Biasakan%2BKe%2BDokter%2BGigi%2BPer%2B6%2BBulan%2BSekali.jpg

Please, Biasakan Ke Dokter Gigi Per 6 Bulan Sekali



Lanjutan dari postingan saya sebelumnya, masih soal sakit gigi. Mudah-mudahn gak bosen yaa..

Jadi PR saya itu kan gigi geraham kanan atas kan yaa, waktu dicek kemarin itu ternyata ada bolong dan harus ditambal. Setelah gigi geraham kanan bawah saya beres, saya berencana ingin balik lagi ke klinik itu untuk periksa gigi saya. Karena ternyata gigi geraham atas saya ini, kalau dipakai makan kok ngilu terus? Makin hari semakin mengganggu bangeet. Saya cuma bisa makan di sisi kiri gigi. Saya coba dan paksakan makanan dari yang teksturnya lembut sampai kasar tetap aja linu.

Akhirnya karena kemarin gigi geraham bawah berhasil dengam amoxan, akhirnya saya inisiatif pakai amoxan juga. Saya minum per 5 jam sekali. Setelah saya konsumsi selama 2 hari, kok ternyata linunya masih terasa ya? Malahan makin parah, saya jadi gak bisa makan di sisi sebelah kanan? Jadinya saya makan menggunakan gigi geraham kiri aja terus.

Akhirnya saya memutuskan untuk ke klinik gigi yang lokasinya deket rumah. Sebenarnya sih saya mau ke rumah sakit, cuma karena mikir jauhnya, saya pikir ke klinik aja cukuplah. Langsunglah saya bikin janji dengan dokternya. Ternyata dokter yang handle saya kemarin lagi gak praktek, jadinya dokter yang lain. Saya pikir semua dokter gigi kan sama yah, gak ada gimana-gimananya. Sayapun gak punya dokter kriteria harus gimana juga. Jadi, saat tahu dokter sebelumnya gak praktek, saya mengiyakan aja bikin janji. Toh juga ada daftar riwayat saja juga daftar mereka.

Saat di ruang dokter

Saya ceritakan kronologis saya secara singkat. Kemudian saya disuruh berbaring di meja eksekusi. Kemudian gigi saya dicek. Katanya di gigi geraham atas ada bolong. Gigi saya disarankan untuk ditambal.

Wait..
Wait..
Saat diperiksa lagi, katanya… GIGI SAYA TERBELAH!

Iya, belah. saat tahu gigi say abelah atau retak, itu rasanya kayak jantung mau copot tau gak?! Dokternya bilang, gigi saya udah kritis banget, retak, sebentar lagi kena ke gusi dan syarafnya. Jadi solusinya satu-satunya hanya DICABUT aja.

Saya : HAH DICABUT Dok? (I’m shocking sambil teriak)
Dokter : Iya, karena giginya udah retak, dan harus segera dicabut
Saya : Apa gak ada cara lain dok?
Dokter : tenaaang.. tenaaang.. Cabut gigi bukan satu-satunya solusi kok, itu cuma opsi terakhir aja. Saya juga paling parno dan paling tidak menyarankan untuk pasien cabut gigi. Kasian soalnya.
Saya : Jadi gimana solusinya ini?
Dokter : Saya akalin tambal sementara aja ya bu. Tapi secepatnya ibu harus rontgen gigi, supaya tahu retaknya seberapa parah? Kalau bisa sih besok bu?
Saya : Besok kan tanggal 31 Des 2016 dok? Emang ada yang buka klinik atau lab nya untuk rontgen? Setahu saya semua orang udah pada libur deh..
Dokter : ohh iya juga ya. Kalau gitu secepatnya aja deh bu. Saya gak bisa mengira-ngira retaknya gimana, karena posisinya diatas dan di dalam. Saya butuh data rontgen. Nanti setelah ibu dapat hasil rontgen, ibu kembali lagi kesini ya bu, bawa hasilnya ke saya lagi. Sementara saya bikinkan surat rujukan untuk dibawa ke rontgen ya bu.

Rontgen Gigi 4 Des 2016

Saya gak jadi rontgen pas akhir tahun, karena gak mau ambil resiko, pastinya semua orang udah pada siap-siap liburan akhir tahun. Begitupun saya. Saya harus bersiap-siap keluar kota saat itu. Akhirnyaa saya baru bisa rontgen tanggal 4 Desember sepulang saya dari liburan akhir tahun.

Sebelum saya rontgen ini juga saya udah nanya-nanya dan browsing di google, lokasi rontgen itu dimana? Hampir semua klinik saya telpon. Dan semuanya mengarahkan ke rumah sakit Mitra Bekasi Barat. Akhirnya saya rontgen disana.

Ohya, saya hampir lupa, total saya rontgen gigi di RS Mitra IDR 165ribu. Sebelumnya saya udah survey harga dulu dan bertanya via telpon. Karena saya gak pakai BPJS, jadi saya perlu tahu harganya berapa. Oooo ternyata gak sampai 200ribu, yasudah pikir saya.

Di ruangan rontgen saya dipakaikan baju anti radiasi (seperti rompi gitu) warna  Lalu ada lempengan warna kuning ditempelkan ke gigi saya yang ingin di rontgen. Lalu ada alat semacam sinar X gitu yang ditembakkan ke mulut kita. Jadi dia membaca gigi kita. 
Hasil rontgen bisa saya dapatkan dalam hitungan menit saja. Saya pikir sampai berjam-jam antrinya.

Setelah dapat hasil rontgen, akhirnya saya telpon dokter gigi yang di dekat rumah itu. Tapi ternyata hari tersebut dokternya gak praktek. Terpaksa besok saya telpon lagi untuk bikin janji dengan dokternya. Dokter gigi yang lain juga pada gak praktek, pada liburan akhir tahun semua.

Karena saya butuh second opinion, akhirnya saya berinisiatiflah untuk ngecek dokter gigi di RS Mitra Bekasi aja. Saya penasaran apakah betul gigi saya udah sekritis itu?

Lalu saya ambil nomor antrian ditemani sang suami. Kebetulan suami juga mau control ke dokter gigi untuk membersihkan karang gigi (scalling).

1 jam kemudian kami dipanggil ke dalam ruangan dokter. Disini saya ceritakan kronologis singkat tentang sakit gigi saya (sambil saya menyerahkan hasil rontgen gigi saya ke dokter itu). Kemudian saya disuruh berbaring untuk dicek.

(Saat dicek, saya sudah berdoa dalam hati, mudah-mudahan diagnosa dokter gigi yang deket rumah itu salaaah. Gigi saya masih baik-baik ajaaa)

Setelah dicek, ternyata gigi saya memang belah, tapi tidak terlalu mengkhawatirkan. Masih bisa diselamatkan, karena ini belahnya di bagian pinggir, tidak sampai harus dicabut. Jadi dokternya mengambil langkah untuk menambah dentin (lapisan gigi), karena gigi saya sudah terlalu tipis katanya.

Setelah selesai treatment di gigi geraham saya yang bagian atas, dokter berpesan untuk kembali lagi minggu depan, kalau seandainya ini tidak apa-apa, akan dilanjutkan dengan tambal permanen. Sayapun iya-iya aja. Karena saya gak tau apa-apa. Pokoknya saya mau yang terbaiklah untuk gigi saya.

Dokterpun kembali mengecek gigi saya ke sisi sebelah kiri. Dia menemukan lagi ada bolong di gigi geraham kiri atas. Lumayan besar lagi, katanya. Dan sayapun sempat melihat sendiri bolongnya. Tapi anehnya saya gak merasakan apa-apa. Sakitpun tidak.

Akhirnya saya langsung bilang ke dokternya,

Saya : “Hmm.. kalo langsung ditambal aja bisa gak dok?”
Dokter : “Bisaaa… Mau sekarang?”
Saya : “Iya, sekarang ajalah.. gapapa sekalian.”
Dokter : “Saya tambal permanen ya, karena lubangnya sudah lumayan besar nih, saya khawatir nanti bisa kemasukan kuman lagi.”
Saya : “Waduuh, sakit gak dok?”
Dokter : “Yhaaa.. paling ngilu dikit?” (sambil senyum)
Saya : “Oke deh dok, jangan sakit-sakit ya”

Setelah dibersihkan, ternyata ALAMAAAK SAKIIIT BANGEET! Terasa sampai ke syaraf! Sakiit bangeet! Kepala saya pening banget, serasa syarat di bagian gigi itu kayak mau dicabut! 🙁
Dan sayapun teriak-teriak kesakitan. Sayapun kembali pasrah. Tapi dokternya ya hayuu aja dijalanin terus. Saya pikir memang harus menjalani sakit kayak gitu, karena kan tadi dokternya bilang lubanganya udah lumayan besar kan?

Prosesnya cepet banget, kelihatan dokternya udah mahir banget. Dan asistennya juga sangat cooperative, dia bisa membantu dan menjelaskan ke dokter giginya. Gak kayak dokter yang di klinik itu, asistennya aja si dokternya harus bilang 2x minta sesuatu. Terus air untuk kumur-kumur aja dokternya kudu bilang berkali2.

Setelah semua prosesnya selesai, saya langsung ke kasir untuk membayar. Dan saya kaget, totalnya hampir SEJUTA!! Dan salah saya, saya gak punya BPJS. Andai aja saya udah mengurus dan punya BPJS, mungkin biayanya bisa terbantukan 🙁

Selesai dari kasir, saya langsung dimarahin sama suami, lagian kamu main iya-iya aja sih, tambal sebelah kiri atas? Permanen pulak? Itu kan mahal?! Hee, meneketehe yaa kalo itu mahaaal. Saya kan  jarang bangeet ke dokter gigiiii.

So, pleaseee temen-temen yang sempat baca ceritaku ini, jangan sampai terjadi dan ngalamin apa yang saya sharing ini :

1. Rutin perisakan gigi ke dokter gigi per 6 bulan sekali
2. Tanyakan ke dokter giginya, sebelum tindakan biayanya berapa. Jangan kayak saya main iya-iya aja. Untungnya di ATM ada duit, kalo gak? Modyarr deh :))
3. Jangan malas untuk sikat gigi malam hari. Kedua dokter gigi saya semua berpesan seperti itu. Terkadang orang itu malas untuk sikat gigi malam hari. Biasanya langsung tidur.
4. Jangan tunggu sakit gigi dulu, baru ke dokter gigi
5. Minta second opinion itu selalu lebih baik

Tags: No tags

6 Responses

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *