1471086788897.jpg

[TravellingWithKids] Pengalaman Kedua Travelling dengan Lion Air (Edisi Koper Ketinggalan) Part I

Halo semuanya. Masih melanjutkan cerita travelling with kids. Jadi saya punya rencana bakalan bikin cerita perjalanan bersama anak, hemat dan nyaman.  Karena ke depannya saya akan travelling terus. Ya sukur-sukur terus dikasih kesehatan dan rizqi sama Allah. Karena hidup itu untuk dinikmati 🙂 Makanya saya kasih kategori tersendiri.

Sebelumnya mungkin teman-teman sudah baca cerita saya tentang pengalaman pertama dengan pesawat terbang kan? Waktu itu tujuan saya ke Surabaya. Tapi kali ini tujuan saya ke kampung halaman keluarga suami saya, yaitu Solo. Kami ke Solo dalam rangka ada undangan pernikahan dari saudara (suami) yang di Solo sekaligus saya membuatnya sebagai sebuah trip ke Solo.

Ohya, ini yang ketiga kalinya saya ke Solo. Jadi sedikit banyak saya tahu lokasi dan lingkungan disini.

Kami berangkat menuju Solo dengan pesawat (lagi-lagi) dengan Lion Air hari Sabtu, 13 Agustus 2016 pukul 07.20 WIB via Tiket.com. Keberangkatan kami hari ini nyaris terlambat. Gara-garanya karena malam harinya saya tidur terlalu larut malam. Karena saya lelah sekali beberes rumah sendirian. Yes, di rumah berdua aja dengan Narend. Beres-beres disambi nulis dan pekerjaan rumah nampaknya butuh ekstra waktu dan energi. Akibatnya saya kelelahan jam 12 malam itu. Dan salah saya juga gak nyalain alarm jam 3 pagi. Jadilah saya bangun jam 5.20 WIB, lalu berangkat jam 6.10 WIB.

Kami berangkat ke Airport kali ini dengan menggunakan Uber Car. Total pengeluargan dari rumah menuju bandara adalah 120ribu. MURAH YAAA??? Yes, sengaja saya capslock karena saya hepi banget. Iya murah bila dibandingkan dengan tarif si burung biru. Waktu pengalaman kemarin itu saya ke airport 250ribu *langsung miskin*. PP jadi 500ribuan. Jadi berangkat jam 7an masih bisa dapat rate Uber rasional. Kalau berangkat jam 3 pagi, terkadang suka rate nya sudah 3 atau 4x kali gituh. Mahal. Kalau berangkat jam 6, fare estimatenya wajar banget.

Kenapa Lion Air?


Yes kami memilih Lion Air karena  faktor ‘terpaksa’ alias no choice. Pertama, yah everybody knowslah, kalau Lion Air harganya murce. Kami tidak memilih penerbangan yang lain karena jam penerbangannya adanya kebanyakan siang atau sore. Harganya juga beda 200ribu per orang. Yah lebih baik kami memilih berhemat-hemat ria di penerbangan, dan save the best for the others. Itu sih prinsip kami. Kenapa gak Garuda Indonesia? Duh, maunya sih gitu. Tapi apa daya, budget kami gak cukup. Karena budget saya 3 hari di Solo dengan 1 orang anak harus maksimal 3 juta all in. Include makan dan hotel enak, penerbangan, dan juga akomodasi. Nanti saya share cerita saya 3 hari 3 juta di Solo. Kalau saya paksakan Garuda, bisa-bisa saya gak makan besok lol.
Jadi kalau ditanya, kenapa Lion Air? Udah tau ya jawabannya.

Lebih Enak Berangkat Lebih Pagi 


Kami memilih berangkat pagi karena makin cepat kami sampai di kota tujuan, makin banyak yang bisa kami eksplore disana. Jadi kalau bisa sepagi-paginyalah kami sampai Solo. Itu tujuan kami. Dan jam 07.20 adalah jam yang sangat rasional. Karena pertimbangan saya adalah, Lion Air terkenal dengan ‘delaynya’, dan segala macam komplain. Jadi saya mengantisipasi segala kemungkinan terburuk. Mulai dari delay, Narend yang tidur di bandara, atau hal-hal lainnya.

Tiba di Terminal 3

Dari sejak dibangunnya Terminal 3 Ultimate itu, saya sempat bermimpi, kapan yah saya bisa menginjakkan kaki di Terminal 3? Yah kali aja Tuhan kasih rejeki lagi ke kami. Itu doa saya bulan lalu.

Dan ternyata per hari ini Allah membuktikannya. Alhamdulillah. Jadi, ceritanya semalam suami saya dapat sms dari Lion Air, katanya untuk sementara penerbangan Lion Air dipindahkan ke Terminal 3. Hepi dong? Iya hepi. Walaupun Terminal 3 ini beda dengan Terminal 3 Ultimate, tapi yah setidaknya saya jadi tahu keberadaan Terminal 3 gimana. Jadi gak kudet-kudet amat saat temen-temen cerita ada berita tentang Terminal 3.

Nah, jadilah kami tiba di Terminal 3. Tapi untuk lokasi pesawatnya ada di Terminal 1. Jadinya yah kami naik bus transit. (Yah elah sama aja ke Terminal 1 juga) lol. Cuma hepi sesaat.

Dan akhirnya kami berangkat ke Solo pada pukul 07.50 WIB.

Akhirnya Tiba di Solo..

Kami tiba di Bandara Adisumarmo kurang lebih jam 9an. Hmm masih terlalu pagi ya untuk check in. Apa kita ke tempat wisata dulu ya, pikir saya dan suami. Tapi itu cuma tinggal rencana.

Tibalah saat kami ingin mengambil barang kami di tempat bagasi. Biasanya kan jalur bagasinya itu kan muter yah? Trus saat kami sampai disana, itu berhenti. Suami saya nanya, “Mi, itu kok berhenti? Kopernya kok gak keluar lagi?” Saya pikir, it’s not a big deal, toh juga nanti mesin bagasinya akan berputar saat barang penumpang datang. Santai aja. Tapi ternyata suami saya bilang gak. Kalau mesinnya mati, itu tandanya stock koper dari bagian bagasi sudah habis.

Tiba-tiba paniklah saya saat suami bilang gitu. Mati gue?! Trus gimana? Setelah saya liat sekitar, ternyata penumpang lain udah ada yang resah. Sayanya yang telat resah. Karena gak pernah kepikiran bakal  pisah sama koper.

Itu juga saya tau koper saya gak ada gara-gara petugas Lion Air mendatangi kami, dan mencoba untuk membantu dengan melihat tiket kami. Setelah tau jam keberangkatan kami, mereka langsung bilang, “Pak, kopernya kayaknya ketinggalan di bandara Cengkareng deh.” Hah? Ketinggalan? Uceeet. Disitu saya langsung merasa makin panik.

Sesaat kemudian petugas Lion Air mencoba membuat berita acara untuk ditindak lanjuti.

Truuus.. kabar koper kami gimana??

Tunggu lanjutan ceritanya ya in part II.

27 Responses

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *