Ibu-ibu jaman sekarang habitnya sudah berbeda dengan ibu-ibu jaman dulu. Kalau dulu mungkin yang menyusui kebanyakan para ibu rumah tangga. Jarang ada yang bekerja di kantoran, trus sambil menyusui. Kalau sekarang? Justru kebanyakan para ibu-ibu pekerja kantoran. Yang bekerja 9 to 5, harus menyusui ASIX sampai 2 tahun, berjuang untuk melawan segala kondisi, capek, emosi yang up and down, belum lagi kejar-kejaran dengan kerjaan kantor, jam pumping, saat pumping dipanggil bos meeting, dan berbagai perjuangan lainnya. Pasti semua ibu bekerja sambil menyusui pernah mengalaminya.
Moms, saya gak mau membahas tentang ibu yang bekerja di rumah vs kantor ya, karena gak kan ada habisnya. Dua-duanya menurut saya bisa dikategorikan ibu bekerja. Baik profesinya ibu rumah tangga, karyawan, pebisnis, atau juga freelance. Yang mau saya bahas disini, ibu bekerja yang dalam arti yang sebenarnya, yang keluar dari rumah, which is kantor, yaitu karyawan. Tapi walaupun dan apapun kondisi sulitnya, seorang ibu tetap harus memberikan asi eksklusif (saya singkat ASIX) kepada bayinya. Karena bayi berhak mendapatkan asi dari seorang ibu. Bayi yang ASIX kemungkinan alergi sangat kecil dan sejuta manfaat lainnya.
Ohya, dulu saya juga termasuk karyawan, tapi pada saat menikah saya resign dan memilih fokus untuk merawat suami dan keluarga. Jadi saya sedikit banyak tau dan paham tentang management waktu seorang pejuang ASIX.
Tanggal 27 Oktober 2016 lalu, saya berkesempatan untuk hadir sebuah acara mom’s talk bertemakan Menyusui Sambil Bekerja? Aku Bisa! Nara sumber yang dihadirkan adalah ada 2 orang, yaitu Dr. Ariani Dewi Widodo dan perwakilan dari Tupperware. Tujuan diadakan acara ini adalah ingin memberikan knowledge kepada semua mommies bahwa bekerja bukanlah satu halangan. Dengan kita bekerja kita juga bisa kok sambil menyusui anak kita. Tapi ada beberapa step yang harus kita lakukan sebelum mulai masuk bekerja kembali.
Nara sumber yang pertama adalah Dr. Ariani.
Dr. Ariani (Doc : Pribadi)
Dr. Ariani menjelaskan bahwa menurut WHO, ASI adalah yang terbaik. Ibu yang pumping selama jam kerja terbukti menyusui lebih lama. Karena prinsip kerja payudara sama seperti kita berjualan barang. Saat kosong, kita akan membeli barang lagi. tapi kalau barang kita masih banyak di gudang, gak akan mungkin kita menambah stock lagi. Saat otak mengetahui bahwa payudara kita kosong, dia akan memberi tahukan kepada hormon oksitosin untuk memproduksi ASI lagi. Tapi jika payudara kita masih penuh, hormon oksitosinnya tidak akan memproduksi lagi. Kira-kira logikanya seperti itu. Jadi semakin sering dipumping, dikosongkan, payudara kita akan cepat terisi kembali.
Hirarki Menyusui
Ohya, Dr. Ariani juga bilang, bahwa komposisi ASI pada saat siang hari dan malam hari itu berbeda. Biasanya malam hari itu volumenya lebih banyak. Ohya, menyusui itu juga ada hirarkinya lho, sesuai tingkatannya :
1. Menyusui Langsung
2. ASI perah Ibu
3. ASI Donor Pasteurisasi
4. Susu Formula
Jadi susu formula diberikan untuk pilihan terakhir jika tidak bisa menyusui langsung.
Cuti melahirkan yang diberikan kantor biasanya 3 bulan. Terus bagaimana kalau sudah 3 bulan, cuti habis, dan harus kembali bekerja? Nah disinilah tantangannya, Dr. Ariani memberikan semua tips-tipsnya.
1. Belajar Memerah ASI
Kita bisa belajar memerah ASI dengan menggunakan tangan atau pompa
2. Belajar Cara Penyimpanan ASI sementara atau pengantaran ASI
Wajib punya yang namanya botol ASI, dot dan cooler bag. Dan juga pikirkan bagaimana ASIP kita itu bisa sampai ke anak kita. Apakah disimpan dulu di freezer kantor? Ataukah langsung diantar ke rumah (bisa menggunakan ojek online), demi babynya mendapat ASIP yang fresh.
3. Alat Pemberian ASI-nya bagaimana, di rumah atau SDM-nya? SDM disini adalah pengasuh dari bayinya.
4. Komunikasi dengan atasan mengenai jam pumping selama bekerja (waktu dan tempat)
Komunikasi dengan atasan itu perlu karena terkadang bos ada yang tidak memperbolehkan kita ijin keluar meja hanya untuk pumping. Kalau di US sudah ada rules jika anaknya kurang dari 1 tahun, harus diberikan tempat yang layak untuk memompa ASI.
