan dari pelabuhan ke Kawah Ijen lumayan lama, apalagi yang bikin gak kuat adalah rasa kantuk luar biasa, karena itu didalam mobil perjalan ke Ijen, sebagaian dari kami berusaha untuk tidur di mobil (lumayan tidur 2-3 jam), “Kenapa harus tidur di mobil?“, karena nanti sesampainya di Ijen kita akan langsung mendaki gunung dengan kondisi dingin dan gelap.
Yup, sampai di Taman Wisata Kawah Ijen, pastinya gelap sekali, karena sampai disana sekitar jam 12 malam (tengah malam), kalau kamu kira parkiran mobil akan sepi, kamu salah besar, ternyata yang sengaja mendaki gunung tepat tengah malam lumayan banyak loh, namun kamu tidak bisa langsung mendaki, disini juga ada aturannya.
Saat datang, kamu harus menuju ke Pos Ranger (ini sebutan untuk pos yang mendata orang-orang yang akan mendaki), di Pos Ranger ini kamu akan diminta fotokopi KTP (jadi buat kamu yang mau kesini jangan lupa ya bawa fotokopi KTP). Setelah selesai, berikutnya adalah pendampingan oleh Ranger (tur guide), karena kelompok kami ada 15 orang, jadi dibagi menjadi 2 kelompok dengan didampingi oleh 2 orang Ranger. Untuk jasa Ranger, biayanya sekitar 40-50rb/Ranger tergantung kemampuan negosiasi kamu (tips dari aku, kalau bisa yang nawar cewek, biasanya harganya diturunin lumayan loh).
Sebelum pendakian, kita akan di briefing jalur pendakian dan beberapa hal yang harus diperhatikan selama pendakian, karena pendakian kali ini tengah malam, kamu wajib membawa alat-alat berikut : Senter atau Smartphone (ada teman saya yang memakai HP sebagai pengganti senter), Jaket tebal, Sarung Tangan, Topi dan Botol Minum. Oya, Ranger akan mengecek perlengkapan kamu sebelum mendaki, jadi jangan bikin diri kamu susah kalau mau mendaki, please prepare it all.

Jarak dekat tapi jauh bener kalau jalan kaki – Sumber: jennradjah.wordpress.com
Bulan ini adalah musim kemarau, jadi kondisi gunung lebih dingin dari biasanya, kalau saya bawa termometer mungkin sekitar 10 derajat 🙁
It’s time to Hiking
Saya kira karena di gunung, udara dingin jalanan akan lembab, ternyata tidak, musim kemarau menyebabkan jalanan kering dan berpasir. Menuju ke kawah Ijen ada 2 stop (pemberhentian), dan di setiap stop ada warung makan, karena saya mendaki sekitar jam 1an, seluruh warung tutup gak ada yang buka. Oiya, waktu mendaki seperti yang saya bilang sebelumnya, tidak hanya saya dan teman-teman, tapi banyak juga orang-orang yang mau melihat ke Kawah Ijen, jadi lumayan rame. Untuk tiap jeda kelompok pendakian, sekitar 30 menit, jadi per-30 menit kelompok baru bisa berjalan. Dari awal pendakian jam 1an, sampai di puncak Ijen sekitar jam 3-4 pagi.

Kalau liat ini, kamu sudah sampai di kawah ijen 🙂 – Sumber: bromotourwisata.com
Blue Fire
Saya belum memberi tahu tujuan kami ke Kawah Ijen jam 3-4 pagi kan? FYI, untuk kamu yang belum tahu, danau kawah ijen adalah danau air asam terbesar di dunia, yup di dunia, karena hal ini, ada fenomena unik yang terjadi disini yaitu Blue Fire atau api berwarna biru (Supaya kamu tahu, fenomena Blue Fire ini hanya ada 2 di dunia loh, yang satu di Ijen Indonesia, yang kedua di Islandia), sebenarnya untuk bisa melihat fenomena Blue Fire ini yang paling bagus adalah dari dasar kawah Ijen, dimana Blue Fire akan terlihat jelas. Namun karena saya tidak kuat untuk melanjutkan perjalanan ke dasar kawah (setelah 2-3 jam berjalan), akhirnya saya tetap berada di puncak Ijen sambil menunggu teman-teman yang masih kuat menuju ke dasar.

Yeayyy, sampai di kawah Ijen 🙂 – Sumber: bromotourwisata.com
Jika kamu kuat ke sadar Kawah Ijen, jangan lupa untuk menyiapkan masker, karena Gunung Ijen masih aktif, jadi belerang masih banyak ada disini, dan hal negatif dari hal ini adalah baunya yang menyengat dan membuat sesak nafas (tenang, buat kamu yang tidak membawa masker, di Puncak biasanya ada yang jual masker kok, harganya sekitar 3rban).

The famous Blue Fire – Sumber: sliptalk.com
Saat turun ke kawah, jangan harap bisa cepat loh, menuju ke bawah kawah, perjalanan kamu akan terhambat oleh pendaki lain, karena jalanan hanya setapak, jadi untuk bisa turun dan naik, harus sabar karena kudu mengantri. Teman saya yang masih kuat dan mau melihat Blue Fire dari dekat membutuhkan waktu 1 jam untuk bolak balik.
Sunrise
Mungkin kamu bertanya-tanya, “Wah lin enak yah kesana, bisa melihat Sunrise dong?“, just FYI, disekitar Gunung Ijen ini ada Gunung Merapi, Gunung Raung, Gunung Suket dan Gunung Rante. Intinya kamu tidak akan bisa melihat sunrise disini karena terhalang beberapa gunung lain yang lebih tinggi. Tapi even kamu tidak bisa melihat sunrise, setidaknya kamu bisa foto-foto disini, karena dengan latar belakang kawah Ijen beneran keren banget. Jam 6, akhirnya saya dan teman-teman memutuskan untuk turun ke bawah, tapi inilah yang terjadi, kelompok kami sudah terpencar-pencar karena yah setiap orang punya kepentingan masing-masing mulai dari turun ke kawah atau foto-foto kawah Ijen.

Tunggu sampai jam 6-7 buat dapetin foto kaya gini 🙂 – Sumber: endangered-indonesia.com
Jangan lupa, buat kamu yang sudah sampai puncak, untuk membeli hiasan belerang disini, harganya berkisar 5-25rb tergantung besar kecilnya hiasan belerang (saya membelikan hiasan berbentuk telur kecil untuk suami dirumah).

Sumpah kuat banget para penambang belerang, bisa bolak balik daki gunung – Sumber: nyoozee.com
Hiasan belerang dari 10rb sampai 150rb – Sumber: seanyoungblog.com

 

Saat turun ke bawah, kamu akan menemui pemandangan yang unik kembali, yaitu ada orang-orang yang memanggul batu, batu itu adalah batu belerang, dimana para pemanggul batu ini mampu naik turun gunung hanya dalam waktu 2 jam, sedangkan saya membutuhkan waktu 4 jam, wah keren deh 🙂
Time To Go Home
Saat capek dan kedinginnan, saat sampai dibawah, jangan lupa untuk mengisi perut kamu sebelum pulang, dibawah ada beberapa warung yang buka dan berjualan Mie Rebus (5rb), Pisang Goreng (2rb), serta Kopi dan Teh (3rb). Ada fakta yang menarik disini, dari tempat parkir sampai puncak, tidak ada toilet sama sekali, jadi buat kamu yang mau buang air, solusinya cuma satu yaitu di semak-semak 🙂 dan faktanya, semua anggota kelompok saya, semuanya buang air di semak-semak, pokoknya saat buang air sebisa mungkin mengajak teman kamu, untuk memastikan tidak ada hal-hal yang tidak diinginkan 🙂
Karena perjalanan ke kawah Ijen lumayan menghabiskan stamina saya, saat pulang saya tidak menggunakan kereta ekonomi lagi, namun menggunakan pesawat dari Surabaya 🙂 Oya, di Ijen ini bisa dipastikan tidak ada sinyal HP sama sekali ya, yang berfungsi hanya HT, jadi buat kamu yang membutuhkan alat komunikasi, gunakanlah HT, saat perjalanan pulang, saya baru bisa mengabari suami bahwa saya telah melakukan perjalanan yang menyenangkan bersama teman-teman.
#IndonesiaDiversity
Saya pribadi bingung dengan teman-teman yang jalan-jalan keluar negeri loh, “Tanya kenapa?“, karena di Indonesia banyak sekali tempat-tempat yang keren yang belum ter-eksplore, dan masih banyak Wisata Alam yang belum kamu datangi. Seperti halnya saya, saya mengunjungi Taman Wisata Baluran yang memberikan pengalaman ekstrim jalan-jalan bersama satwa langsung di alam, atau saya datang ke Taman Wisata Air Menjangan untuk snorkling dan merasakan mandi air panas ataupun saya datang ke Kawah Ijen untuk melihat fenomena unik Blue Fire yang hanya 2 di dunia.

Masih banyak kekayangan Indonesia yang belum dimaksimalkan oleh daerah-daerah di Indonesia. Kalau ada yang bertanya “Bagaimana saya bisa berperan serta dalam #IndonesiaDiversity?“, sekarang kan sudah jamannya social media dan blog, kamu bisa menulis tentang #IndonesiaDiversity di blog kamu atau posting foto dan informasi tentang kekayaan alam Indonesia di Twitter, Facebook dan Instagram kamu dengan hashtag #IndonesiaDiversity, yuk cintai kekayaan alam dan wisata Indonesia dengan melestarikannya sesuai style dan cara kamu 🙂

7 Responses

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *