Kayaknya bahas soal gadget vs anak pasti semua mommies (pernah) ngalamin deh. Alias anak gak bisa lepas sama yang namanya gadget. Yah setidaknya saya gak merasa suffer sendirianlah ya 🙂 soalnya Narend itu SUSAAAAH banget lepas sama yang namanya gadget itu. Apalagi kalau dikasih Youtube plus wifi yang unlimited, hmm.. HEAVEN deh buat dia.
Tapi saya bukan termasuk orangtua yang selalu memberikan gadget (dengan leluasa) untuk Narend. Saya memberikan gadget untuk Narend in urgent case aja, misalnya saat saya sedang seminar atau talkshow, yang mengharuskan membawa Narend, terpaksa supaya Narend diam, saya harus memberinya gadget, supaya dia agak anteng sedikit. Iya, sedikit! *hiks* karena Narend termasuk anak yang hiperaktif alias gak bisa diam. Lalu kedua, gadget saya berikan saat Narend agak susah makan.
Ada beberapa efek negatif yang ditimbulkan dari penggunaaan gadget, yaitu :
1. Antisosial
Yaitu cenderung menyendiri dan anti interaksi dengan lingkungannya. Beberapa orang menyebutnya autis. Tapi saya kurang setuju ada yang bilang istilahnya autis. Saya prefer menyebutnnya Ansos.
Ciri-cirinya anak ansos yaitu : jika ada anak lain yang mengajak bermain, biasanya ia bersikap antipati dan mengasingkan diri. Takut bertemu dengan orang baru. Dan sebagainya.
2. Addict
Naaah, ini yang bahaya. Si anak bisa gak bisa lepas dari gadget. Mau mandi kudu main gadget, mau makan kudu pegang gadget, begitu juga mau tidur.
3. Rabun Dekat
Secara tidak sadar anak yang sering bermain gadget, biasanya jarak antara mata dengan gadget itu tidak diperhatikan lagi. Saking asyiknya bermain. Begitu juga terjadi dengan Narend. Jadi saya sebagai orangtua harus memantau dari awal sampa ia selesai bermain. Karena saya gak mau matanya sampai bermasalah.
Sering juga saya memperhatikan anak masih SD sudah berkacamata tebal. Saat saya tanya kepada orangtuanya kebanyakan karena menonton TV dan bermain gadget. Sangat disayangkan kan?
Penyakit pada mata yaitu Rabun Mata disebabkan karena radiasi pada gadget yang sangat tinggi.
Dari ketiga efek negatif diatas, dan juga dari pengalaman yang dialami, ada 5 tips yang bisa aku share siapa tau berguna :
1. Batasi Penggunaan Gadget
Untuk anak yang berusia 1-2 tahun, batasi hanya maksimal 2 jam saja dalam sehari. 2-6 tahun batasi 3 jam per hari. Tapi tentunya pembatasan waktu ini tidak baku ya, disesuaikan juga dengan anak dan orangtuanya.
2. Terapkan sistem reward and punishment.
Misalnya anak kita boleh main gadget, asalkan sudah mengerjakan PR, sudah mandi, sudah makan, dan sebagainya.
Dan di dalam games edukasi biasanya ada games yang berlevel, jika si anak sudah mencapai level tertentu, kita bisa saja memberikan reward. Rewardnya gak usah terlalu mewah. Yang sederhana saja, misalnya diajak ke tempat bermain kesukaan, ke restoran atau dibelikan makanan kesukaan, dan sebagainya.
Selain reward, terapkan juga sistem punishment (hukuman). Yang ringan-ringan saja. Misalnya si anak hari ini bermain lebih dari waktu yang kita terapkan, nah misalnya si anak tetep ngotot and keukeuh bermain, kita bisa bilang bahwa ia utang 1 jam untuk besok. Berarti besok waktunya dikurangi 1 jam. Atau hal-hal lain. Disesuaikan dengan kondisi si anak ya.
3. Plot waktu, kapan anak bisa menggunakan gadget
Misalnya 1 hari maksimal 2 jam, berarti pagi 1 jam, sore 1 jam. Begitu juga untuk anak yang berusia 3 sampai 10 tahun. Misalnya maksimal 3 jam, berarti pagi 1 jam, siang 1 jam, dan setelah makan malam 1 jam.
4. Dampingi anak saat menggunakan gadget
Memperbolehkan anak menggunakan gadget bukan berarti kita membiarkan tanpa pengawasan. Sebagai orangtua wajib mendampingi, kalau perlu bermain barsama. Salah satu games aktivitas yang sering saya lakukan bersama Narend, yaitu tebak-tebakan gambar atau angka.
5. Cari aktivitas fisik untuk anak
Perbanyak aktivitas fisik seperti olahraga, bermain di taman atau berjalan-jalan di seputar komplek rumah. Buatlah si anak sibuk dan motoriknya berkembang. Yang saya lakukan bersama Narend yaitu saya suka mengajaknya keluar rumah sambil berbelanja ke tukang sayur. Di perjalanan saya sering menceritakan tumbuh-tumbuhan, atau binatang yang ditemuinya. Aktivitas fisik ini bisa dilakukan minimal 1 jam per harinya.
6. Interaksi dengan anak lain
Sedapat mungkin ajak anak untuk berinterksi dengan lingkungannya. Misalnya bisa memasukkan anak kita ke Daycare, PAUD ataupun pre-school. Makin sering ia berinteraksi dengan anak-anak seusianya, makin baik tumbuh kembangnya.
7. Ganti gadget yang memiliki fitur Parental Control
Jika mommies ingin memberikan gadget kepada anak, jangan lupa untuk selalu memilih gadget yang selalu ada fitur Parental Control. Supaya anak tetap disiplin, bisa menghargai waktu, serta bisa bijak dalam hal penggunaan gadget. Makin dini kita menerapkan kedisiplinan pada anak, anak kita bisa cepat menghargai waktu.
Salah satunya adalah SAMSUNG GALAXY TAB A, yang memiliki fitur Kids Mode. Dalam Kids Mode terdapat fitur time limit, bisa melatih anak untuk sabar dan juga games yang dipilihkan sesuai dengan kategori usianya. Buat mommies yang ingin mengetahui tentang Kids Mode bisa baca artikel aku lebih lengkap di 7 Tips Mengedukasi Anak dengan SAMSUNG GALAXY TAB A
#BeTabAFamily di Social Media
Nah biar seru-seruan di social media, coba deh follow twitternya @samsung_ID dan instagramnya @samsung_ID lalu publish dengan hashtag #BeTabAFamily biar makin seru sama SAMSUNG GAALXY TAB A6 kamu, dan jangan lupa follow juga facebooknya Samsung Mobile Indonesia kali-kali aja ada bagi-bagi gadget gratis 🙂
Kita sebagai orangtua mau gak mau harus mengikuti perkembangan jaman. Dulunya sih waktu awal kehamilan, saya berkomitmen bahwa tidak akan memberikan gadget kepada anak, tapi kenyataan berbeda dengan prinsip. Banyak yang bilang bahwa gadget itu diibaratkan sebuah ‘pedang bermata dua’. Ada kalanya memiliki sisi negatif dan positif. Jika kita bisa menggunakannya dengan cara dan waktu yang tepat, bisa menjadi sisi positif. Tapi kalau kita sebagai orangtua tidak tahu bagaimana memperlakukan gadget kepada anak secara benar, maka akan menjadi sisi negatif.
Menjadi orangtua itu harus update informasi, melek teknologi serta tau bagaimana memanfaatkannya.
Semoga artikel saya ini bermanfaat ya mommies 🙂
Nyeri punggung juga mba..sama perubahan postur tubuh kalau bener2 over