Kalau donor ASI bagaimana?
Mungkin bagi sebagian ibu ada yang tidak keluar ASI-nya. Atau mungkin ASI yang dihasilkan sedikit. Atau bahkan ASIX nya hanya sampai 3 bulan. Biasanya ibu-ibu dengan kondisi seperti itu memilih untuk donor ASI, demi si buah hati mendapatkan ASIX sampai 2 tahun. Tapi donor ASI itu ada bahayanya gak sih? Ada banyak faktor yang harus diperhatikan untuk bisa donor ASI, karena ada beberapa penyakit yang bisa ditularkan melalui ASI. Donor ASI yang dipasteurisasi harus dipanaskan dengan botol kaca.
Tehnik Pemberian ASIP
Memberikan ASIP juga ada beberapa cara, yaitu :
1. Menyusui langsung
2. Menggunakan cangkir
3. Menggunakan sendok
4. Menggunakan pipet
5. Menggunakan jari
6. Menggunakan sedotan
7. Menggunakan botol
Tehnik Penyimpanan ASIP
Berikut adalah tata cara penyimpanan ASIP
ASIP yang ditaruh diluar ruangan bisa tahan selama 6 jam. Kalau susu formula (sufor) hanya bertahan selama 2 jam. Kenapa bisa beda? Karena pada sufor bakterinya lebih banyak. Sedangkan pada ASI lebih sedikit.
ASIP jika ditaruh di kulkas bagian bawah bisa tahan selama 2-3 hari.
Tips dari Dr. Ariani seputar ibu menyusui :
1. Payudara sebaiknya dikosongkan setiap 2-3 jam. Biasanya yang tidak dikosongkan itu membuat payudara jadi penuh dan menyebabkan mastitis.
2. Prinsip memberikan ASIX tidak sama dengan prinsip puasa. Kalau misalnya si kecil minum air putih secara tidak sengaja, bukan berarti proses mengASI-nya batal.
3. Tugas seorang ibu adalah memberikan ASIX (semampunya) sampai 2 tahun.
4. Kalau tidak bisa sampai 2 tahun, please dont blamming yourself. Tidak boleh menyalahkan diri sendiri.
Selanjutnya sharing dari mba Eta, perwakilan dari Tupperware
Mba Eta menjelaskan bahwa dari segi pemberian ASIP untuk si bayi. Khususnya melalui botol ASI, ada 2 tips yang harus diperhatikan dalam pemilihan botol bayi :
1. Harus diperhatikan apakah BPA free atau tidak. Walaupun disana BPA Free, harus diperhatikan juga produsennya darimana.
2. Apakah sudah ada ijin edar dari Dinkes?
Mungkin pada kebanyakan ibu-ibu seiring bertambahnya usia anak, pasti juga selalu stock botol susu di rumah sesuai dengan usianya. Tapi tidak dengan Tupperware. Karena Tupperware sekarang mempunyai sebuah inovasi baru yang memungkinkan 1 botol bisa dipakai sampai usia anaknya 3 tahun. Jadi gak perlu ganti-ganti dotnya lagi. Namanya Cutie Twee.
Doc : Pribadi
Kenapa Harus Memilih Cutie Twee?
Jadi si Cutie Twee ini memiliki 3 Teat Flow Adjusment yang mengatur aliran cairan dari nipple. Asal muasal Cutie Twee ini diciptakan adalah karena setiap ibu pastinya akan menghasilkan aliran susu yang berbeda-beda untuk anaknya. Lalu kita juga tidak tahu aliran mana yang tepat untuk anak kita, apakah maunya yang deras, atau justru yang lambat. Nah, Cutie Twee ini menjembatani kebutuhan para baby akan ASI.
Ohya, Cutie Twee ini mengurangi kolik juga (Anti Colic). Karena bentuknya sangat vakum sehingga tidak ada udara yang ikut masuk bersamaan dengan ASIP. Di belakang nipple terdapat 3 lubang, untuk keluar masuk udara, udara tidak akan masuk dari aliran ssu sehingga bayi tidak tersedak. Juga dilengkapi dengan Hygenic Cap menjaga nipple tetap bersih, higenis dan ketat cairan saat tertutup dengan benar. Colarpun didesain sedemikian rupa sehingga saat kita menutup bentuk baby bottlenya ergonomis dan nyaman saat digenggam oleh ibu dan bayi. Dilengkapi dengan karakter Frog atau Penguin yang lucu, dan penanda volume yang mudah dibaca.
Satu set Cutie Twee terdiri dari Cutie Twee Frog berukuran 270 ml harga IDR 146ribu dan Cutie Twee Penguin berukuran 150 ml harga IDR 138ribu.
Doc : Pribadi
Semua produk Cutie Twee ini garansi seumur produk. Kecuali bagian nipple (dotnya) tidak bergaransi. Hanya saja disediakan spare part untuk dibeli sebagai penggantian.
Coba lihat botol ini, kalau moms perhatikan ada no 1-2-3 di bagian nipple-nya kan? Nah, itu adalah nomor dari lubang aliran dotnya. Jadi kalau baby kita dirasa kurang deras aliran susunya yang dari botol itu saat menyusu, tinggal putar saja botolnya. Jadi gak usah melepas botol susunya dari genggaman si kecil. Jadi lebih praktis dan higenis. Jadi aliran susunya disesuaikan dengan kebutuhan si kecil.
Doc : Pribadi
Botol Cutie Twee ini bisa dipakai sampai kapanpun selama nipple-nya masih bagus. Jadi misalnya mau diturunkan ke anak kedua atau seterusnya, bisa. Kalau nipple-nya rusak, tinggal ganti saja.
Untuk botol Cutie Twee ini juga masih bisa disterilkan 70-120 derajat celcius. Tapi hati-hati ya moms, jangan sampai terkena ke pinggir botolnya, karena bisa meleleh.
Dulu kalau yang mengikuti sejarah produknya Tupperware, tahun 2014 sudah ada peralatan untuk baby saja, tapi kalau sekarang mau menyasar ke semua segmen, baik dari bayi maupun anak-anak, terutama ibu-ibu menyusui. Untuk itu, Tupperware Indonesia untuk pertama kalinya meluncurkan botol susu inovatif, Tupperware Cutie Twee di bulan September ini dengan tiga variasi aliran yang menyerupai aliran alami ASI dalam satu nipple ‘The Sense of Natural Milk Flow‘. Aliran lambat (no. 1), aliran sedang (no. 2), aliran cepat (no. 3).
Source : Tupperware
Caranya bagaimana?
Kita bisa menyesuaikan kecepatan aliran dengan dan kemampuan menghisap si bayi. Posisikan nomor pada nipple di bagian atas saat botol digunakan menghadap bayi. Produk ini bisa menjadi solusi bagi kita ibu-ibu muda perkotaan yang memiliki kesibukan yang padat dan berkarir sehari-hari tapi tetap ingin memberikan ASIX bagi buah hati tercinta.
Tiwi Todz
Sebagai rangkaian melengkapi produk perlengkapan makan dan menyusui, Tupperware juga mempunyai Tiwi Todz, yaitu wadah untuk menyimpan makanan padat pendamping ASI (MPASI).
Doc : Pribadi
Dilengkapi dengan botol minum dan sendok garpu untuk makan si kecil
Doc : Pribadi
Doc : Pribadi
Untuk harga 1 set Tiwi Todz adalah IDR 265ribu.
Happy Tummy for My Baby
Ohya, di acara blogger gathering itu, para tamu undangan juga mendapatkan 1 (satu) buah buku dari Tupperware berjudul Happy Tummy for My Baby dan buku Baby Diary.
Tupperware ingin yang terbaik untuk ibu maupun juga si buah hati. Memberi makan bukan sekedar menyiapkan makanan di piringnya, tapi bagaimana anak kita mendapatkan asupan terbaik berupa ASI selama 6 bulan dan dilanjutkan sampai 2 tahun.
Doc : Pribadi
Dalam memberikan ASI, diperlukan berbagai persiapan mulai dari asupan makanan untuk ibu menyusui yang optimal, sampai informasi tentang cara memberikan ASI saat ibu tidak ada di rumah. Buku ini menampilkan beragam informasi tentang ASI, manfaat ASI dan kebutuhan ASI per usia bersama pakar Dokter Spesialis kesehatan anak, Dr. Ariani Dewi Widodo, SpA(K). Cara memerah ASI, menyimpan, menyiapkan, sampai top and trik memasak MPASI yang bisa langsung diaplikasikan di rumah. Ohya, dan juga ada bahasan tentang pemberian makanan padat serta resep makanan pendamping ASI atau MPASI disini.
Baby Diary
Selain kita mendapatkan buku Happy Tummy for Baby, kita juga mendapatkan Buku Baby’s Diary , yaitu baby moment book. Jadi kita bisa mendokumentasikan perjalanan buah hati kita dari masa kehamilan bayi sampai usia 12 bulan. Kita bisa pajang foto-foto kita disini, sampai moment perjalanan tumbuh kembang anak kita. Bisa jadi album kenangan juga.
Kalau moms berminat memiliki kedua bukunya, bisa membeli di Sales Forces Tupperware di seluruh Indonesia ya, dengan harga IDR 40ribu untuk Happy Tummy for My Baby, dan Baby Diary’s IDR 35ribu.
Happy deh saya datang ke acara ini, selain saya mendapatkan ilmu baru tentang parenting, juga saya mendapatkan 1 buah botol Cutie Twee ini lho. Alhamdulillah untuk persiapan adiknya Narend 🙂
Dan ini video saya tentang acara blogger gathering bersama Tupperware Cutie Twee
Waah.. Ada aku, acaranya keren banget emang ��
baru ya ini mba produknya…aku baru tau 🙂