Sudah 2 minggu terakhir, tepatnya aku lupa kapan, setiap malam aku pasti batuk-batuk parah. Aku gak tau penyebabnya apa. Batuknya hanya malam hari. Setauku sih, aku gak punya alergi apa-apa. Sakit batuk bulan lalu aja sepertinya sudah sembuh deh. Setiap batuk, pasti disertai lendir dan aku harus bolak balik ke kamar mandi.
Setiap batuk, pasti membuat aku pipis di celana. Akibatnya aku sering ganti celana dalam karena saking lembabnya. Kasihan Narend. Setiap aku batuk, dia ngeliatin dengan ngenes, dan bengong kok mommynya batuk-batuk gitu? 🙂 jadinya aku setiap kali menyusui harus pakai masker.
2 hari lalu awalnya aku niat ingin ke dokter umum untuk mengecek ke dokter internis. Ada apakah gerangan dengan paru-paruku ini? Karena hanya tiap malam aja aku batuk-batuk. Tapi karena selalu waktunya tidak ada, aku belum sempat ke dokter. Yaa adalaah kendalanya. Ini-itulah. Karena kerjaan. Karena ngurusin Narend. Dsb. Akhirnya sampailah per hari ini aku kena flu berat.
Tapi karena aku banyak aktivitas, aku takut narendnya ketularan, sementara Narend disusui dengan ASIP. Karena waktu aku sakit sebelumnya, Narend sempat kususui langsung dengan puting, tapi 2 hari kemudian terdengar ‘sroooot… srooott.. hachiii!’ Naaah, Narendnya ketularan. Kasihaan :((((
Hari minggu aku sempat ke rumah mamaku. Gak ada keluhan apa-apa. Sampai tiba di rumah, selepas maghrib, aku merasa ada yang aneh dengan tenggorokan ini. Seperti mau sakit. Dan hidung ini sudah gatal. Waahh pertanda mau sakit nih, bahaya 🙁 padahal sebelumnya tidak ada gejala apa-apa.
Flu makin menghebat. Disertai batuk-batuk malam itu. Hidung mampet. Aku hanya bisa bernafas menggunakan mulut saja. Duh, rasanya gak enak! Alhasil aku tidak bisa tidur dengan nyenyak. Pekerjaan terbengkalai.
Awalnya aku berencana ingin ke dokter umum malam hari aja. Yaitu di UGD. Tapi karena badan ini lemas luar biasa, dan kepala ini sakit tak tertahankan akibat pilek akhirnya kuputuskan ke dokter pagi ini saja.
Kuputuskan ke dokter umum di RS Anna saja. Karena dekat dari rumah dan gak pakai antri. Kalau di RS Mitra, semuanya serba antri. Kasihan suami. Dia masuk kantor jam 1 siang. Sementara berangkat ke Rumah Sakit jam 10 dari rumah.
Saat masuk ke ruang dokter, kuceritakan apa yang aku alami dan sakit yang kuderita selama ini. Lalu aku dipersilakan berbaring di tempat tidur untuk dicek. Karena aku bilang menderita sesak nafas di dada, pusing luar biasa karena hidung mampet, akhirnya dokter merekomendasikanku untuk segera diuap.
Pikiranku melayang kemana-mana. Membayangkan diuap sama seperti waktu Narend diuapkan. Bau minyak telon yang keras dengan air panas akan membuatku susah bernafas.
Suamiku melihat gelagat aku ketakutan dia langsung bilang, “Ya ampuun mii, santai ajaa. Kamu gak pernah diuap ya? Gak sakit kok. Diuapkan aja supaya pernafasan kamu lega” Okee. Karena suami mengiyakan apa kata dokter, aku langsung manut aja.
Aku langsung diberikan surat pengantar dokter. Setelah itu, aku disarankan untuk naik ke lantai 2 ke ruang fisioterapi. *bayanganku nanti ada baskom yang gedeee bangey, nanti isinya air panas, trus sama minyak telon atau minyak kayu putih”
Bhuahahaa.. ternyata tidak! Bayanganku salah besar! Aku cuma disuruh duduk di kursi, lalu aku dipakaikan masker, lalu diuapkan. Thats it! Diuapkan dengan menggunakan uap obat supaya mengencerkan ingus dan lendir yang ada di hidung.
Berkali-kali aku menahan untuk lendir ini gak jatuh ke mulut. Ternyata gak sampai menetesi ke baju. Yahh maklumlah. Ini kali pertama aku diuap. Daritadi aku sibuk menadahi lendir yang encer ini dengan tangan, ternyata semua lendirnya jatuh ke dalam masker. Oalaaah :))))
Kalau ditanya rasanya diuap?? Gak ada rasanya apa-apa sih. Gak panas. Aku cuma disuruh bernafas lewat hidung, lalu buang lewat mulut.
Setelah selesai diuap, langsung aku disinari. Dengan menggunakan sebuah lampu yang diletakkan persis diatas dadaku. Awalnya aku ragu meng-iya-kan suster untuk disinari. Tapi karena ini aman untuk busui, yasudah aku manut saja. Manfaat disinari adalah, mengencerkan dahak yang ada di jalur pernafasan, di sekitar dada. Juga membersihkan lendir yang ada di sekitar paru-paru. Yahh kukira bakalan panas ampun-ampunan kayak waktu aku di-slimming (hihi.. iyaa, waktu mau nikahan dulu, sempat di slimming untuk menghancurkan lemak, panasnya melebihi sauna)). Tapi panas kali ini cuma anget-anget kuku aja. Jadi aku bisa sambil istirahat memejamkan mata.
Disinari sekitar 15 menit. Dan terdengar di pojok ruangan sebelah sana, nampak suamiku membuka pembicaraan seputar therapyku ini. (Yaah.. lumayan katanya, nambah ilmu, daripada bengong hehee…).
Ternyata, uap yang tadi dihirup olehku adalah udara yang telah dimasukkan obat. Yang gunanya untuk mengencerkan ingus. Dan ini berlaku untuk yang kena penyakit asma, pada bayi ataupun penderita pilek akut seperti saya ini yang pileknya gak bisa keluar dengan bantuan obat secara manual.
Kalau ditanya gimana rasanya setelah diterapi? Wahh rasanya PLOONG banget!! Dada ini terasa enteng dan hidungku udah gak mampet lagi. Jadi bisa bernafas dengan lega.
Total berobat kali ini adalah Rp. 588.000. Whuaah mahal juga yaa.. tapi gapapalah. Yang namanya sehat itu memang mahal 🙂 Dan kalau kitanya sakit, bukan tidak boleh menyusui kok. Boleh aja. Asalkan memakai masker. Bukannya si bayi tertular melalui ASI yang diminumnya. Tapi bayi bisa saja tertular dari kita melalui udara. Jadi lebih amannya pakai masker aja ya moms 🙂
Dan usahakan, sering-sering konsumsi sayuran dan buah deh. Dan sekarang karena kebutuhan dan aktivitasku menuntut lebih, terpaksa aku harus minum suplemen penambah daya tahan tubuh.
Ingat! Sehat itu mahaal! Jadi hargailah tubuhmu jika ia sudah lelah, artinya ia ingin istirahat. Jangan dipaksakan. Akibatnya bisa kayak aku ini nih. Sering sakit karena memaksakan diri 🙂
Mulai sekarang, aku akan lebih menghargai arti penting kata sehat. Dan tentunya pola hidup sehat. Tidur dan makan yang cukup, sesuai porsi dan jamnya.
Semoga selalu sehat yaaa… baik ibu maupun baby-nyaa..
Aku dulu juga sempat sakit-agak-lumayan (malu nyebutin nama penyakitnya, hehehe…)
Tapi kata dokter, tetep disuruh nyusuin aja sih mak. Alhamdulillah, anakku sehaaat 🙂