Surabaya%2B15.jpg

[TravellingWithKids] Menyusuri Keunikan Serta Kuliner Kota Pahlawan Surabaya Dalam 2 Hari

Cerita ini melanjutkan cerita perjalananku di Tulung Agung Day pada moment lebaran kemarin. (Baca : Cerita Perjalananku di Tulung Agung).

Keberangkatan saya Jakarta menuju Surabaya ini, saya memesan tiket pesawat Lion Air via online.

Explore Surabaya Day 1


Dalam perjalanan kami menuju Surabaya, ada beberapa kota yang kami lewati dengan travel tersebut. Kami melewati Kota Kediri – Malang – Mojokerto – Surabaya. Karena kami berangkat masih dini hari, belum banyak yang beraktivitas, perjalanan saya cukup singkat, yaitu hanya 4 jam saja.
Akhirnya kami tiba di Surabaya pukul 9 pagi. Kami menginap di Hotel Red Planet Surabaya. Karena check in masih sekitar beberapa jam lagi, akhirnya kami memutuskan untuk ‘mencicipi’ mall di Surabaya dulu. Dan mall yang menjadi destinasi kami yang lokasinya gak jauh dari hotel kami adalah Tunjungan Plaza. Hmm, bukan maniak mall banget sih, tapi sebelum kami kesini, kami sudah melakukan googling terlebih dahulu. Mall terdekat dengan Red Planet, berapa ongkos yang harus kami keluarkan untuk mencapai kesana, lalu makanan apa saja yang ada di mall itu. Jika kami ke mall lain, berapa budget yang harus kami keluarkan, berapa jarak tempuhnya, harus bisa kembali lagi gak ke hotel jam 2 siang? Dan sebagainya. Nah, alasan-alasan itulah dengan penuh pertimbangan akhirnya kami memutuskan untuk rileks terlebih dahulu di mall ini. Ohya, untuk cerita tentang Red Planet Hotel akan saya ceritakan terpisah ya.

We’re in Tunjungan Plaza Surabaya

Puas dengan berjalan-jalan di TP, kami kembali ke hotel untuk check in dan segera beristirahat. Karena kelelahan, kamipun bertiga gak sadar ketiduran. Hahaa..bangun-bangun sudah jam 5 sore. Tampaknya kami gak mau hari ini jadi hari yang sia-sia. So, malam harinya kami sepakat untuk menjelajah tempat wisata di sekitar Surabaya. Tujuan kami adalah Taman Bungkul.

Taman Bungkul Surabaya (Bungkul Park)

Taman Bungkul ini berlokasi di Jalan Raya Darmo Surabaya, taman ini terletak di area sekitar 900 meter persegi dan dilengkapi dengan fasilitas pendukung seperti amfiteater dengan diameter 33 M, jogging track, taman bermain anak-anak dan lahan untuk papan luncur. Dari Hotel menuju Taman Bungkul ini kami menggunakan taksi. Tidak begitu jauh lokasinya. Kira-kira 15 menit perjalanan. Kami membayar taksi sekitar IDR 25ribuan.

Taman Bungkul diambil dari nama Mbah Bungkul, dimana makam beliau juga terletak pada taman ini. Mbah Bungkul adalah julukan untuk Ki Supo, seorang ulama di kerajaan Majapahit (abad XV), yang juga saudara ipar Raden Rahmat atau Sunan Ampel.

Taman ini salah satu dari sekian taman di Surabaya, yang menjadi jantung kota Surabaya, karena selain gratis, pengunjung bisa menikmati suasana hijau di tengah kota.

Ohya, di Taman Bungkul ini ada satu permainan khusus yang cuma akan kamu temukan disini. Sebut saja selepetan. Nama persisnya saya kurang tahu, bahkan penjualnya sendiri aja gak tau, saat saya tanyakan nama permainannya apa.

Jadi cara memainkannya bambunya direnggangkan di kaitannya, lalu dilepas degan mengarah keatas, nanti akan terpelanting keatas. Nah lampu-lampu yang berwarna-warni itu akan kelihatan diatas cantik sekali.

Seperti ini 🙂

Jajanan di Taman Bungkul Surabaya

Jangan langsung pulang, di belakang Taman Bungkul, ada jajanan juga lho, seperti Rawon, Solo, Sate, dan sebagainya. Saya gak tau namanya apa, tapi ini bentuknya jelas sekali seperti lumpia pada umumnya. Kering dan garing.

