20170121_085715.jpg

Belajar Buat Short Travel Videography 2.0 Bersama Teguh Sudarisman

Tulisan saya ini masih related dengan ulasan saya tentang workshop sebelumnya. Jadi ceritanya ini adalah lanjutan artike sebelumnya.
Jadi di tulisan saya sebelumnya kita sama-sama belajar membuat short video dengan menggunakan aplikasi Power Director. Kalau kemarin hanya membahas tentang apa saja persiapan Vlog, tools yang dipakai apa saja, dan sebagainya, nah kali ini lebih concern membahas secara detail tentang how to editing video. Sebuah video yang ciamik tidak akan tercipta jika kita tidak mempelajari tehnik editing video. Sebaik apapun kamu mengambil angle videonya. Gak hanya belajar editing video, tapi juga kita belajar bagaimana mengambil angle yang baik.

Adapun beberapa persyaratan yang harus dipenuhi sebelum ikutan workshop adalah :

1. Smartphone yang digunakan adalah berbasis Android. Tidak iOs. Karena disini mas Teguh ingin semuanya sama-sama belajar menggunakan Android.

2. Harus sudah mengosongkan free space yang lumayan banyak.

3. Membawa charger, minipod, tripod, microphone, power bank.

4. Harus sudah terinstall aplikasi Power Director, Quik dan Legend. Karena kita akan bermain-main lebih banyak melalui ketiga aplikasi itu.

5. Mas Teguh menyarankan untuk install Power Director Pro saja, ketimbang yang free. Karena fiturnya lebih banyak, dan sudah tidak ada lagi watermark.

Wah, pastinya kamu semua gak sabar deh baca ulasan saya tehnik editingnya. Iya, iya I know. Sabaar.. sabaar. Saya mau cerita at the beginning dulu yaw.


At The Beginning
Lokasi workshop kali ini berbeda dari lokasi workshop sebelumnya. Kali ini lokasinya di Aston Rasuna Hotel Kuningan Jakarta. Nampaknya saya harus berjuang sekuat tenaga untuk bisa datang ontime weekend pagi, karena on schedule jam 8.15 tapi nyatanya saya hadir jam 09.30. Biasalah karena urusan perintilan si Narend, karena saya akan meninggalkan dia dengan grandma-nya, jadi otomatis pagi-pagi saya harus beres dulu urusan rumah dan Narend. 
Materi I 
Narasumber pertama adalah Kang Dudi. Beliau adalah seorang fotografer. Disini kita belajar tentang tups and trik videography smartphone by Kang Dudi. Kita juga belajar tentang komposisi foto. 
Ada beberapa hal baru yang saya pelajari disini tentang videography. Diantaranya adalah :

1. Untuk Vlog diusahakan jangan terlalu banyak deskripsi, tapi penjelasan. Misalnya, ” Halooo guys, saya lagi ada disini nih (sebutkan tempatnya).” Ceritakan tempatnya gimana, dan sebagainya. Jangan ditulis di deskripsi. Ini tujuannya supaya orang bisa melihat video kita secara full.

2. Vlog itu harus lugas, tepat dan tidak berarti ganda

3. Gunakan kalimat aktif dan bahasa yang enak didengar (gak perlu EYD, tapi aturlah bahasa kita sesuai dengan kepribadian kita masing-masing)

4. KISS (keep it short dan simple)

5. Pilih struktur kalimat sederhana

6. Satu kalimat maksimal 20 kata

7. Hindari rujukan waktu dan tempat yang terlalu detail.

Ada beberapa tips and trik yang diberikan Kang Dudi :

1. Kenali fitur kamera
Semahal dan sebagus apapun kamera kita kalau kita tidak mengenali, sama aja jadi tidak berdaya guna maksimal. Eksplore semua fitur-fiturnya. Sm untuk smartphone yang berkamera untuk tipe-tipe tertentu seperti mid-end dan high-end umumnya memiliki fitur cukup lengkap. Disana bisa ditemukan pengaturan brightness, exposure, white balance dan sejumlah fitur lain. Sesekali sempatkanlah untuk mengeksplorasi fitur apa saja yang ada di ponsel kita.

2. Pilih resolusi maksimal
Resolusi yang digunakan bisa disesuaikan dengan kebutuhan, bisa juga disesuaikan dengan gadget

3. Atur jarak dengan objek, terkait sumber suara

4. Kenali arah datangnya cahaya
Saat memotret di bawah terik sinar matahari, object jangan membelakangi datangnya cahaya (atau biasa yang disebut backlight). Tapi jika kamu menginginkan hasil siluet, hal ini bisa kamu praktekkan. Karena cahaya adalah salah satu faktor penting untuk menghasilkan karya video yang optimal.

5. Lensa harus bersih
Biasanya kamera pada smartphone tidak ada penutup kameranya, nah disini kita dituntut untuk menjaga kualitas dari kamera smartphone kita.

6. Coba variasi angle
Jangan malas untuk mengeksplore sudut-sudut dari pengambilan gambar. Foto kita terlihat lebih variatif dan tidak membosankan.

7. Olah dengan aplikasi
Biasanya foto yang kita ambil belum tentu semuanya 100% hasilnya sempurna. Kita bisa mengeditnya kembali dengan menggunakan aplikasi, biasanya kekurangan banyak di cahaya, kita bisa  mengakalinya dengan menambahkan exposurenya dengan bantuan aplikasi. Atau juga warna dan komposisi.

Sekarang bahas komposisi foto atau video.


Komposisi Foto

Sebuah foto atau video enak dilihat jika komposisinya benar. Yaitu seperti gambar dibawah ini :

Resolusi Foto

Untuk resolusi yang paling baik adalah Full-HD (1920×1080) pixels supaya bisa ditonton dengan baik di High Definition TV.
HD (1280×720) pixels adalah paling bagus untuk ditonton di layar komputer atau mobile device. Sebaiknya upload yang full-resolution. Perkecil ukuran file dengan aplikasi handbrake.fr).

Shot Scene and Sequence

SHOT
Adalah satu rangkaian gambar tanpa interupsi. Satu shot terbentuk sejak tombol ‘Rec’ di pencet sampai tombol itu dipencet lagi

SCENE
Tempat atau setting kejadian berlangsung. Dalam satu scene bisa terdiri dari satu shot atau gabungan beberapa shot yang disusun sesuai alur cerita.

SEQUENCE
Rangkaian scene atau shot yang merupakan kesatuan utuh. Satu sequence bisa berlangsung pada satu setting atau beberapa setting.

Materi II 

Selanjutnya tanpa perlu basa-basi (halagh bahasanya), kita semua langsung turun onthespot, yaitu latihan syut video behind the scene “How Aston Rasuna Works”. Kemudian para peserta dibagi per kelompok berdasarkan tema yang diberikan.
Tema-temanya adalah :
Kelompok I
Syut aktivitas check in sampai tamu masuk kamar. Nantinya akan diperankan oleh 1 model teman pembicara, 1 staf check in, 1 bell boy, 1 porter hotel.
Kelompok II
Syut aktivitas housekeeping membersihkan kamar hotel (dari housekeeping room sampai ke petugas membersihkan kamar)
Kelompok III
Syut aktivitas kitchen sampai penyajian makanan ke tamu Mezza Resto.
Kelompok IV
Syut aktivitas staf menyiapkan kolam renang, spa dan gym
Disini saya kebetulan dapat kelompok II bersama para beautiful ladies, Lia dan PutriKPM, yaitu mendapat tugas mengambil aktivitas para housekeeping bekerja. Sebenarnya saya pengen banget dapat kelompok I, alasannya ya karena kayaknya seru aja sih temanya 🙂

Setelah pembagian tugas, kami langsung berkumpul, dan mengatur strategi. Karena waktu yang diberikan mas Teguh hanyalah sampai jam makan siang saja. Semua harus sudah kembali ke ruangan dan menunaikan tugas masing-masing.

