Saat saya ingin menyusun itinerary, dan hotel, tiba-tiba saya mendapatkan undangan gathering dari ILDI. ILDI apa itu? ILDI adalah Indonesian Lifestyle Digital Influencer, adalah sebuah komunitas yang dibentuk oleh mba Nuniek Tirta. Dan yang menjadi tujuan lokasi gathering kali ini adalah kita ke Cirebon, yeay!! Pokoke agendanya jalan-jalan and makan-makan aja. Seru-seruan aja.
Ngumpul di TKP
Lokasi yang menjadi titik kumpul adalah Bluebird Mampang jam 6 pagi. So, sejak jam 4.30 pagi saya sudah bersiap-siap mandi dan sebagainya. Saya berangkat dari rumah jam 5.30 pagi. Sampai lokasi pukul 6 pagi. Alhamdulillah jalanan Mampang pagi itu sangat bersahabat. Setelah registrasi, kamipun siap berangkat pukul 8 pagi.
Ontheway to Cirebon
Perjalanan ke Cirebon memakan waktu sekitar 6 jam. Ini karena ada beberapa titik yang mengalami perbaikan jalan, arus dan juga ada beberapa kendaraan yang mengambil bahu jalan. Jadi mengakibatkan kemacetan di beberapa titik. Tapi 6 jam ini sangat tidak terasa karena Big Bird ini sangat nyaman, sehingga Narend bisa tertidur pulas.
Untuk mengusir kebosanan di jalan, saya sudah siap sedia cemilan favorit Narend yaitu berupa keripik-keripik. Untuk kesehariannya gak saya biasakan makan di rumah, jadi keripik ini bisa jadi alat ampuh buat membuat dia sibuk makan di jalan 🙂
Dan inilah penampakan bus kami.
Setelah 3 jam perjalanan, akhirnya kami melewati Tol Cipali. Akhirnya saya jadi tahu deh yang namanya Tol Cipali itu.
Setelah 6 jam perjalanan, akhirnya kami tiba juga di Cirebon. Setelah keluar gate Cirebon, langsung belok ke kiri. Trafficnya siang itu lumayan padat. Jadi dari keluar gate menuju lokasi wisata kami yang pertama lumayan lama. Dari belok kiri itu beberapa km kita akan bertemu lampu merah. Ditambah lagi di tepi jalan ada banyak tempat kuliner. Plus juga hari itu adalah weekend. Jadi menyebabkan jalanan macet.
Dan ini beberapa tempat kuliner yang kami lewati sepanjang jalan Cirebon (sebelah kiri).
1. Nasi Jamblang Mang Dul
2. Empal Gentong Amarta
3. Kawasan Batik Trusmi
4. Empal Asem dan Empal Ge tong H. Apud.
5. Petunjuk Hotel Aston Cirebon.
Nampaknya perut ini sudah lapar, kita makan siang dulu ya. Lokasi makan siang kali ini adalah Nasi Jamblang Bu Nur. Kami motong jalan, kami belok kanan setelah ada petunjuk jalan ini di sebelah kanan. Nampaknya ini jalan short cut menuju Nasi Jamblang Bu Nur ini.
Lurus aja, nanti akan ketemu Nasi Jamblang Bu Nur.
Dan inilah menu saya. Ini porsi berdua saya dengan Narend.
Selesai makan siang, perjalanan dilanjutkan kembali. Sudah waktu Dzuhur, kita sholat dulu ya di Mesjid Agung Sang Cipta Rasa.
[foto mesjidnya]Mesjid Agung Sang Cipta Rasa atau disebut juga Masjid Agung Cirebon (menurut Wikipedia), adalah sebuah mesjid yang terletak di dalam kompleks Keraton Kasepuhan, Cirebon. Lokasinya persis sekali di sebrangnya.
Konon masjid ini adalah masjid tertua di Cirebon, yang dibangun sekitar tahun 1480 M atau semasa Wali Songo menyebarkan agama Islam di tanah Jawa.
Nama masjid ini terdiri dari 3 kata, yaitu Sang yang berarti keagungan, Cipta berarti dibangun, dan Rasa yang berarti digunakan. Arsitektur masjid ini memadukan gaya Demak, Majapahit dan Cirebon.
Dan inilah penampakan dalamnya.
Ohya, di samping kanan (utara) mesjid, terdapat sumur yang berisikan air, yang dinamakan sumur zam-zam atau Banyu Cis Cipta Rasa yang selalu ramai dikunjungi orang, terutama di bulan Ramadhan. Katanya, airnya ini berkhasiat untuk mengobati segala penyakit. Terlihat dari gambar saya di bawah ini, terdiri dari 2 sumur kan ya? Nah, ini digunakan untuk menguji kesabarang seseorang.
Selesai sholat, perjalanan dilanjutkan menuju Keraton Kasepuhan Cirebon.
Ini adalah tiket masuk Keraton Kasepuhan Cirebon.
Cuaca disini lumayan panas, saya tidak sempat explore lebih jauh keraton ini, karena mengingat lokasinya adalah Keraton sangat tidak cocok untuk Narend, dan Narendnya juga lari-larian gak jelas kesana-kesini, jadi saya hanya berfoto di bagian depannya saja.
Sementara teman-teman memasuki Keraton ini, saya kembali ke bus untuk beristirahat. Kebetulan saat itu kepala saya sedang pusing luar biasa karena panas.
Sekilas mengenai Bus Big Bird
Selama perjalanan menuju Cirebon, saya sama sekali tidak mengalami pusing, mual, muntah ataupun kepanasan. Sama sekali gak. Padahal cuaca di Cirebon daat itu bisa dibilang mungkin hampir 36 derajat. Malahan nyaman 100%. Jujur aja ini pertama kalinya saya naik Bigbird untuk perjalanan jauh. Biasanya saya naik mobil sendiri atau naik kendaraan umum lainnya seperti kereta atau pesawat terbang.
Nah, kenapa Bigbird ini nyaman? Saya penasaran juga, akhirnya saya mendapatkan jawabannya di websitenya Bluebirdgroup.
1. Experienced Driver
Drivernya sudah dipercaya dan mampu memberikan kenyamanan pada para penumpangnya. Bawanya juga gak ugal-ugalan di jalan.
2. GPS Facility 24 Hour
Bigbird sudah dilengkapi fasilotas GPS, jadi gak ada kata nyasar atau gak tau jalan deh. Semua driver diberi pengetahuan untuk bisa membaca maps (peta). Jadi kita sebagai penumpang juga nyaman gak merasa was-was.
3. Comfortable Fleet
Bangkunya empuk dan gak keras.
4. Well Maintaned Fleet
Bagian sandaran kursi bisa di-adjust, direbahkan atau ditegakkan sesuai selera. Jadi kita makin nyaman di perjalanan.
5. LCD TV ON board
Dilengkapi TV LCD. Buat kamu yang doyan karaokean, disini juga bisa lho 🙂
Fasilitas lainnya :
6. Colokan
Mau update status di jalan tapi takut baterai habis? Tenang, di bigbird juga ada colokan di dekat speaker.
7. Tong sampah
Sudah ada tong sampah. Jadi jauh-jauh deh dari kata kotor. Nampaknya Bigbird sudah memperhitungkan hal kecil ini. Keren 🙂
8. AC yang dingin
AC nya super banget deh. Bisa melawan cuaca panasnya Cirebon. Habis panas-panas dari Keraton, masuk mobil nyesss banget panasnya hilaang 🙂
Selesai mengeksplore Keraton ini, teman-teman kembali ke bus untuk melanjutkan perjalanan kembali.
Ohya, sebelum ke lokasi terakhir, kami sempat membeli oleh-oleh dulu ya disini.
Nah, tahu gak kamu lokasi terakhir kami ini kemana? Yes, Its’s time for shopping! Kita akan menuju ke Kampung Batik Trusmi. Please atuhlah, kesini jadi bikin saya hampir kalap. Jadi pengen ngeborong aja gitu kain batik yang lucuk-lucuk 🙂
Di Batik Trusmi ini buat belanja oleh-oleh nyaman banget. Disini bukan hanya menjual kain batik, tapi juga ada oleh-oleh lainnya, seperti aksesoris, makanan, perlengkapan sholat, perlengkapan makan seperti taplak meja dan sebagainya. Terus juga ada toilet dan mushola. Toiletnya bersih lho.
Kalau kesini gak cukup sih bawa uang 500ribu buat oleh-oleh di batik Trusmi, soalnya banyak kain-kain batik yang bagus, dan sayang untuk dilewatkan promonya. Koleksi kain batiknya juga lumayan lengkap, mulai dari batik printing sampai batik tulis juga ada disini. Harganya juga bervariasi, mulai dari 10ribu sampai jutaan rupiah.
Rasanya kain ini ingin kupinang saja 🙂 |
Selesai berbelanja kamipun segera kembali ke bus untuk bersiap-siap untuk pulang ke Jakarta karena waktu sudah menunjukkan pukul 7.30 malam.
Seneng banget saya bisa ikut bagian bersama ILDI ini. Ini adalah kali kedua saya ikut acaranya ILDI. Dan kali ini special banget bisa difasilitasi ke Cirebon. Saya jadi bisa menikmati kota Cirebon bersama Narend 🙂
Terima kasih ILDI, terima kasih Bigbird. Perjalanannya nyaman banget, tempat tujuan wisatanya oke semua, dan sayanya juga happy banget. Jadi bulan depan kita jalan-jalan kemana? Saya siap jalan-jalan lagi bersama Bigbird dan ILDI 🙂
Source : Nuniek Tirta |
Asyik bangett anak2 pada ikut ya, Mbak.
Main deketan ja tapi seru yaa
wah boleh tuh 🙂
Nunggu bagian cerita dan upload-an wiskulnya ah biar tambah ngiler. Soalnya saya mau short getaway sama suami ke Cirebon ngga jadi-jadi. Padahal sebentar kalo naik kereta.
Cirebon itu kampung kakekku dari papa :)..jadi kangen nasi jamblang et empal gentong 🙂