Cara menikmati lumpia surabaya ini, jadi lumpianya disiram kuah yang rasanya asam manis, lalu dimakannya bersamaan dengan daun bawang yang masih baby, buat yang suka pedas, bisa dimakan bersamaan juga dengan cabe rawit. Tadinya saya sempat underestimate dengan jajanan yang satu ini. Karena di mind set saya rasanya bakalan aneh dan gak karu-karuan. Wah ternyata enak juga lho. Jadi si daun bawang ini untuk menetralisir rasa dari lumpianya. Jadi kalau orang-orang surabaya bilangnya si daun bawang ini adalah ‘lalapan’.

2. Semanggi

Ada yang udah pernah makan ini? 🙂

Isi dan bumbunya hampir sama seperti kalau kamu makan gado-gado. Rebusan sayuran dan cara makannya dengan bumbu kacang. Tapi yang bikin beda, justru ada sayuran semangginya. Saya cuma tau semanggi itu nama jalan di Jakarta, tapi ternyata daun semanggi itu bisa juga untuk dimakan lho. Rasanya gak ada yang beda, hampir sama seperti daun bayam. Ohya, makannya dengan kerupuk karak ya. Karak ini adalah justru yang membuat makin nikmati si semanggi ini 🙂

3. Bakso Pentul

4. Bulir

Yang jual sudah sepuh gitu, penduduk asli Surabaya. Dan menjualnya juga dengan menggunakan bakul. Jajanan ini biasa untuk anak-anak karena memang rasanya manis. Bentuknya persis banget seperti popcorn, cuma ukurannya kecil-kecil. Bahan dasarnya adalah jagung, lalu dicampur dengan parutan kelapa dan gula putih dan juga garam.

Rasanya? Enak! Jadi kalau popcorn gitu kan bikin batuk, tapi untuk yang satu ini, gak gatel di tenggorokan. Tapi jangan terlalu banyak juga ya, soalnya bisa-bisa giginya sakit deh, karena mengandung gula 🙂

5. Sate Madura

Ke Surabaya rasanya gak lengkap kalau gak makan sate. Karena sate termasuk salah satu jajanan paling banyak disini. Salah satunya di Taman Bungkul ini.

Entah karena memang saya doyan, atau laper ya, waktu saya coba sate ini rasanya enak bangeeet. Dan rasanya juga beda dengan sate ayam yang biasa saya makan di Jakarta. Lontongnya walaupun agak lembek dan kenyal, tapi tetap enak dimakan. 1 porsi ini seharga IDR 14ribu.

6. Bakso

Di Taman Bungkul ini ada 1 kedai yang menjual bakso, dan itu ruamenya minta ampun rek.

Dan ternyata baksonya besar-besar banget.

1 porsi bakso ini IDR 8000.

Explore Surabaya Day 2

Kehidupan kota Surabaya sangat jauh berbeda dengan Tulung Agung. Disini hampir sama dengan Jakarta. Kalau kata orang sih, ini kota kedua Ibukota Indonesia. Soalnya semuanya hampir mirip. Mulai dari banyaknya Mall, Hotel, Departemen Store, Public Transportation, sampai Taksi Online disini juga ada.

Menjelajah kota Surabaya nampaknya tidak bisa dengan  menggunakan kendaraan taksi online. Saya dan suami sepakat untuk menggunakan jasa travel saja. Karena kami ingin menemukan kekhasan dari kota Surabaya itu sendiri. Dan biasanya pra driver travel adalah penduduk asli. Jadi lebih paham benar situasi dan kondisi kota Surabaya.

Start jam 8 pagi

Kami sengaja memilih hotel tidak beserta fasilitas makan pagi. Karena kami ingin tahu kuliner pagi apa sih yang ada disini? Wuah, ternyata mobil carteran saya sudah stand by depan hotel kami, jam 7 pagi. Benar-benar ontime! Dan nama driver kami adalah Pak Sentot. Selanjutnya Pak Sentot ini adalah yang menjadi guide kami selama di Surabaya 🙂

Tujuan pertama kami adalah mencari lokasi sarapan pagi. Saya ingin tahu masyarakat apa yang menjadi kuliner khas untuk sarapan pagi. Ternyata kulinernya berat-berat ya. Hahaa. Ada sate, soto, nasi empal. Tapi kali ini saya mencoba sarapan Lontong Balap.

