Sosial media memiliki pengaruh besar dalam pertumbuhan bisnis, khususnya bisnis berbasis online di Indonesia. Konten buatan user menjadi semakin penting para era digital sekarang, yang menyumbang 65% waktu penggunaan media untuk rata-rata konsumen secara global.
The Connected Consumer, itu apa sih? Adalah orang-orang yang selalu terkoneksi dengan brand makanan atau minuman, involve dengan merek, dan mereka ingin mendapat rewards dari brand tersebut. Connected Consumer mengacu pada 3 hal, yaitu website brand, sosial media brand dan review dari konsumen.
Biasanya orang yang suka terkoneksi di dunia maya saat melakukan transaksi online sangat memperhatikan review dan testimoni orang lain. Dulu Tetra Pak penjualannya melalui offline, tapi sekarang Tetra Pak ingin mencoba melalui dunia digital. Nah, biasanya yang suka memberikan testimoni atau review itulah yang disebut dengan super leader. Super leader inilah yang suka membeli barang sendiri, kemudian mereka menuliskan testimoninya sendiri melalui sosial medianya mereka. Baik opini secara positif atau negatif. Diantara jumlah pengguna sosmed hanya 7% nya saja yang menjadi super leader.
Si super leader itu tidak segan-segan untuk menuliskan testimoni negatif di sosial medianya. Karena itu sifatnya independent, tidak dibayar. Beda lagi dengan para artis atau endorser yang penilaiannya berdasarkan rikues dari para brand.
Menurut data survey, tahun 2021 nanti kehidupan kita dan transaksi kebanyakan adalah semuanya online. Dan kalau belanja online, biasanya orang sekarang lihat packagingnya. Packagingnya bagus, langsung difoto dan langsung diposting di sosial medianya. Akibatnya, menjadi viral. Nah untuk itulah Tetra Pak sekarang sudah berinovasi, packagingnya sudah terkoneksi dengan AR (Augmented Reality), yaitu menggabungkan antara ritual dan reality.
Soal packaging. Customer itu lebih suka kalau setiap packaging barang pesanannya personalized atau custom. Jadi merasa dihargai dan berbeda dari yang lain. Dan packaging dari Tetra Pak adalah semua terbuat dari karton supaya ramah lingkungan.
Kalau kamu mau tau produksi kemasan dari Tetra Pak, bisa mengunjungi www.tetrapak.com.
Di slide di bawah ini membuktikan bahwa pengguna media sosial begitu besar, dan hampir seluruh penduduk Indonesia sudah pernah menggunakan sosial media.
The most favourite content is 1. social media, 2. News. 3. Etc.
Ini membuktikan bahwa terjadi perubahan perilaku dari yang tadinya offline menjadi online shopping.
Sebenarnya apa saja yang suka dibelanjakan oleh para konsumen? Kalau dulu untuk peringkat pertama masih didominasi dengan fashion. Tapi kalau saat ini tiket menjadi prioritas utama. Dengan maraknya ecommerce dan penyedia ticketing lainnya, orang jika ingin travelling jadi semakin mudah.
Keadaan seperti ini menjadi potensi yang sangat baik untuk para brand yang bermain di dunia digital. Karena angka pengguna internet dan sosial media sepertinya akan terus bertambah. Nah, disinilah kita harus bisa kreatif untuk bisa menarik konsumen membeli produk kita.
Mba Cynthia ini dulunya bekerja di online company dan selama ia bekerja di perusahaan tersebut ia melihat potensi dunia marketing online itu luar biasa ya growthnya! Lalu saat dia resign, ia mengambil keputusan untuk berbisnis online saja. Dan bisnis yang ia jalani sampai saat ini bernama Berrykitchen. Saya juga pernah pesen Berrykitchen lho 🙂
Tentang Berrykitchen
Berrykitchen berdiri sejak tahun 2012. Tapi saat itu gak langsung berjalan dan berjualan, mereka melakukan survey pasar dulu selama 2 tahun, yaitu dari tahun 2012-2014. Nah disaat itulah mereka meyakinkan customer bahwa produk mereka ada dengan cara membagi-bagikan sample. Tapi sample yang customer dapatkan juga tidak mudah. Caranya melalui kuis yang Berrykitchen adakan. Jadi user memposting dulu di social media. Baru mereka pilih mana saja yang bisa terima sample. Tapi mba Cynthia gak bilang sih posting fotonya apa, apakah harus beli produknya atau gak. Tapi logikanya sih mungkin posting foto tentang makanan sehari-hari.
Apa Visi Misi Berrykitchen?
Jadi peran serta Berrykitchen adalah untuk mempermudah konsumen mendapatkan apa yang menjadi kebutuhannya. Dan seluruh penjualannya by online. Kenapa ia memilih berjualan makanan secara online? Karena ia melihat kehidupan para netizen di kota besar seperti Jakarta sudah sangat sibuk, sudah sangat jarang yang turun ke dapur, atau ke pasar untuk berbelanja satu persatu, belum lagi belajar masaknya. Nah di Berrykitchen ini menyediakan apa yang konsumen butuhkan.
Di Berrykitchen ini mau makanan tinggal masaj juga ada, lalu Ready to Eat juga ada, makanan rekomendasi Chef juga ada. Saat ini Berrykitchen sempat bekerjasama dengan Chef Edwin Lau. Buat yang sering terima email newsletternya pasti tau nih :)) Kalau saya sih udah tau karena berlangganan newsletternya. Itu juga gak sengaja. Jadi waktu saya setelah register, langsung dikirimin newsletternya. Awalnya sih ganggu, tapi lama kelamaan saya jadi kepoin menu-menu yang dihadirkan daei Berrykitchen ini. Recomended Chef nya oke-oke lho semua! Duh saya aja pengen pesen 🙂
Cara Marketing Berrykitchen
Karena Berrykitchen ini penjualannya online, cara mereka menarik konsumen untuk membeli produk mereka adalah melalui packaging. Karena Berrykitchen paham bahwa sebagian besar masyarakat Jakarta adalah pengguna sosial media. Disitulah gunanya mereka belajar dan survey dulu gak langsung terjun jualan selama 2 tahun itu. Jadi mereka paham beyuk kebiasaan netizen, kalau beli barang dengan packaging yang bagus, biasanya mereka tidak segan-segan untuk memposting makanannya di social media.
Nah, guna tetap mempertahankan konsumen dan di tengah dentuman makanan siap antar lainnya, Berrykitchen repackaging setiap 2-3 bulan sekali, tergantung seasonnya sedang apa. Entah sedang lebaran, Natal, Tahun Baru, dan sebagainya. Dan rata-rata konsumen sangat appriciate terhadap marketing yang mereka lakukan itu.