Yes, mba Hannie adalah lulusan Sarjana Arsitek. Beliau dari dulu memang hobbynya itu menggambar. Apa saja digambar. Buku tulis di rumahnya pun semua ludes habis, tidak ada satupun lembar kosong, katanya. Saking memang hobby banget menggambar. Karena kehabisan lahan, akhirnya beliau mencorat-coret garasi rumahnya. Apa yang digambarnya? Yaitu berupa rancangan baju! Sampai mamanya pusing melihat hobby mba Hannie yang cukup aneh, hobby positif yang harus disalurkan, katanya.
Perjalanan karir wanita 45 tahun dengan dua orang anak ini terbilang sukses, dulunya beliau adalah konsultan interior dan pernah mendapat proyek untuk mendesign beberapa gedung perkantoran dan rumah tinggal di Jakarta. Pekerjaan arsiteknya ini pernah membawanya ke Chicago untuk menghadiri sebuah pertemuan dan beliau adalah salah satu perwakilan dari Indonesia.
Mba Hannie sangat menikmati kedua profesi tersebut, menjadi ibu sekaligus arsitek. Tapi lama kelamaan sejak lahirnya anak keduanya, mba Hannie merasa quality time dengan anak menjadi berkurang, karena kesibukannya itu. Akhirnya mba Hannie memutuskan untuk resign dan sampai pada akhirnya suaminya mensupportnya untuk fokus mendesain busana.
Karir sukses menjadi Fashion Designer Muslim Indonesia diawali dengan mengikuti sebuah kompetisi yang diadakan oleh Majalah Noor, sebuah majalah muslimah. Ia mengikut sertakan karyanya yang minimalis dan sesederhana mungkin. Rancangannya berupa dress A-line berwarna putih dengan garis lurus bagian tengahnya. Ternyata design minimalis inilah menarik perhatian para juri, sehingga ia berhasil memenangkan perlombaan itu dan menjadi juara dua.
Sejak saat itu mba Hannie fokus dan konsisten untuk menjalani profesi barunya, dalam dunia mode Indonesia. Bukti konsistensinya yaitu ia juga bergabung dalam komunitas APPMI dan sudah berhasil menggelar fashion show di beberapa negara, seperti Moroko, Perancis, Amerika dan Istambul, dalam waktu dekat ini.
Cerita soal Niche karyanya yang Hitam-Putih
Sejak dulu mba Hannie fokusnya kepada Fashion Muslim. Dulunya belum mempunyai ciri khas seperti sekarang hitam putih (Monochrome). Dulunya masih campur-campur, dan belum punya ciri khasnya. Sampai suatu ketika seorang teman dan juga mentornya, mba Irna Mutiara (fashion designer muslim juga), menyarankan supaya mba Hannie untuk fokus dan mengambil niche market. Dan di saat itu kebetulan pemain busana yang hitam-putih belum ada, akhirnya ia putuskan untuk mengambil niche itu. Dan mba Hannie merupakan salah satu pioneer fashion designer in black ‘n white 🙂
Jaman semakin berkembang, dan para pelaku design baru juga semakin banyak yang bertumbuh. Bukan itu saja, pelaku design dengan niche yang sama yaitu hitam-putih-pun juga semakin banyak bermunculan. Tapi ia tidak takut tersaingi, karena mba Hannie yakin para pecinta Anemone (brand fashion mba Hannie) tau karakter dan ciri khas dari rancangan Animone itu sendiri. Walaupun sudah banyak pemain baru, tapi ia tetap maju dengan karakternya. Bila smakin banyak brand-brand baru, berarti semakin baik industri fashion muslim Indonesia. Yang dikhawatirkan justru jika tidak ada lagi pemain-pemain baru, lalu design-design yang monoton, orang-orang akan merasa bosan design fashion muslim di Indonesia. Akibatnya dunia fashion di Indonesia tidak berkembang, tidak variatif.
Cerita soal plagiat design
Mba Hannie sangat menyayangkan soal perilaku itu yang sampai sekarang sulit untuk mencegahnya. Sebagai pemain di dunia fashion (as fashion designer), harus terima kenyataan bahwa jika karya kita di plagiat oleh oranglain. Dan mba Hannie percaya, jika suatu saat karya kita diplagiat oleh orang lain, berarti itu membuktikan bahwa karya kita sukses dan digemari oleh masyarakat luas. Salah satu antisipasinya adalah fashion designer haruslah keep update, keep innovate. Dengan kita terus berinovasi, si plagiator itu akan lelah sendiri kok. Jangan pernah patah semangat untuk terus menghasilkan karya-karya baru.
Konsep Anemone
Mba Hannie konsepnya ia tidak memproduksi dalam jumlah yang massal. Setiap bulan, paling tidak ia memproduksi lebih dari 150 piece untuk satu model tertentu. Dulu per bulannya ia bisa menghasilkan delapan sampai sepuluh design baju, tapi sekarang cukup 6 design saja. Konsep bajunya adalah Ready To Wear but Deluxe. Karena jaman sekarang ibu-ibu atau wanita paling tidak mau bajunya disamakan dengan yang lain. Ini akibat ekonomi Indonesia mengalami kenaikan, itu artinya taraf kehidupan ekonomi masyarakat urban juga meningkat. Indonesia termasuk negara yang konsumtif. So, daya belinya juga mengalami kenaikan. Itulah sebabnya para wanita selalu tidak keberatan pay more to get something more exclusive :)
Cerita soal produksi dan persiapan lebaran
Dalam industri fashion, biasanya designer punya koleksi musiman. Tapi tidak degan mba Hannie. Ia justru tidak ada moment atau rancangan spesial Lebaran, Jadi ya produksi seperti biasa saja.
Pesan yang disampaikan oleh Mba Hannie untuk semua pelaku Fashion
Mba Hannie berpesan, setiap brand harus punya keunikan. Jangan takut karya kita ditiru dan diplagiat oleh orang lain. Ciptakan gaya sendiri dan terus kreatif. Supaya dunia fashion Indonesia ini berwarna, dan terus berkembang.
Wah, saya bersyukur sekali bisa hadir 2 jam eksklusif bersama mba Hannie Hananto ini. Karena yang yang datang kali ini merupakan blogger pilihan dan mendapat waktu khusus tanya jawab langsung dengan mba Hannie. Jarang-jarang juga saya bisa tatap muka langsung, dan si nara sumber (terutama fashion designer) nya itu sendiri bercerita awal karirnya bagaimana. Yang saya tau kebanyakan cerita yang sudah suksesnya aja. Mba Hannie sangat tidak keberatan untuk terbuka.
Acara ditutup dengan makan siang dan foto bersama
Makasih banget ya mba Hannie, saya sebagai pelaku dunia fashion juga ikut terbuka mata dan pikiran saya. Setiap pelaku fashion memang harus punya ciri khasnya, semoga insutri fashion di Indonesia bisa terus berkembang, khususnya Fashion Muslim, sehingga Indonesia siap menjadi kiblat mode fashion dunia 2020. Yeay!
Waaaaaah kerennya Mak Oline, wawancara eksklusif banget ya sama desainernyaaaa.
Kalo karya-karyanya mbak Hannie ini kaya apa Maaaak, aku juga penasaran niiihhh. Ehehee
Akhirnya kesampaian juga ketemu sama salah satu desainer baju muslim terbaik di Indonesia 🙂
Aku searching Hannie geegara melihat JFW20017. Eh menemukan tulisanmu dan baru tahu Hannie itu fokus dihitam putih.