Kuliner yang satu ini berbahan dasar toge. Jadi hampir mirip dengan Toge Goreng Bogor. Cuma bedanya toge ini memakai bumbu petis khas Surabaya.

Kuliner kedua kami mencoba Nasi Empal Goreng.

Ya Allah, guilty pleasure banget deh makan pagi seperti ini. Untunglah saya tidak terlalu merasa bersalah banget, karena 1 porsi seperti ini kami makan bertiga. Rasanya sangat-sangat enak! 1 porsi seperti ini seharga IDR 30ribuan.

Sebenarnya di Surabaya ini ada 1 tempat kuliner Nasi Empal Pengampon. Hanya saja saat kami kesana, restonya tutup.

Waktu menunjukkan pukul 10 siang. Nampaknya 2 jam ini sudah cukup bagi kami untuk mengexplore santapan pagi. Dan kamipun segera balik ke hotel.

Pukul 12.30 kami melanjutkan perjalanan kami. Kali ini kunjungan pertama kami adalah ke tempat wisata. Kami akan mengunjungi House Of Sampoerna.

Wah menurut info dari Pak Sentot, tempat wisata ini cukup menjadi primadona bagi pendatang, karena interior beserta isinya semua adalah produk dari Sampoerna. Anak-anak tidak disarankan masuk. Kalaupun masuk, harus didampingi oleh orangtuanya. Kalau tidak ada yang mendampingi, bisa menunjukkan Kartu Identitas terlebih dahulu.

Dan karena saat itu Narend tidur, akhirnya saya saya yang masuk ke dalam. Sayang juga kami jauh-jauh sudah sampai disini.

Saat saya memasuki ruangan House Of Sampoerna, aroma rokok sangat-sangat tercium seakan-akan memenuhi satu ruangan ini. Dan benar, interiornya semuanya adalah rokok Dji Sam Soe.

Wahh cuaca mulai panas, saatnya kita mencari yang seger-seger. Kali ini tujuan kami ke restoran es krim, Zangrandi. Menurut info yang kami googling, resto es krim yang satu ini sudah cukup melegenda. Zangrandi berdiri sejak tahun 1933. Cukup legendaris ya. Dan menu-menu yang dihadirkan disini semuanya adalah es krim! Hahaa. Surga banget deh buat anak-anak dan es krim lovers 🙂

We’re in Zangrandi Surabaya

Sebelum sampai ke Zangrandi, kami sempat melewati Museum Surabaya, patokannya sih kamu bisa melihat locomotif tua dan meriam yang berada di depan gedungnya.

Perjalanan kami lanjutkan. Yaitu kali ini ke tempat bersejarah, Monumen Kapal Selam atau biasa disebut MonKasel. Disini kami bisa melihat interior dari kapal selam. Kami jadi belajar banyak tentang dunia kelautan.

Selama perjalanan, Pak Sentot juga bercerita bahwa penduduk di Surabaya ini kebanyakan mayoritas adalah etnis Cina. Sampai-sampai ada satu perkampungan Cina dari ujung ke ujung. Tandanya, kalau kamu masuk ke satu gang yang bersimbolkan naga besar berwarna merah (Liong), itu artinya kamu memasuki perkampungan Cina.

Ada beberapa kuliner recomended yang ingin kami datangi, tapi sayangnya beberapa dari mereka tutup karena hari raya.

Destinasi selanjutnya adalah kami ingin melihat landmark kota Surabaya, yaitu Jembatan Suramadu. Perjalanan memakan waktu 40 menit (kondisi lancar).

Sebelum kami mendatangi jembatan suramadu, kami mencari tahu dulu di internet ditambah dengan informasi dari Pak Sentot. Rata-rata semua info menyebutkan bahwa saat kita melewati jembatan ini, kita tidak boleh berhenti untuk foto-foto. Karena kalau ketahuan, kita akan kena tilang oleh polisi. Tahunya darimana? Sepanjang jalan jembatan Suramadu sepanjang 5.438 m ini dipasang alat CCTV. Kalaupun mau berhenti, waktunya tidak boleh lebih dari 30 detik. Walaupun begitu, masih ada saja yang nakal sih, yah demi alasan eksistensi sebenarnya. Karena jembatan ini rupanya cukup menarik. Jadi pastinya semua orang berbondong-bondong untuk mengabadikan momentnya disana. Ohya, untuk bisa menikmati jembatan suramadu ini kamu harus membayar IDR 15ribu (mobil), untuk motor free. Untuk foto-foto yang saya ambil sekitar jam 4 sore.

Sayapun ke jembatan ini hanya untuk keperluan vacation saja. Namun rupanya orang-orang menggunakan akses jembatan ini untuk menyebrang pulau, yaitu Pulau Madura.

Ada 1 kuliner yang wajib dicoba di Madura ini, namanya Bebek Sinjay. Kalau ke Madura belum pernah ke Bebek Sinjay kurang afdol rasanya.

Di resto ini sampai buka 2 lantai. Dan rata-rata 1 orang bisa memesan 5-10 bungkus. Cuma saya aja yang pesannya 1 porsi, jadi dianggap aneh sama penjualnya. Karena memang kapasitas perut kami tidak memungkinkan 🙂

2 kata untuk Bebek Sinjay ini, Lezatnya Kebangetan! Gilaaa. Bebeknya empuk banget.

Alhamdulillah restorannya buka! Tapi parkirannya luar biasa penuh. Sampai-sampai di tengah jalan diberikan pembatas berupa tali rafia. Dan yang paling saya tidak suka yaitu tarif parkirnya cukup menyiksa kantong saya, yaitu 10ribu rupiah. Coba bayangkan ada 100 mobil saja dalam beberapa jam, sudah berapa penghasilan mereka? “Padahal hari-hari biasa tarif parkirnya hanya 3000 rupiah.” Kata Pak Sentot.

Wah arus balik ramai sekali. Saat saya cek maps, rute Madura ke hotel memakan waktu kurang lebih 1.5 jam karena macet. Ohmaigat. Akhirnya saya punya ide, sambil menunggu macet, saya memutuskan untuk melihat-lihat koleksi batik Madura. Karena sepanjang jalan menuju Bebek Sinjay, pemandangan kami disuguhkan oleh beberapa toko batik. Dan itu cukup mengguggah niat saya untuk kembali secepatnya.

Akhirnya kami membeli 2 buah kain batik tulis seperti ini. Harga Sudah saya ‘sulap’ menjadi seragam keluarga 🙂

A photo posted by Oline (@carolineadenan) on Aug 14, 2016 at 4:27am PDT

Harga batik tulis di Madura berkisar antara 100 – 800ribu (tulis kimia atau tulis alami).

Tadinya saya gak pernah menyangka akan seperti orang-orang lainnya mengunjungi Pulau Madura. Rencana awal habis selesai mengarungi jembatan suramadu, kita balik pulang. Ternyata di Madura sendiri bisa sekitar 2 jam. Wah sepertinya saya terlalu lama disini.

Untuk akses pulang, kami melewati jembatan Suramadu kembali. Pak Sentot bercerita, bahwa jembatan ini adalah mengubah segalanya, membuka perekonomian masyarakat Madura. Karena dulunya akses transportasi disini untuk lintas pulau Surabaya – Madura menggunakan kapal feri. Jadi kebayang dong repotnya gimana, harus ke pelabuhan dulu dan sebagainya.

Saat kami pulang jam menunjukkan pukul 6.30 malam. Lampu-lampu di Jembatan Suramadu ini biasanya menyala, tapi sayang saat kami melewati jembatan ini lampunya tidak dinyalakan 🙁

Jika dinyalakan akan seperti ini penampakannya.

Source : Google

Tak terasa, waktu sudah menunjukkan pukul 8 malam. Kami harus kembali ke hotel dan Pak Sentot juga harus kembali ke lokasi. Sebelum kami kembali ke hotel, kami sempat mampir dulu ke pusat jajanan oleh-oleh.

Kamu tau apa oleh-oleh dari Surabaya? Disini paling terkenal adalah :

1. Almond Crispy

Khusus cemilan yang satu ini hampir ada di setiap toko oleh-oleh. Dalam 1 toko bisa menjual lebih dari 2 jenis brand dengan jenis almond Crispy. Tapi yang paling top dan lumayan laris manis adalah Almond Crispy ini. Karena kebetulan di Bekasi dan Jakarta ada, dan saya sudah pernah mencobanya. Rasanya enak dan makannya juga tidak cukup 1 keping. hati-hati addict! 🙂

2. Sambel Bu Rudy

Khusus untuk oleh-oleh yang satu ini tidak didapatkan dimanapun selain di tokonya langsung. Jadi di tempat oleh-olehpun sambel Bu Rudy tidak dijual. Sayang saat saya ke Surabaya toko sambel Bu Rudynya tutup.

Ohya, disini bukan hanya oleh-oleh khas Surabaya, tapi disini juga dijual jajanan khas Malang dan juga Kediri. Seperti olahan apel, anggur, kerupuk ikan kakap.

Sebelum sampai ke hotel, rute perjalanan pulang kami melewati makam WR. Soepratman. Sayang kami tidak bisa masuk ke dalam karena hari sudah malam.

Tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam. Sekarang kami harus benar-benar kembali ke hotel dan beristirahat. Karena besok kami harus bersiap-siap untuk kembali ke Jakarta.

Wah rasanya tidak puas menjelajah Surabaya hanya dalam 2 hari. Ada beberapa tempat-tempat bersejarah lainnya yang belum kami singgahi. Tapi saya sangat bersyukur bisa mengenal kota ini, kota Surabaya ini penuh dengan bukti sejarah Indonesia, terbukti dengan banyaknya makam, patung serta tempat wisata Indonesia.

Belum sampai Jakarta saja, saya dan suami sudah ingin merencanakan perjalanan lagi berikutnya. Karena kami ingin mulai melakukan travelling bersama anak dimulai sedini mungkin. Saya ingin mengajak anak dan suami saya mengelilingi dan menikmati dunia, khususnya Indonesia.

Kalau ditanya, “kamu akan travelling kemana lagi, Lin?” Mungkin saya akan menjawab dengan beberapa pilihan dan alasan.

1. Yogyakarta

Sudah 2x saya mendatangi kota Yogyakarta. Tapi saya tidak pernah bosan untuk mengunjunginya. Banyak tempat-tempat wisata lainnya yang belum sempat saya singgahi.

2. Jambi

Saya ingin mengunjungi Jambi. Khususnya Bandara Internasional Jambi. Karena menurut info para traveller yang saya baca, salah satunya Miss Jinjing waktu acara sosialisasi Terminal 3 Ultimate beberapa bulan lalu (Baca : Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Wajah Baru Bandara Indonesia), pernah bilang bahwa Bandara Jambi adalah Bandara terindah se-Indonesia. Wah, saya jadi penasaran juga.

3. Medan

Saya ingin mengunjungi Danau Toba. Walaupun tiket pesawat kesana banyak yang bilang mahal banget, tapikalau kita rencanakan dari jauh-jauh hari dan kita planning untuk menabung, saya rasa ‘mahal’ itu bisa diantisipasi kok. Jadi bagi saya mahal itu relatif, tapi liburan itu wajib 🙂

Kota-kota diatas sangat ingin saya kunjungi. Mudah-mudahan bisa terwujud di tahun depan, amin.

Ohya, kemarin teman suami baru aja pulang dari Bali (Ahh, salah satu destinasi impian juga sebenarnya), sebut saja Agus. Agus ini cerita kalau dia pesan tiketnya via online, yaitu di Airpaz. Sejujurnya sih ini pertama kalinya saya mendengar sebuah portal travel online.  Akhirnya saya googling di internet itu apa.

Karena saya berencana ke Bali, saya coba memilih destinasi Bali disini. Wah ternyata ada fitur filter. Jadi bisa filter berdasarkan maskapai penerbangan. Lalu di bagian tanggalnya bisa langsung diklik untuk tanggal sebelum atau sesudah hari H.

Tentang Airpaz

Setelah saya googling, Airpaz itu adalah sebuah portal perusahaan solusi perjalanan Indonesia, dan ternyata sudah ada sejak tahun 2011 lho. Airpaz menyediakan semua informasi yang berhubungan seputar perjalanan, yaitu ketersediaan akomodasi, serta layanan pemesanan tiket (domestik atau internasional).

Ohya, yang paling saya suka ternyata dia ada kolom promo di kiri atas. Tinggal klik aja promonya.

Lalu akan muncul seperti ini.

Promonya gak hanya kota tertentu ternyata, tapi semua kota di Indonesia. Maskapai penerbangannya juga bervariasi : Air Asia, Citylink, Jetstar, Fire Fly, dan juga Wings Air.
Wah mungkin ke depannya, saya akan bisa mencoba Airpaz untuk destinasi travelling saya selanjutnya.

5 Responses

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *