Perayaan Tahun Baru Imlek hampir setiap tahunnya berada di antara bulan Desember atau Januari. Saya tidak termasuk yang merayakan tahun baru imlek, tapi saya ikut euphoria dari perayaan tahun baru ini. Hampir setiap daerah memiliki keunikan acara masing-masing. Tahun 2017 ini saya dan suami sebenarnya sudah punya rencana sendiri untuk merayakan tahun baru imlek ke negara tetangga, tapi karena sesuatu dan lain hal, dan urusan E-KTP suami juga belum selesai, akhirnya kami tunda perjalanan kami untuk travelling.
Perayaan tahun baru masyarakat Thionghoa selalu sarat ritual dan meriah. Klenteng dan Vihara dihiasi dengan ornamen merah dan keemasan, tarian barongsai sampai ritual sembahyang di rumah ibadahnya. That’s why moment imlek menjadi begitu special bagi para fotografer, Vlogger atau juga blogger pecinta masyarakat Thionghoa seperti saya ^^
Sekilas tentang astrologi China, tahun 2017 menurut kalender China memasuki Tahun Ayam Api (Tahun ayam api mulai dari 28 Januari 2017 sampai 15 Februari 2018). Tahun ayam api ini katanya kamu harus ekstra kerja keras dan ekstra sabar untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Tahun ini penuh dengan integritas dan efisiensi. Hmmh, katanya sih, tahun ini adalah tahun yang paling baik untul menikah (buat kamu-kamu yang (masih) jomblo), karena masyarakat China percaya tahun 2017 ini memberikan banyak keuntungan untuk perkawinan.
Dulu tahun awal-awal suami dan saya menikah, kami rajin ikutan Tour Kota Tua dan daerah Pecinan Jakarta, yaitu sekitar tahun 2009 bersama Komunitas Jelajah Budaya. Tapi karena kami dulu belum memiliki kamera ataupun belum adanya smartphone yang oke, foto-foto memori kami sama sekali sudah tidak ada. Tapi saya masih ingat betul lokasi tujuan tour kami saat itu.
1. Vihara Tee Tju Kong
Source : Google
Dulu waktu saya ikutan tour Jelajah Budaya, saya sempat tour ke Vihara Tee Tju Kong ini. Ada jam-jam saat openhouse juga disini supaya tidak mengganggu jam ibadah para jemaahnya disini.
2. Klenteng Hian Tan Keeng
Waktu saya mengunjungi klenteng ini, saya hanya bisa melihat dari kejauhan saja, karena bau asap dupa yang bikin saya sulit untuk bernafas.
3. Nasi Ulam Misjaya
Mungkin untuk semua orang pecinta kuliner, yang sudah pernah ke petak sembilan, pasti sudah familiar dengan kuliner yang satu ini. Namanya Nasi Ulam Misjaya.
Foto : Kelanarasa
Khas dari nasi ulam misjaya ini adalah adanya serundeng kelapa, sambal pedas manis dan daun kemangi. Dan rasanya sangat khas dengan nasi uduknya itu. Posisinya persis di depan Vihara Toasebio, kawasan Petak Sembilan, Glodok. Penjualnya sudah berjualan sejak saya belum lahir ke dunia, alias tahun 1964. Dulu waktu saya ikut tour itu saya ingat 1 porsi Nasi Ulamnya ini adalah IDR 10ribu rupiah. Entah sekarang sudah berapa harganya. Saya tidak update lagi.
Special Things from Imlek
Interior
Tidak merayakan Hari Raya Imlek, bukan berarti saya absen akan euphorianya. Saya sangat mempersiapkannya segala sesuatunya dari awal. Di beberapa tempat (resto atau mall), memperlihatkan ornamen-ornamen yang bernuansa merah. Nuansa imlek sangat kental dengan lampion yang berwarna merah, serta banyaknya pohon angpao di setiap pintu.
Culinary
Kuliner apa sih yang khas dari perayaan imlek? Yaitu adanya kue keranjang dan jeruk ponkam.
Saya ikut beli dong 🙂
Movies
Gak cuma interior dan makanan, dunia hiburan film bioskop juga dimeriahkan oleh ada film bioskop spesial imlek, yaitu The Last Barongsai lho. Tapi sayangnya kemarin saya gak sempat nonton filmnya.
Supaya Imlek Makin Seru
Hari Raya Imlek itu diperingati hanya 1 tahun sekali, sama seperti hari besar lainnya, tahun baru pemerintah atau lebaran pada umumnya. Jadi saya dan suami benar-benar mempersiapkannya secara matang.
1. Dresscode
Yang pertama adalah dresscode yang akan dipakai saat Hari Raya Imlek ini. Saya sengaja hunting dari satu departemen store ke departemen store lainnya untuk hunting baju cheongsam. Ternyata agak sulit mencari dresscode cheongsam di daerah Bekasi, tadinya saya ingin memutuskan untuk membeli via online saja, tapi ternyata waktu berjalan dan saya baru sadar H-3 saya belum mempersiapkan dresscode secara matang. Akhirnya saya memuskan warnanya saja, yaitu baju berwarna merah.
2. Lokasi tujuan
Karena saya tinggal di Jakarta, tahun 2017 ini kami sepakat untuk merayakannya di daerah Jakarta. Perayaan imlek di Jakarta lazimnya ditemukan di berbagai mall. Kali ini kami tidak berburu dan berwisata ke Klenteng atau Vihara. Karena di mall, perayaan imlek sangat kental dengan pertunjukan barongsai. Jadi kami memilih menonton barongsai saja.
Saya memilih tujuan pertama yaitu Pondok Indah Mall (PIM). Karena PIM terkenal dengan pertunjukan World Class Barongsai, berbeda dengan yang lainnya.
What is the difference between World Class Barongsai than the others? Yang membedakan, pemain barongsai ini memenangkan kejuaraan Internasional Barongsai, sedangkan yang lain yah tidak. Oleh karena itu hampir setiap tahun saya melihat pertunjukkan World Class Barongsai.
Perayaan Imlek di PIM
Untuk bisa melihat pertunjukkan World Class Barongsai, kamu harus mempersiapkan waktu sebaik mungkin. Pertama, saya cek dulu jadwal perform Barongsai-nya jam berapa.
Saya memutuskan untuk menonton yang jam 4 sore. Itu artinya saya harus sampai lokasi jam 1 atau 2 siang. Persiapan makan siang dan jalan-jalan disana. Tapi kenyataannya, saya terlambat saat berangkat dari rumah, alhasih menyebabkan saya sampai di lokasi jam 3.15 sore. Perjalanan dari rumah ke PIM memakan waktu sekitar 45 menit. Tapi saya harus mempersiapkan waktu lebih untuk parkir. Karena jika ada pertunjukkan world class barongsai seperti ini, parkiran di dalam PIM-nya sangat susah sekali. Siapkan waktu sekitar 30 menit saja khusus untuk mencari parkir.
Akhirnya jam 4 sore, world class barongsainya pun perform. Tadinya kami pikir mereka akan delay sekitar 30 menit, tapi ternyata saat saya lihat smartphone saya, mereka benar-benar ontime, yaitu pukul 16.00. Sebelum jam 4 sore saja pengunjung tampak sudah berlapis-lapis disini. Tapi saya sudah mengantisipasinya, jika saya tidak bisa mendapat row pertama, saya sudah siap dengan tongsis/monopod untuk mengabadikan pertunjukkan barongsai ini. Thanks to suami yang rela bekerjasama dengan saya, mau membantu mengabadikan moment ini. Sementara saya menjaga Narend di dalam stroller.
World Class Barongsai perform sekitar kurang lebih 15 menit. Setelah itu pengunjung bubar dan melanjutkan aktivitas masing-masing. Kami melanjutkan dengan aktivitas foto-foto disini. Ornamen dan interior di dalam PIM benar-benar sangat pas untuk foto-foto.
Selain performance dari Barongsai, di PIM ini juga seperti tahun-tahun sebelumnya di dekat panggung atrium terdapat spot dengan model area panggung lengkap dengan interior daerah Tiongkok seperti di bawah ini.