Dan inilah tugas kelompok II :

1. Syut kegiatan di kantor housekeeping (staf sedang melaundry sprei; menyiapkan toiletries, handuk, gula, kopi, botol air ke atas troli, dsb.
2. Staf housekeeping mendorong troli ke kamar yang akan dia bersihkan
3. Staf menekan tombol kamar dan masuk ke kamar yang sudah selesai dipakai tamu
4. Staf membuka korden living room dan kamar tamu (?)
5. Staf mulai membersihkan kamar
    – memvakum lantai, mengumpulkan sampah
– Mengganti sprei, sarung bantal
– Menaruh gula, kopi, air mineral
– Cek toilet, membersihkan bathtub, mengganti toiletries, handuk
6. Staf merapikan trolinya, lalu mendorongnya keluar kamar dan menutup pintu. Selesai. 

Kelompok kami terdiri dari 4 orang (saya, Putri, Lia dan mas Yusuf) serta didampingi oleh 2 orang dari pihak Aston Rasuna langsung bergegas menuju ke lantai basement (yess, kantor housekeeping terletak di lantai basement).

Disini kami mengambil angle persiapan housekeeping. Ternyata sebelum peralatannya dibawa ke kamar, ada beberapa yang harus ditata disini. Saya baru tahu ternyata stock sendal, handuk dan sebagainya ada di kantor ini.

Setelah selesai, kami bergegas menuju kamar untuk di clean up, housekeepernya sambil membawa drawer yang isinya peralatan membersihkan kamar. Dari bagian housekeeping terdiri dari 2 orang.

Kami mulai syut rutinitas dari para housekeeper disini. Mulai dari membersihkan kamar, ruang tamu, kitchen, sampai kamar mandi.

Ohya, tiap pengambilan angle kelompok kami sengaja agak lama, supaya lebih mudah trim-nya dan stock foto jadi agak banyak.

Dan inilah kelompok kami 🙂

Selesai syut kita foto-foto dan kembali ke ruangan. Kami lanjutkan dengan proses editing. Seluruh editing menggunakan smartphone. Yaiyalah, namanya juga short videography using smartphone :))

Materi III : Editing Video

Nah, ini adalah inti workshop kali ini, kita belajar sama-sama bagaimana mengedit sebuah video bersama mas Teguh Sudarisman.

Aplikasi yang saya sebutkan diatas harus sudah terinstall. Alhamdulillah 2 hari sebelum workshop saya sudah latihan sendiri di rumah supaya lebih familiar. Dan saya sudah berhasil install Power Director yang Pro. Harganya hanya 79K.

Bedanya Pro dan Free apa?

1. Kalau yang Pro, ada fitur tambahan 4K. Yaitu gambarnya lebih jelas dan jernih. Tapi becarefull, hasil video yang diproduce nanti sizenya 2x lipat dari yang biasa. Mungkin ukurannya bisa ‘giga’. Saya aja hapenya udah dikosongkan 4giga, setelah videonya jadi berhasil (siap tayang di Youtube), space saya jadi termakan banyak dan sudah warning berubah jadi merah :))

2. Sudah tidak ada lagi watermark. Kalau yang free masih ada watermarknya di sepanjang video. Kalau yang pro udah otomatis hilang.

Oke. Kita mulai ya.

How to editing video?

1. Legend
Pertama sebelum masuk editing, kita membuka aplikasi Legend. Legend ini adalah untuk scene opening dan ending title. Bisa sih opening and endingnya memakai Power Director, hanya saja nanti gambar atau videonya jadi ketimpa oleh tulisan. Sedangkan legend tidak. Dan hasilnyapun jadi lebih ‘clean’. Cara pengoperasiannya juga tidak terlalu sulit. Dan yang pasti seru! Sejak kenal aplikasi Legend, saat saya lagi ada waktu senggang, saya suka bermain-main di aplikasi ini. Karena hasilnya bisa langsung dipost di Instagram. Jadi legend ini bisa berfungsi untuk teaser video youtube kita.

2. Quik
Fungsinya Quik juga sama, yaitu untuk opening dan closing. Cara pengoperasiannya juga tidak sulit kok.

Jadi bisa dibilang Legend dan Quick ini seperti power point tapi dalam versi video.

Setelah teman-teman mencoba sendiri legend dan Quik, barulah kita masuk ke power director. Sebagian dari teman-teman sudah install Power Director Pro, sebagian lagi masih menggunakan Free.

Nanti setelah sudah jadi videonya yang tadi kita buat, kita satukan semua videonya menggunakan power director. Legend dan quik kita masukkan di awal dan terakhir scene. Setelah jadi, para peserta yang sudah berhasil membuat video, dikumpulkan untuk dinilai.

Dan didapatlah 3 pemenang lomba video saat itu. Selamat untuk semua! 😊

Saya sadar, video saya masih tergolong amatiran dan belum sempurna. Masih banyak butuh belajar dan mengaplikasikannya sendiri.

Testimoni

Setelah mengikuti workshop I dan II ini, saya lebih suka yang kedua, karena semua materi di dalam workshop ini adalah full aplikatif, jadi para peserta praktek langsung ke lapangan. Membuat sendiri videonya.

Lalu untuk 2 aplikasi yang terdengar baru di telinga saya, yaitu Quik dan Legend, ternyata kedua aplikasi itu bisa juga lho untuk membuat gambar interaktif dalam bentuk .gif untuk ditampilkan di Instagram. Jadi lebih hidup gitu. Tapi membuat video menggunakan power director juga bisa kok.

Sebenarnya untuk editing video saya sudah terbiasa, tapi ganti aplikasi penyesuaiannya pasti berbeda lagi. Aplikasi yang sudah pernah saya coba dan pakai untuk editing video adalah Kine Master, Viva Video, Filmora Go (beda dengan Filmora on laptop ya), lalu Adobe Premiere, Adobe Clip. Sebenarnya saya mau mencoba IMovie, hanya saja Iphone saya tidak mencukupi spacenya. mau menggunakan Adobe Cut Pro juga ternyata hanya untuk iOs saja. Saya lebih familiar dengan android dan semuanya saya juga mencoba yang berbayar ya, bukan yang free saja. Ternyata semua punya kekurangan dan kelebihan masing-masing. Setidaknya saya tahu perbedaan dari masing-masing aplikasi.

Dan baru hampir kurang lebih 1 bulan saya menggunakan aplikasi Power Director ini, ternyata ada kelebihan dibanding dengan aplikasi lainnya :

1. Bisa digabungkan antara video on video. Kalau aplikasi Kine Master tidak bisa.
2. Harga aplikasi yang pro (berbayar) lebih murah daripada Kine Master Pro
3. Ada fitur 4K yang memungkinkan hasil video kita lebih jernih saat naik ke Youtube.
4. Cara pengoperasiannya juga mudah.
5. Jika kalaupun pakai yang masih free, watermarknya tidak terlalu mengganggu. Sama seperti Kine Master (lokasi watermark ada di sebelah kanan atas). Kalau Power Director watermarknya ada di sebelah kanan bawah. Beda lagi kalau Filmora, aduh mengganggu banget! Gede-gede di bagian tengah video atau image 🙁

Finally, saya sangat bersyukur bisa ikutan workshop editing video bersama mas Teguh dan Kang Dudi kali ini. Banyak banget manfaat yang bisa saya ambil, sekaligus saya bisa tour the hotel juga disini 🙂

Last but not least, semoga bermanfaat ya

Ini adalah hasil video saya memakai Power Director Pro dan hasil upload adalah 4K.

2 Responses

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *