Oline: Sayang, nanti kalau sudah menikah, kita mau tinggal dimana? Pingin banget deh, kita tinggal berdua saja
Eko: Iya, nanti setelah menikah, kita tinggal berdua aja
Oline: Nanti mau langsung nyicil rumah atau tinggal di kontrakan?
Eko: Yah, 1-2 tahun kita ngontrak dulu, setelah itu baru kita nyicil rumah
Oline: Wahhhh, udah gak sabar deh mau beli perabotan sama ngerancang dapur
Gimana pembicaraan diatas, apakah kamu mengalami hal yang sama seperti saya? 🙂 Saya yakin kalau di survei, pasangan yang mau menikah pasti ada pembicaraan untuk tinggal mandiri lepas dari orangtuanya, alasannya yah karena memang mau berdua saja dan lebih mandiri. Baik itu memiliki rumah atau apartemen bahkan ngontrak rumah. Bagi pasangan yang beruntung ada yang mendapatkan rumah dinas dari kantor, namun persentasinya kecil sekali, lebih banyak yang tetap tinggal dirumah orangtua atau mertuanya alias PMI (Pondok Mertua Indah), salah satunya adalah saya dan suami. Sebenarnya waktu awal menikah, suami sudah langsung minta kami untuk pindah ke kontrakan untuk bisa hidup mandiri, tapi karena mama saya yang meminta untuk tetap tinggal di Bintara, jadi terpaksa kami mengurungkan niat kami untuk pindah rumah. Tapi banyak juga loh, orangtua yang meminta anaknya untuk “pergi” dari rumah karena sudah menikah, “Apa kamu termasuk yang ini?” 🙂
Mencari Rumah, Dulu …
Dulu, untuk mencari rumah, yang pertama dilakukan adalah pergi ke pasar, “Loh kok pergi ke pasar?“, tenang… kita gak belanja sayur mayur kok, tapi mampir ke loper koran (maklum dulu toko buku kan masih jarang, jadinya yah larinya ke loper koran), nah di loper koran, beli deh beberapa koran yang ada iklan jual rumah.
Contoh iklan di koran – Sumber: blogkita.info |
Biasanya dulu beli korannya di hari Sabtu, karena dibanding hari biasa bahkan hari minggu, orang-orang paling banyak pasang iklan di hari Sabtu, iya gak? 🙂 nah setelah itu, siapkan spidol atau gunting, ayo buat apa? 🙂 buat yang suka nandain pakai spidol, rumah yang di incar ditantai dengan spidol atau yang suka di buat kliping, di gunting lalu di tempel di kertas HVS, “Ayo ngaku, siapa yang pernah seperti itu?” 🙂 Setelah itu, berikutnya, kita telp rumah itu satu persatu. Ada hal yang unik dari iklan di koran, terkadang rumah yang kita telp itu sudah laku loh (alias di DP-in sama orang lain), padahal kita baru beli koran baru dan pagi-pagi, selidik punya selidik, ternyata kebanyakan orang dulu membeli koran pagi-pagi buta loh, bisa jam 4-5 sudah mulai nandain rumah dan pagi jam 6 sudah mulai telp rumah 🙂
Kelemahan iklan jaman dulu …
Sekarang iklan baris properti di koran seperti dulu ada, namun tidak terlalu diminati, karena informasi yang didapatkan sangat minim, dimana cuma tersedia alamat rumah, luas tanah, tipe sertifikat dan harga, jadi kamu tetap harus datang ke lokasi untuk melihat rumah. Terkadang di iklan tidak disebut alamat rumahnya, jadi kita harus menelpon dulu untuk mengetahui lokasi rumah itu. Itulah kelemahan iklan baris jaman dulu, bagaikan membeli kucing dalam karung.
Contoh iklan di koran – Sumber: solopos |
Mencari Rumah, Sekarang …
Nah sekarang kita bisa mencari rumah melalui internet, tanpa perlu ada telepon, tanpa perlu datang, kita bisa melihat rumahnya langsung via foto, bagaimana bagian depan rumah, ada pagar atau tidak, cat rumahnya masih bagus atau tidak, dapur dan kamar mandinya bersih atau tidak, sampai mengetahui, lingkungan sekelilingnya bagaimana. Selain foto, informasi lain seperti luas bangunan, luas tanah, jenis sertifikat, pengembangnya siapa, berapa lantai, listriknya berapa watt, nama perumahannya apa, alamat rumahnya dimana, sampai contact dari penjual rumah itu (nomor telepon, email sampai japri via aplikasi) dan pastinya harga dari rumah itu sendiri, lengkap mulai dari harga rumah secara cash ataupun kredit. Seru ya? 🙂
Contoh iklan online – Sumber: btnproperti.co.id |
Kelemahan Iklan Online
Awalnya waktu saya mencari iklan di internet, sangat enak sekali, saya bisa melihat banyak pilihan rumah yang ada, sampai bisa contact pembeli dengan cepat dan murah. Sehingga mencari rumah menjadi lebih cepat. Namun hal ini menjadi pedang bermata dua loh, saking banyak kemudahan yang kamu dapatkan, ada beberapa kelemahan dari iklan online
1. Iklan Palsu
Pernah saat saya mencari rumah, tiba-tiba saya melihat ada rumah yang sepertinya pernah saya lihat, seakan-akan dejavu, karena perasaan saya membuka history web di browser, dan setelah buka history satu-persatu akhirnya menemukan iklan dengan foto yang sama, namun … nama penjualnya berbeda. Pernah gak mengalami hal itu? Kalau saya sih pernah, akibatnya saya jadi bingung, rumah mana yang benar, mana yang bohongan.
2. Nama Alias
Walaupun saya sudah mendapatkan informasi tentang rumah yang saya inginkan secara lengkap. terkadang ada hal yang ingin ditanyakan secara langsung. Pernah suatu ketika menghubungi
Oline; Selamat pagi dengan bapak Rudi?
Penjual: Wah mba salah sambung
Aneh banget, kok salah sambung, lalu saya melihat ulang informasi yang ada di web dengan nomor telepon yang saya, ternyata benar kok gak salah, namanya pak Rudi dengan nomor 088xxxxx, saking penasaran, suami gantian yang menelpon, cuma dengan gaya yang berbeda.
Eko: Pagi boss, rumahnya masih ada?
Penjual: Masih boss, mau liat rumahnya?
Eko: Alamatnya di Jl. xxxx kan?
Penjual: Iya betul boss
Eko: Oya, ini dengan bapak siapa?
Penjual: Saya dengan pak Sulis
Eko: (What, kok bisa beda nama dengan di iklan)
Saya dan suami jadi bingug, ini orang benar-benar pak Rudi atau pak Sulis ya 🙁
3. Iklan basi
Adalagi waktu itu saya dan suami sudah mencari rumah yang diinginkan, lalu di data di excel, mulai dari nama, alamat rumah, LT/LB, harga dan nomor telepon. Setelah itu, langkah selanjutnya adalah menghubungi penjual rumahnya, dan you know what, rumah-rumah yang saya dan suami taksir mayoritas sudah laku loh. Hal ini karena penjual tidak mengupdate rumah yang dijualnya, sudah laku atau belum.
4. Harga Tipuan
Pernah gak, waktu melihat iklan rumah, melihat luas bangunan dan tanah cukup besar, rumahnya 2 lantai, dan yang saya suka dapurnya keren dan kamarnya luas, tapi harganya rumah 1 lantai, Its good to be true. Langsuing deh saya telp, waktu di telp, ternyata rumahnya sudah lunas, lalu penjual menawarkan untuk datang ke lokasi, karena ada rumah lain yang dijual. Hal ini memang disengaja oleh penjual, agar calon customer mau menelpon dan datang ke lokasi.
5. Tidak ada konsultasi KPR Online
Setelah saya mendapatkan rumah yang saya inginkan, walaupun di website ada jumlah cicilan, namun untuk mulai KPR tidak seperti membalikkan telapak tangan, kita harus bertanya terlebih dahulu kepada penjual atau developer bekerjasama dengan bank apa, nah untuk konsultasi KPR, kita harus engage dengan salah satu bank barulah kita bisa berkonsultasi soal KPR, ribet dan menghabiskan waktu untuk datang ke bank dan bertanya tentang produk KPR, syukur-syukur kalau antrian di CS tidak banya, saya pernah loh datang ke salah satu bank, antriannya di CS bisa sampai selisih 15-20 nomor, saya baru dilayani jam 5 sore sejak antri jam 11 siang.
6. Tidak ada simulasi pengajuan KPR Online
Sebelum menghubungi pihak bank, terkadang saya mau mengetahui secara detail pinjaman KPR saya seperti apa. Kata suami, nilai KPR itu tidak sebatas nilai properti dan jumlah cicilan perbulan saja, tapi juga suku bunga pertahun, nilai appraisal, admin, asuransi dan provisi, sampai biaya notaris, akte jual beli sampai SKMHT dan APHT. Kenapa? Karena bisa menjadi bahan pertimbangan dalam memutuskan rumah yang mau diambil.
Kalau mau KPR itu dimana sih?
Kalau ditanya mau mengajukan KPR dimana, pasti mayoritas bank banyak yang menyediakan fasilitas itu, tapi kalau saya sih tidak pernah mau ambil resiko, saya sih nanya ke orangtua dan mertua aja. Karena mamaku sedang di Jatim jadi gak bisa ngobrol langsung, harus via telp.
Oline: Halo … Assalamualaikum ma
Mama: Walaikumsalah wr, wb. lin, gimana kabarnya lina, eko dan narend?
Oline: Alhamdulillah baik ma, gimana mama disana?
Mama: Alhamdulillah baik lin, ada apa lina?
Oline: Ma, kalau dulu mama KPR pakai bank apa ma?
Mama: Tumben lin nanya mama soal KPR, emangnya lina mau ambil rumah?
Oline: Iya ma, eko dan lina rencana mau ambil rumah, cuma bingung mau pakai bank apa, karena hampir semua bank menyediakan KPR ma
Mama: Oooo…. dulu mama dan almarhum daddy kamu pakai KPR dari BTN lin, prosesnya dulu cepat dan mudah, dan sampai rumah lunas juga tidak ada masalah apa-apa lin
Oline: Oh pakai BTN ya ma, ya udah makasih ma, lina konsultasi sama eko dulu ya ma
Setelah itu, suami saya bertanya ke orangtuanya, dan jawabannya ternyata, orangtuanya juga menggunakan KPR BTN. Ya sudahlah, setelah berdiskusi dengan suami, akhirnya, kami memutuskan untuk datang ke Bank BTN dekat rumah (kebetulan di Galaxi Bekasi ada Bank BTN).
Bank BTN Galaxi – Sumber: Pribadi |
Sebelum datang, tentunya saya dan suami sudah persiapan membawa syarat-syarat untuk membuka rekening disana, seperti: KTP, NPWP dan uang 1jt untuk pembukaan rekening.
Teller Bank BTN – Sumber: Pribadi |
Customer Service Bank BTN – Sumber: Pribadi |
Waktu mau masuk, dibukakan pintu oleh Security disana, lalu ditanyakan keperluan untuk ke Bank BTN untuk apa, waktu saya bilang untuk membuka rekening untuk KPR, security mempersilahkan untuk duduk terlebih dahulu menunggu antrian CS. Di bank BTN, dindingnya bernuansa putih, dengan berbagai informasi tambahan tentang produk-produk Bank BTN, untuk kursi dan partisi berwarna biru, mencerminkan warna logo dari Bank BTN.
Buat yang penasaran syarat pembukaan rekening Bank BTN – Sumber: Pribadi |
Ternyata ada BTN Batara dan BTN Prima – Sumber: Pribadi |
Ini nih benefit Tabungan Bank BTN – Sumber: Pribadi |
Ini suku bunga dan biaya-biaya di Bank BTN – Sumber: Pribadi |
Karena awal tujuan pembukaan rekening adalah untuk KPR, maka saya dan suami memutuskan untuk membuka rekening Tabungan BTN Batara.
Saya waktu mengisi form pembukaan rekening – Sumber: Pribadi |
Wah bunganya lumayan kompetitif nih di Bank BTN, jadi mau buka deposito – Sumber: Pribadi |
Bisa nih, nabung di Bank BTN bisa dapat rumah dan mobil mewah 🙂 – Sumber: Pribadi |
Hadiah dari Bank BTN untuk nasabah yang menabung dalam jumlah tertentu – Doc: Pribadi |
Program Amplop Angpao khusus di tahun baru Cina 🙂 – Sumber: Pribadi |
Waaahhh, bisa buka KPR Online loh – Sumber: Pribadi |
Konsultasi KPR secara Online
Lumayan membantu untuk mengetahui semua tentang KPR secara umum – Sumber: Pribadi |
Simulasi KPR secara Online
Keren banget, kita bisa mengetahui biaya pada sebuah pengajuan KPR – Sumber: Pribadi |
Bangga sebagai nasabah yang membuka rekening di cabang Galaxi 🙂 – Sumber: Pribadi |
Aku juga lagi cari rumah sih. Tapi masih belum berani cari secara online. Takut ketipu. Palingan minta tolong agen. :'D