Untuk bisa berfoto dengan background secantik ini kamu bisa menyiapkan budget sekitar IDR 150ribu untuk per orang, lengkap sudah mendapatkan make up dan dresscodenya. Tadinya saya mau foto bertiga dengan suami, tapi uang kami tidak cukup, hiks, maklum belum gajian, jadi ya kami berfoto saja di bagian luar arenanya.
Perjalanan kami lanjutkan ke restoran bakmi Gadjah Mada. Saya pikir ornamen imlek hanya bisa saya temukan di arena panggung saja, tapi ternyata di restoran ini juga hampir seluruhnya dihiasi dengan ornamen imlek.
Seandainya saya ditanya, kota mana yang akan saya hadiri saat Imlek?
Mungkin saya akan menjawab Semarang, Palembang atau Singkawang. Kenapa Singkawang termasuk dalam daftar list saya? Karena saya banyak mendengar infonya bahwa di kota Singkawang perayaan imleknya termeriah di dunia. Yess di dunia. Dan puncak kemeriahan Imlek justru 13-15 hari setelah Imlek, yaitu tepatnya saat Cap Go Meh. Untuk bisa merasakan suasana utuh, datang beberapa hari sebelum puncak perayaan. Saat itu warga Singkawang yang pulang kampung sudah mulai ritual perayaan, seperti pawai lampion dan arak-arakan barongsai. Sepertinya perayaan Cap Go Meh ini sama seperti lebaran di daerah pulau Jawa ya. Di beberapa daerah justru puncak perayaan lebarannya adalah 1 minggu setelah Idul Fitri. Mudah-mudahan saya bisa punya rejeki secepatnya dan bisa menyaksikan perayaan Imlek di beberapa kota dengan keluarga.
Ohya, saya ada tips nih, buat kamu yang suka hunting perayaan Imlek seperti saya :
1. Cari tahu dulu lokasi tujuan kita kemana.
2. Berapa budget yang dikeluarkan. Kalau saya, saya akan menuliskannya drop down secara rinci. Agar ketika saya ingin menonton pertunjukkan Imlek berikutnya, saya jadi tahu berapa budget yang pernah saya keluarkan di tahun sebelumnya.
3. Jika ingin menonton bersama balita, sebaiknya membawa stroller, supaya lebih aman menaruh barang-barang belanjaan kita.
4. Cari tahu apakah lokasi tujuan tersebut, ramah stroller atau tidak. Jika mall, pastikan akses mall tersebut terdapat lift.
5. Jika lokasinya outdoor, pastikan kamu siap dengan peralatan musim hujan seperti topi dan payung.
6. Bawa backpack lebih baik, supaya kamu menonton lebih nyaman. Tapi tetap awasi juga barang-barang berharga kita, karena lokasi yang banyak pengunjung seperti itu biasanya rentan akan pencopet.
7. Siapkan peralatan syut video atau foto seperti monopod, mini tripod, tongsis. Jangan bawa tripod yang segede gaban, karena akan menyulitkan kamu.
8. Perhatikan etika, karena bagaimanapun imlek adalah bagian dari ritual yang sakral. Hormati mereka yang sedang berdoa di dalam vihara atau klenteng. Tidak berisik, tidak melanggar norma kesopanan.
9. Jika ada spot yang tidak diperbolehkan untuk foto, sebaiknya kita tidak memaksakan kehendak untuk mengambil gambar.
Nah, itu saja sharing cerita saya mengenai perjalanan saya merayakan Hari Raya Imlek kemarin. Semoga bermanfaat ya.
Jadi apa ceritamu di hari raya Imlekmu kali ini? 🙂
Penasaran sama nasi ulamnya. 😀
Meriah emang. Keren2 lagi. Kalau buat selfie kan lumayan.
Identik sama merah selalu, ya? 😀
Seru ya klo imlek itu merah dimana2
Ya ampun, kamu awet muda ya. Aku pikir, kamu masih single kayak kita-kita gini. Ternyata sudah punya anak satu. So happy membacanya