Ramen? Udon? Sushi? Wasabi? Yess, those are the famous Japanese Food. Percaya gak percaya, sangat familiar di telingaku. Kok bisa? soalnya suamiku tuh fanatik sama yang namanya ‘Jepang’. Baik dari culture, food and beverage, artis lokal and international, etc. Jangan tanya deh sama yang namianya JKT48, dimana ada konsernya, disitu ada suamiku 🙂 Okee sip. Skip tentangnya. Kembali ke laptop 😀
Acaranya jam 2 siang, tapi sayangnya saya datang telat saat itu. Yahh maklumlah terlalu banyak urusan internal, gak ada ART, jadinya ya saya berangkat jam 12.50 WIB dari rumah. Sengaja saya memilih tidak lewat tol, tapi lewat jalur biasa dan alhamdulillah jalanan saat itu sangatlaah bersahabat. Yess, saya tiba di lokasi pukul 14.30 WIB disana.
Meja Registrasi |
Pada awalnya saya bukan pecinta makanan-makanan Jepang. Gak semuanya bisa sesuai dan cocok dengan lidah saya. Menurut saya rasanya aneh. Apalagi dengan yang namanya sushi. Tapi karena seringnya diajak kulineran oleh suami makan makanan Jepang, akhirnya mau gak mau saya jadi sedikit ‘toleransi’ dengan rasanya. Lama-lama jadi terbiasa dengan rasanya.
Dari dulu saya sempat bingung, sebelum mencoba makan disini, kok Marugame Udon cara memesan menunya aneh yah? Wahh ternyata setelah saya mencobanya sendiri disini, terjawab deh pertanyaan saya 🙂
Menu Marugame Udon
Saat kamu mengantri makanan, menu makanan bisa kamu pilih yang berada diatas kitchen. Ada 8 jenis udon, 10 jenis tempura dan 4 jenis nasi yang ditawarkan oleh Marugame Udon.
Pilihan Menu Udon
Kamage Udon : Udon spesial yang disajikan dengan bukake dashi soup secara hangat
Kamage Udon |
Kake Udon : Udon dengan kake dashi soup
Pilihan Menu ada diatas |
Marugame Udon mengaplikasikan konsep Open-Kitchen, Freshly Cooked dan Self Service.
Open Kitchen
Konsep ini merupakan keunggulan Marugame yang dapat membuat konsumen leluasa melihat proses memasak udon dan tempura langsung dari dapur Marugame, dan diterapkan di seluruh Marugame Udon yang ada di Indonesia.
Freshly Cooked
Terlihat dari treatment udon dan tempura langsung dari dapur Marugame lho. Udon dan tempura yang di meja display, tidak lebih dari 20 menit. Apabila lebih dari 20 menit, akan ditarik dan diganti dengan yang baru. Restoran ini sangat mengutamakan kualitas makanan untuk para konsumennya. Wuah, pantas aja waktu saya mau memesan Tempura tersisa cuma 2 pieces aja saat itu. Saya pikir udah keabisan karena menu recomended, gak taunya memang mereka memasak based on request 🙂
Self Service
Konsumen mengantri (line up) di udon station, lalu setelah pilihan udon tersedia selanjutnya konsumen menuju tempura station. Disini biasanya terjadi excitement (Dengan Kata Lain, Galauu) karena konsumen dihadapkan dengan 10 jenis pilihan tempura yang sangat menggoda selera. Khusus di line ini, saya mikir mau tempura yang mana butuh waktu 5 menit loh. Untungnya ibu-ibu di belakang saya sabar. Untungnya lagi beliau food blogger. Hehee.. jadi malah kenalan deh 🙂
saat itu adalah Beef Curry Udon + Ebi + Inari + Tori Tempura.
Ternyata, menu Beef Curry Udon adalah termasuk menu signature dari restoran
ini. Selain itu juga ada Mentai Kamatama. Penasaran juga sih dengan rasanya.
Apakah sama dengan beef curry lainnya? Apalagi saya gak suka sama yang namanya
‘curry-curry-an’. Yess, saya memang kurang begitu suka dengan makanan yang
mengandung kari.
My Menu : Beef Curry Udon |
Selesai konsumen memesan udon dan tempura yang dipilih, konsumen menuju ke kasir dan langsung memesan minum. Saat itu saya memesan Ocha dingin.
Okee. Pertama-tama yang saya
coba adalah Beef Curry Udon. Tentu saja plain, alias tanpa diberi topping
apa-apa. Woow, rasanya kari banget! Kuahnya sangat kental, dan rasanya benar-benar khas. Oke, setelah itu saya coba udon (mienya).
Waahh, makan mie-nya harus menggunakan sumpit ya friends. Karena ukuran udonnya
lumayan cukup besar, dan pastinya tidak bisa kita makan dengan menggunakan
sendok soup 🙂
Ohya, di meja ada tata cara makannya lho.
This is how to eat Kamage or Zaru |
This is how to eat Mentai Kamatama |
Menu Tempuraku |
Pertama-tama saya memesan Ebi Tempura. Atau tempura udang ebi. Ohya di Marugame Udon terdapat 2 jenis kecap jepang ya. Saat itu, saat saya ingin menikmati tempura, saya salah ambil kecap *hikss* Saya mengambil kecap yang ada di meja kondimen, kecap yang rasanya asin. Setelah hampir selesai saya menikmati ebi-nya, salah baru sadar, di meja di hadapan saya ternyata ada kecap lain, dan itu rasanya manis. Eaaa…. salah makan deh. So, buat temen-temen yang mau menikmati tempuranya, hati-hati ya, jangan sampai salah penjodohannya. Nanti rasanya amburadul 🙂 Karena Ebi Tempura-nya rasanya cukup asin.
Tempura kedua saya mencoba, Tori Tempura. Yaitu tempura ayam. Nah, rasanya enak dan gurih. Tepung tempuranya yang sangat crunchy bikin Tori Tempura ini asyik dimakan.
Tempura ketiga saya mencoba Nasi Kulit Tahu. Jadi nasi yang dibungkus dengan tahu. Tempura ini yang paling saya suka, diantara ketiga tempura yang saya coba. Ditambahkan dengan kecap (manis), rasanya jadi lebih mantap. Rasanya manis dan gurih. Nasinya yang biasa dipakai untuk membuat sushi. Jadinya gak gampang buyar atau hancur. Dan cara makannya juga seperti sushi ya, menggunakan sumpit. Karena kalau gak, wah bisa-bisa isinya (nasinya) hancur kemana-mana dan gak nikmat lagi makannya 🙂
Rasa kulit tahunya itu seperti tahu yang dibumbui semur.
Saya cinta sushi, tempura, udon jg pernah dan suka. Tp blm pernah melipir kemarugame udon…baca reviewnya jd pengen nyobain ke sana 🙂
Beef curry udon nya seperti enak,, 😀 enak ga mak? hihihi
Menggiurkan banget, Oline. Jadi mupeng. *elus perut yang keroncongan* hiks
Pengeeeeeen… sayang di sini nggak ada Mbak 🙁
Lapaaaarrrr……
wow…nasi bungkus tahunya jadi menginspirasi nih, enak kayaknya klo bikin utk anak2