Saat tahu pertama kali film ini beredar akhir Desember 2016 kemarin, saya langsung ingin menjadwalkan nonton. Tapi kenyataannya malah gak begitu. Justru saya nontonnya malahan di minggu kedua Januari 2017. Untunglah filmnya masih tayang di bioskop.
Nonton film ini justru lebih dulu ketimbang nonton trailernya. Yes, yang biasanya saya nonton trailernya dulu, tapi kali ini tidak. Bahkan membaca sinopsisnya lebih dulu pun tidak saya lakukan. Karena saya percaya film-film besutan Koh Ermest ini sudah layak diacungi jempol 🙂
Saya tidak mengira bahwa film ini adalah mengisahkan keluarga Thionghoa, saya kira ini hanyalah film komedi biasa. Ternyata ini adalah based on true story tentang keluarga Thionghoa.
Movie Review
Jadi film ini menceritakan kisah sebuah keluarga keturunan Thionghoa yang mempunyai sebuah toko kelontong milik keluarga. Seperti biasa dalam adat istiadat Thionghoa, toko akan diwariskan kepada anaknya.
Tersebutlah satu keluarga yaitu Koh Afuk, mempunyai 2 orang anak berwarna Erwin (Ernest Prakarsa) dan Yohan (Dion Priyoko). Di awal cerita istrinya Koh Afuk meninggal dunia. Saya gak tau kenapanya, karena saya nonton ketinggalan di awal cerita, film sudah berjalan sekitar 15 menit. Gara-gara kelamaan di bagian ticketing, si mba-mbanya terlalu lama ngobrol gak jelas sama temennya.
Skip cerita soal si mba-mba ticketing itu. Lanjut soal review filmnya.
Sejak dulu Yohan hidupnya gak pernah beres. Pernah masuk penjara gara-gara gele (ganja), kuliahnya DO, gak punya pekerjaan yang tetap, tapi Yohan sudah menikah. Sedangkan Erwin (adiknya) kebalikannya. Punya masa depan yang menurut orangtuanya lebih menjanjikan. Karena kehidupan Yohan jauh dari sempurna, akhirnya tokonya diwariskan untuk Erwin.
Sebenarnya Erwin gak suka, pacarnya pun tidak suka, karena Erwin adalah tipe pekerja kantoran dan karirnyapun sedang naik daun. Justru Yohanlah yang menginginkan tokonya diwariskan untuknya. Tapi ayahnya tidak menyukai Yohan. Terlebih lagi saat Yohan menikah dengan Ayu (yang diperankan eh Adisti).
Akhirnya Erwin punya perjanjian dengan ayahnya, dia memberikan masa trial kepada bapaknya untuk menjaga toko selama 1 bulan. Setelah satu bulan, Erwin boleh kembali fokus dengan pekerjaannya di kantor. Saat masa trial tersebut, ternyata semua anak buahnya menyukainya, semua transaksi lancar dan sebagainya.
Pucuk dicinta ulam tiba, tiba-tiba setelah masa perjanjiannya berakhir, Erwin menerima surat panggilan dari kantornya bahwa ia akan menjadi pimpinan cabang di Singapore. Tapi sayang, saat dikonfirmasi ke ayahnya, justru ayahnya tidak suka. Karena ayahnya menginginkan Erwin terus mengurus tokonya.
Keputusan Erwin tetap fokus kepada pekerjaannya sebagai karyawan berakibat buruk, yaitu ayahnya masuk rumah sakit.
So, bagaimana nasib tokonya? Siapa jadinya yang mengurus yah?
My Testimoni
Saat tahu Koh Ernest menyutradarai film ini saya sudah memprediksi bahwa pemain-pemainnya for mostly adalah dari Stand Up Comedy. Ternyata setelah saya tonton benar adanya 🙂
Yang bikin saya pengen nonton film ini :
1. Saya pengen banget lihat actingnya Gisel, karena setahu saya ini adalah actingnya dia yang pertama. Sejauh yang saya tahu, Gisel orang yang feminim banget, jauh dari kesan kocak, dan sebagainya. Lihat di tv dan bertemu langsungpun perangainya sama. Nah, karena itulah saya penasaran sama actingnya Gisel.
Tapi sangat disayangkan chemistry antara Natalia dan Erwin itu kurang sempurna. Seperti ada gap diantara mereka.
2. Acting semua pemain Stand Up Comedy semuanya keren-keren. Apalagi Dodi, dengan mimik wajah standardnya yang khas, mampu mengocok perut penonton 1 bioskop. Persis banget kayak acting di OkJek.
3. Becandaan dan lelucon yang dilontarkan juga benar-benar alami, gak terkesan dibuat-buat and maksa jadi lucu. Saya gak membandingkan dengan film yang sejenis, tapi oveall nonton film ini membuat saya tertawa dari awal sampai selesai filmnya.
4. Saya penasaran, karena beberapa review dan testimoni dari beberapa orang menyebutkan bahwa film ini luar biasa lucunya. Saya jadi lumayan penasaran.
Film ini tayang hampir bersamaan dengan jadwal tayang Hangout karya Radit. Tapi yang saya baca testimoni orang-orang di twitter, ada yang nonton sampai berkali-kali.
Ohya, di tengah scene ada beberapa pemain yang bikin saya shocked, yaitu ada LDP dan uchiet. Yang saya tahu mereka adalah para influencer di sosmed. Hebat banget sekelas mereka usah tampil di film layar lebar. Yang ngenalin LDP pertama kali itu suami saya, dia bilang berkali-kali, “Mi? Itu kan LDP?” Saya cuma bilang, iya kali ya? Karena saya gak hapal orangnya yang mana, kalo suami saya kan ngefans banget sama LDP ^^
Saya terlahir dari keluarga keturunan Thionghoa dan sepengetahuan saya memang di adat istiadat Thionghoa bila orangtuanya punya usaha dagang akan diwariskan kepada anaknya. Itulah kenapa banyak orang Thionghoa yang punya usaha keturunan. Karena memang adat istiadatnya ya begitu. Dan mostly memang berdagang.
Scene mana yang paling kamu sukai?
Kalau ditanya scene mana, saya paling suka saat Koh Afuk menjual tokonya kepada Pak Robert. Saat keadaan tokonya mulai kosong, disitulah tiba-tiba air mata saya mengalir. Ternyata sakitnya luar biasa yah, menjual aset keluarga yang sudah mendarah daging dengan diri kita. Seperti harus melepaskan sebagian jiwa raga kita. Gak salah Koh Afuk sampai harus masuk rumah sakit.
Lalu yang kedua, saat temannta Yohan, saat main kartu, yang meributkan soal tomat dan Timun, termasuk buah atau sayur? Disitu saya langsung NGAKAK seketika. Gak cuma ngakak, tapi juga jadi mikir, tomat itu buah apa sayur ya? Bhahahaha…
Saya suka banget sama make up dan dress up-nya Gisel. Tim wardrobenya keren banget. Saya sampai berkali-kali bilang ke suami bahwa saya sukaaaa banget sama make up dan looksnya Gisel disitu. Terlebih lagi saya jadi makin mupeng liat badanya Gisel aduhai banget! Doohh perfectolaaah buat Gisel. I ADORE YOUUU….
Mungkin suami saya bosen kali ya. Ahahaa. Bodo ahh :))
Scene mana yang tidak kamu sukai?
Saat karyawan Koh Afuk yang dua orang itu (gak tau namanya), yang disuruh mendesign toko itu. Banyolan-banyolannya gak lucu semua, malahan nyebelin. Pada dasarnya emang saya gak suka banget sama dua orang itu. Setiap melucu di SUC itu gariing :))) Maaf ya. But it’s my honestly.
Overall saya sangat ENJOYED dengan film ini, filmnya lucu bangeet. Sedikit dramatis. But it’s worth to watch the movie.
Buat yang butuh hiburan, mungkin bisa nonton film yang satu ini. Sebelum film ini ditiadakan dari peredaran. Siapin cemilan yang oke, pasangan nonton, dan pipis dulu ke toilet sebelum nonton. Karena bakalan terlalu sayang ke toilet di tengah film cuma buat pipis, karena tiap scene nya itu lucu bangeet.
Last but not least,
Enjoy the movie ^^
Penasaran sama filmnya, pengen nonton langsung. Kalo diinget-inget, udah lama banget gak nonton film komedi.
Udah denger cerita teman, katanya juga bagus. Jadi makin pengin nonton neh, kebetulan wes lama ga nonton film komedi.
Aku dua kali nonton.
Dua kali ngakak.
Dua kali hampir nangis meraung raung haha
Keren emang filmnya