Sabtu, 23 November 2013
Aku mengikuti ajang kompetisi Inspiring Womanpreneur Competition 2013 (IWPC), yang diadakan oleh komunitas womanpreneur community yang diprakarsai oleh mba Irma Sustika. Program ini diadakan sejak bulan Oktober – Desember 2013. Diantara 3 bulan itu terdapat kelas pembekalan, bazaar dan presentasi bisnis, serta final penentuan pemenangnya pada tanggal 22 Desember 2013, yang bertepatan dengan Hari Ibu.
Kompetisi ini terbilang beda dari yang lainnya ya. Karena, aku pernah ikut kompetisi-kompetisi semacam lainnya, tapi tidak seperti IWPC ini.
Kok aku bilang beda sih?
Di ajang kompetisi lainnya, kita benar-benar berjuang untuk mendapatkan posisi sebagai pemenang. Entah seberapa jauh usaha kita. Malah justru dilihat dari besarnya omset kita. Lah, kalau ukuran UKM seperti aku, yang start up bisnis, yah udah pasti kalahlaaah. Sebeel juga sih *curhat dikit*.. Yaiyalah, masa yang omsetnya masih dibawah 100 juta setahun harus bersaing dengan pemain-pemain besar? haaah… silly banget deh tuh kompetisi yah 🙁
Nah, makanya aku bilang. Ini kompetisi yang sangat berbeda. Dimana di dalamnya, kita bukan hanya bersaing secara sehat, tapi kita juga digembleng, dibully, diberikan ilmu oleh para mentor, dan para praktisi bisnis yang memang pakar di bidangnya masing-masing.
Awalnya sih, jujur aja aku gak pengen ikut yah. Bukannya apa-apa, aku sedang dalam kondisi sedang hamil. Apalagi pas lihat waktu finalnya yaitu pada bulan Desember 2013, dimana saat itu aku sedang hamil besar, sudah masuk trimester ketiga. Duh, pasti aku gak punya waktu deh.. susah keluar rumah. Susah beraktivitas. Susah berkreasi. Dan segudang alasan lainnya. Bener-bener gak ada niat ikut apalagi menang.
Aku sempat berkonsultasi dengan suamiku, ikut gak yah? Duuh.. aku bimbang. Saat itu, kondisi pendaftaran tinggal 2 hari lagi untuk waktu berpikir. Suamiku dari awal menyerahkan sepenuhnya ke aku. Karena yang menjalani bisnis Aurabatik ini aku sendiri. Aku adalah ownernya. Aku yang mempunya mimpi-mimpi terhadap usahaku. Aku yang paling tahu tentang kondisiku sekarang.
So… akhirnya apa coba?
Jreeng… jreeeeng.. kuputuskan akhirnya IKUT booo… 🙂
Awalnya bingung banget, ini awal-awal setelah proses pendaftaran, belum apa-apa disuruh bikin business plan ke depannya. Minimal 3 bulan ke depan. Duh bingungnya..:( Jujur ya, saat hamil aku belum kepikiran apa-apa untuk fokus terhadap Aurabatik ini. Karena aku bener-bener mau konsen dengan kehamilan keduaku ini. Motivasiku untuk ikut IWPC ini adalah jujur aja selama ini aku menjalankan bisnis ini, aku tidak ada mentor yang bisa membimbing aku. Aku butuh masukkan dan seseorang yang bisa menilai usahaku. Mencari mentor sesuai dengan bisnis yang kita jalani itu gak mudah lho. Harus menemukan ‘benang merah’ nya 🙁 Dan aku sudah berusaha mencari mentor di berbagai komunitas wirausaha yang aku ikuti ternyata mereka menolak. Alasannya ya simple. Karena aku produsen. Banyak yang belum pas menjadi sosok mentor bagiku. Mereka malah meminta sebaliknya, aku yang me-mentor-i mereka. Lhaa kok malah kewalik? 🙂 Dan akhirnya kuputuskan untuk ikut sajalah IWPC ini. Aku ingin sejauh mana bisnisku.
Hari berganti hari. Sampai tibalah hari menjelang kelas dimulai, aku mulai mengirimkan business planku untuk 3 bulan ke depan. Ini bukan sekedar asal tulisan aja ya sebagai syarat pendaftaran IWPC. Tapi tulisan dan planningku ini harus bisa direalisasikan ke depannya. Apa yang menjadi impianku. Impian yang bisa direalisasikan dalam waktu 3 bulan ke depan.
2 bulan kelas berlalu
Dari awal aku mengikuti kelas IWPC ini, aku sangat-sangat menikmati terhadap proses yang kujalani. Aku ingin belajar. Aku ingin tau core Aurabatik ini sendiri dimana. Bukan hal yang mudah juga ya buat ibu hamil. Sangat perjuangan. Mulai berpanas-panas ke lokasi workshop untuk melihat proses pembuatan. Mendesign dan pesan kain batiknya. Mendesign bajunya. Lalu memikirkan pemasarannya nanti bagaimana. Dan sebagainya.
Dan 1 hal yang slalu kuingat, bahwa sukses itu datangnya dari diri kita sendiri. Kita yang menjemput sukses. Sukses itu gak bisa dateng sendiri, dengan kita berleha-leha, do nothing dan butuh pengorbanan. Yahh.. lillahi taala aja deh. Segala sesuatu yang diniati dengan ikhlas, tulus dan penuh semangat, aku yakin insyallah diridhoi oleh Allah SWT.
Bazaarpun hampir selesai saat itu. Tapi pengumuman pemenang belum juga diumumkan. Pengunjung mall berangsur-angsur nampak sepi. Tapi tak sesepi wajah-wajah peserta IWPC. Lihat aja nih, wajah-wajah penuh harap dan termasuk saya, wajah mules nungguin pengumuman 🙂
Wajah-wajah mules dan H2C menunggu pengumuman |
Tahuu apa yang terjadi kemudian??
Teman, aku masuk 10 besar yeaayy!! 🙂 Alhamdulillah banget. Suatu pencapaian diluar dari ekspetasiku.
Bersama finalis 10 besar IWPC I
Sabtu, 24 November 2013
IWPC mempunyai acara woman fair II yang berlangsung di Bekasi Square. Awalnya aku ragu untuk ikut ambil peran terhadap acara ini. Lagi-lagi galau. Awalnya aku berencana hanya ingin ikut bazaarnya saja. Jujur saja saat itu, mba Irma Sustika menawarkan berkali-kali siapa yang mau mengisi acara untuk woman fair II ini? Aku diam saja. Aku tidak berani bilang apa-apa. Saat itu kondisinya 1 bulan menjelang acara. Mba Irma menawarkan lagi ketiga kalinya untuk aku ikut acara fashion shownya. Karena kebetulan di acara woman fair II akan ada para Putri Pariwisata Indonesia 2013 yang akan membawakan karya-karya para member yang ingin fashion show.
Aku semakin galau ..:D
Lalu.. aku berpikir keras selama 3 hari dengan berkonsultasi dengan suamiku. Jujur saja, saat itu aku tidak mempunyai produk unggulan yang layak untuk ditampilan di hadapan publik. Aku bukan orang yang nekat tanpa perhitungan. Apalagi ini waktunya 1 bulan saja. Aku belum bikin designnya. Aku belum menentukan design dan motif batik yang akan dipakai. Aku belum menentukan thema rancangan aku. Duhh, segudang pemikiran-pemikiran yang membuatku ragu.
Akhirnya kuputuskan .. IKUT!!! Apapun yang terjadi 🙂
Oke. Dimulai dari minggu pertama. Aku mulai membuat design baju yang akan dipakai. Saat itu aku membuat 10 design.
Walaupun hamil aku tetap produktif 🙂
Minggu kedua aku menentukan motif batik yang akan dipakai. Minggu ketiga aku persiapan semuanya. Mulai dari menjahit sampai proses finishing.Bayangkan tuh, dengan perut segendut ituh aku harus wara-wiri kesana kemari 🙂
Awalnya aku ragu project aku bisa selesai sebelum tenggat waktu tiba. Huuh…deg-degan campur paniik. Pasalnya beberapa sebelum hari H, baju-bajuku masih dalam bentuk pola, belooom dijahiiit! Banyak revisi. Berbekal semangat, motivasi harus tetap maju apapun kendalanya, alhamdulillah semua baju-baju selesai pas H-1. Duuh, mepet banget ya? Pusiiinkkk!! 🙁
Kali ini aku membuat rancangan baju dengan tema “Asian Blossom“. Yang artinya, sesuai dengan konsepku yaitu Asian Culture, baju-baju adat tradisional negara-negara Asia dalam balutan busana batik. Dan karena bulan Desember adalah musim hujan, dimana bunga dan tumbuhan tumbuh subur, aku berikan nama ‘Blossom‘ yang artinya merekah warna-warni 🙂
Dan inilah sebagian karya-karyaku..Ruang ganti tidak ada. Akhirnya kami memaksimalkan ruangan Sabatini Textile sebagai ruang ganti yang saat itu masih undercover alias masih pembenahan layout 🙂 Yang letaknya tidak jauh dari panggung. Ahh kalau ingat-ingat kejadian ini, jadi lucu! Suamiku ikut menjadi tehnisi merangkap OB saat itu. Angkat-angkat barang and banner untuk nutupin kaca yang super transparan. Angkat rolling door toko buat akses keluar masuk ganti baju. Coba bayangkan kalau suamiku tidak ada, wahh bisa-bisa jadi pemandangan asyik seluruh pengunjung deh tuh :p
Beruntunglah AC di ruangan ini tersedia.
Beruntunglah AC di ruangan ini tersedia.
Berfoto bersama para PPI in behind the scene
Karyaku ‘Asian Blossom’
Haeee… aku tampil keatas panggung setelah namaku dipanggil sebagai designernya didampingi oleh Yossico Stephanie Damanik, yaitu Miss Earth Indonesia Eco Turism 2013 🙂
Gayanya gak kalah Oke kan dengan model? 🙂
Saat di depan panggung
Sesaat setelah fashion show selesai, itu rasanya bangga LUAAAR BIASA!!! Gak ternilai harganya. Mungkin buat sebagian orang itu hal yang biasa, nothing’s special ya. Tapi bagiku ini merupakan langkah awalku, its starts from now. Inilah pintu gerbang kesuksesanku. Walaupun pengunjungnya bukan di mall-mall besar, tapi minimal aku bisa menampilkan ‘The Best of Me’. Karya-karya terbaikku. Aku bisa menghasilkan sesuatu saat aku hamil. Aku bisa berkarya di saat aku hamil.
Tapi aku belum puas. Aku masih harus terus belajar. Masih ada beberapa minggu lagi menunggu pengumuman pemenang. Siapapun yang jadi pemenang, yang penting aku sangat senang sekali dengan ikut bergabung di IWPC ini. Karena aku bisa menemukan jati diriku, aku bisa tahu potensi aku yang sebenarnya. Aku jadi tahu kesalahanku dimana. Aku jadi semakin semangat untuk terus berkarya. Terus mewujudkan mimpi-mimpi kecil dan mimpi besarku.
Di akhir acara kami berfoto bersama 🙂
Akhirnya aku bisa berkata ‘I’m proud to myself’
Satu hal yang bisa kupesan untuk semua para wanita Indonesia. Jangan mau kalah dengan ego dan rasa malas kita. Keep fighting. Kalau gagal hari ini, masih ada 364 hari lagi untuk memperbaikinya. Ikutlah berbagai kompetisi untuk menilai sejauh mana progress bisnismu. Jangan pernah melihat ikut kompetisi hanya dari sisi materialnya saja. Tapi berguna banget untuk mengasah nyalimu. Kalau kata Dua Dunia ‘Uji Nyali‘ 🙂
Jika kamu terbiasa akan deadline, bekerja di bawah tekanan, dan serba kepepet, insyallah hasilnya pun akan jauh berbeda dengan yang tanpa target dan tekanan. Sensasinya juga jauh berbeda. Dan lebih maksimal.
Teruslah berjuang untuk menggapai mimpi-mimpi kamu yang tertunda. Do it now. Action now. Jangan tunda-tunda besok. Aku aja bisa, berarti kamu juga kan? 🙂
Jika kamu terbiasa akan deadline, bekerja di bawah tekanan, dan serba kepepet, insyallah hasilnya pun akan jauh berbeda dengan yang tanpa target dan tekanan. Sensasinya juga jauh berbeda. Dan lebih maksimal.
Teruslah berjuang untuk menggapai mimpi-mimpi kamu yang tertunda. Do it now. Action now. Jangan tunda-tunda besok. Aku aja bisa, berarti kamu juga kan? 🙂
“Let’s do the best, and let God do the rest.”