logo-anti-miras-pria3.jpg

Generasi Muda Penerus Bangsa, Anti Narkoba, dan Anti Miras

Tanggal 27 April 2013 lalu baru saja artis Raffi Ahmad dibebaskan. Pasti tau dong kasusnya karena apa? Yup, karena Narkotika, Raffi Ahmad ditetapkan sebagai tersangka karena positif meng-konsumsi Metilon (wah bahasanya aneh yah hehehe), bagi yang belum tahu, Metilon adalah sejenis narkoba yang baru di Indonesia. Metilon merupakan turunan dari Cathinone (Katinona) yang selama ini termasuk narkotika golongan 1 sesuai UU No. 35 tahun 2009. Secara umum Metilon itu cara kerjanya hampir sama dengan Ekstasi. Efek positifnya, mengkonsumsi Metilon bisa menimbulkan perasaan senang, gembira dan tak kenal lelah (terkadang ada juga loh remaja yang menggunakannya sebagai Doping karena dosisnya ringan). Efek negatifnya, Metilon bisa merusak susunan syaraf pusat, pembuluh darah, ginjal, liver paranoid dan jantung, bahkan jika dikonsumsi dengan berlebih bisa menyebabkan kematian.
Narkoba jenis Metilon (Source : Google Image)
Selain Narkoba, ada yang namanya Miras (Minuman Keras) dan Minol (Minuman beralkohol). Miras itu erat hubungannya dengan narkoba. Bagi yang pernah ke klub malam, biasanya miras dan narkoba dijual 1 paket (makin tinggi dosisnya makin mahal harganya). Bagaimana dengan lingkungan sekitar kita? sudah rahasia umum miras seperti Topi Miring, Cap Tikus banyak di warung-warung pinggir jalan yang bisa diakses siapa saja, termasuk remaja.
Minuman Keras – Source Google Image
Waktu saya perempuan, jujur saja saya pernah mencoba Miras, namun tentunya saya tahu batasannya. Waktu itu yang pernah saya coba adalah bir, vodca, captikus dan beberapa alkohol lainnya. Awalnya karena dipaksa oleh teman-teman saya, yang notabene mereka adalah orang pendatang, yang mana mereka pasti mengkonsumsi miras kalau ada event besar atau hari-hari perayaan seperti hari Pergantian Malam Tahun Baru, Hari Natal, dan sebagainya. Salah satu alasan saya mencobanya adalah karena saya penasaran, alhamdulillah beberapa teman saya mengingatkan untuk tidak mengkonsumsi secara berlebihan. Dan itu pertama dan terakhir kali saya mencoba Miras karena keluarga saya termasuk yang taat akan agama. Efek yang ditimbulkan saat itu adalah yang pasti pusing (bagi saya, hehe) dan badan menjadi panas. Okey 1 gelas cukuplah buat saya. Karena saya tidak kuat, rasanya pun tidak enak, pahit, (masih lebih enak minum coca cola deeehh, hehee) dan saya takut berdosa. Yaiyalah, saya takut sekali dengan orangtua saya kalau sampai saya ketahuan pernah mencoba miras, wah bisa bahaya saya.
Terkait dari cerita saya, penyebaran miras, minol ataupun narkoba tidak terlepas dari peran serta teman, orangtua, guru, lingkungan atau masyarakat dan pemerintah. Semua memegang peranan masing-masing. 
Kalau hidup di lingkungan yang kerap kali mengkonsumsi miras dan minol, kita akan terbawa juga. Lalu dari sisi pemerintah, bisa membantu penyebaran miras ini salah satunya kita kerap lihat di televisi pemerintah banyak menggerebek klub-klub malam yang tanpa ijin. Di luar negeri, bila ada remaja yang mau membeli miras di supermarket, harus punya surat ijin orangtua plus KTP. kalau tidak ada yah tidak bisa membeli. Bukan berarti kalau seorang anak sudah mempunyai KTP di-legal-kan mengkonsumsi miras lho ya. Maksudnya, bila sudah mempunyai tanda pengenal, setidaknya yang bersangkutan sudah bisa bertanggung jawab akan kehidupannya. Efek dari perdagangan bebas, masyarakat semakin mudah mengakses, atau mendapatkan barang terlarang ini dengan mudahnya. 
Sejauh mana pemahaman masyarakat akan bahaya miras bagi diri sendiri dan lingkungannya?

Saat ini pemahaman terhadap miras dan bahayanya masih minim sekali, terutama untuk para remaja. Saya sedih sekali kalau melihat anak masih di bawah umur, sudah mengenal apa yang namanya miras dan narkoba ini. Rokok adalah cikal bakal dari miras, minol dan narkoba. Jika seseorang sudah mengenal kebiasaan merokok, bukan tidak menutup kemungkinan akan mengenal teman-temannya seperti miras dan narkoba ini. Namun bukan berarti semua yang merokok pasti akan mengkonsumsi narkoba atau miras.

Contohnya seperti di terminal-terminal, saya sering melihat para supir angkot dan kenek-nya meng-konsumsi miras, botol miras entah apa itu namanya. Mungkin 1 tahun, 2 tahun, tidak terasa efeknya. Tapi untuk jangka panjang, efek miras ini sangat bahaya untuk tubuh kita. Sistem kekebalan dan ketahanan tubuh bisa berkurang, apalagi daya ingat juga bisa menurun.

Bagaimana peran masyarakat dalam penyebaran akan bahaya miras dan harapannya kepada pemerintah dalam mengkampanyekan serta menyikapi bahaya miras?

Sekarang sudah ada namanya Granat (Gerakan Anti Narkoba). Salah satu DPC yang aktif, adalah divisi Surabaya, DPC Surabaya pernah menggelar acara Duta Anti Narkoba tahun 2012, dilanjutkan awal tahun 2013 ini pemerintah menetapkan artis Wanda Hamidah menjadi Duta Korban Narkoba, yang memiliki misi mengkampanyekan bahayanya narkoba dan sejenisnya. 
Masih di Surabaya, BNNP Jatim membentuk musik narkoba di Kediri. Pembentukan duta musik narkoba ini semata-mata untuk bertujuan menyebarkan informasi tentang bahaya penyalahgunaan narkoba dan pencegahannya. Karena peredaran narkoba dan miras di Indonesia sudah semakin parahnya, terutama di kalangan remaja. 
Remaja adalah cikal bakal penerus bangsa. Jika dirusak oleh miras dan  narkoba, bagaimana dengan masa depan negeri kita tercinta ini? Sudah saatnya remaja bisa berpikiran cerdas untuk maju ke depan. Cerdas dalam memilih keputusan hidupnya. Pintar memilih pergaulan yang baik untuk masa depannya. Karena remaja yang gaul itu menurut saya adalah B3S yaitu Brain, Beauty, Behaviour and Smart.
Source :















Tags: No tags

4 Responses

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *