Me and Narend di Festival #KotaLayakAnak 🙂 – Doc: Pribadi |
Pada hari Sabtu-Minggu lalu, tepatnya 7 – 8 November 2015 bertempat di Plaza Tenggara – Gelora Bung Karno diadakan Festival Kabupaten/Kota Layak Anak. Festival ini mengenai apa sih? Well overall sih acaranya dari anak dan untuk anak, tentunya dengan penampingan orang tua, kalau anak-anak disini bisa bermain, nah kita sebagai orang tua bisa mengikuti berbagai Talkshow yang diadakan.
Banner #KotaLayakAnak yang bertebaran di sekitar area GBK – Doc: Pribadi |
Acaranya apa aja sih?
– Pola Pengasuhan Anak dalam Lingkungan Keluarga dengan narasumber DR. Amir (Pakar Neuroscience), ibu Elvin dan KEB yang membahas tentang bagaimana pengasuhan anak yang tepat serta tentang perkawinan usia anak.
Keren nih Indonedia Mendongeng – Doc: Pribadi |
Kalau kamu perhatikan disana banyak tenda-tenda bertulisan “Hak Sipil“, “Lingkungan Keluarga“, “Kesehatan“, “Perlindungan Khusus” dan “Pendidikan“. Tapi sebelum menuju tenda- tenda itu, kamu akan menemui mobil Datsun, ada yang aneh dari mobil ini? Well lihat dari pintu belakangnya, membukanya beda kan, dan yang keren, mobil Datsun ini perpustakaan keliling loh 🙂
Ada perpustakaan keliling ini ternyata meningkatkan minat baca untuk anak-anak. Khususnya untuk usia balita. Buku-buku yang disediakan disini untuk anak-anak yang belajar baca. Narend saat mengunjungi mobil perpustakaan ini jadi pengen baca. Tapi sayangnya tidak ada tempat yang nyaman untuk ia baca. Akhirnya saya bacakan buku itu sambil berdiri di bawah pohon deh. Karena memang udaranya sangat panas saat itu.
Di samping mobil datsun ini untuk booth pertama yaitu booth “Hal Sipil“.
Nah dibagian dalamnya ternyata ada booth buku bacaan anak-anak.
Di sebelah booth bacaan anak-anak, ada background hak sipil untuk foto-foto. Tapi sayang karena Narendnya lagi cranky banget siang itu, biasa deh karena faktor panas, jadinya gak foto-foto deh *hiks*
Di sebelah booth “Hak Sipil” terdapat booth “Lingkuengan Keluarga“, nah disini tidak hanya penjelasan mengenai bagaimana seharusnya lingkungan rumah yang sesuai standar kebersihan.
Di booth ini saya kira hanya menjelaskan tentang bagaimana lingkungan keluarga, namun ternyata ada juga tempat menggambar untuk anak.
Selain itu juga ada booth perlindungan khusus. Diperuntukkan untuk ibu-ibu hamil dan menyusui.
Ohya, disini juga ada food bazzar, lumayan nih buat jajan-jajan 🙂
Eh disini juga ada arena bermain anak-anak. Anak-anak seneng banget main disini. Tapi karena areanya outdoor, dan areanya juga sepertinya untuk anak di usia 3 tahun keatas, Narend belum bisa main disini.
Disini juga ada booth creativity, untuk melatih kreativitas anak-anak. Ada seni melipat dan bermain lilin.
Ada juga booth pendidikan anak.
Setelah saya berjalan-jalan ke beberapa booth, saya merapat ke stage, sekalian istirahat. Disini ada pembacaan cerita dongeng lagi loh, beda lagi dengan yang saya datang pertama 🙂 Banyak anak-anak yang antusias dan ikut partisipasi.
Mau tau asik dongengnya kaya gimana? 🙂 nonton video dibawah aja
Setelah pembacaan dongeng, acara dilanjutkan dengan pemanfaatan social media untuk mendukung kreativitas anak. Nara sumbernya kali ini adalah dari Komunitas Emak-emak blogger (KEB). Pengisi acaranya yaitu ada Sumarti Saelan dan Sary Melati. Mak Sary menjelaskan bahwa social media boleh diperkenalkan kepada anak-anak minimal usianya telah masuk 16 tahun. Berarti usia SMP ya. Dan social media dipakai untuk berkarya, bukan sekedar asal curcol atau curahan hati semata aja.
Selain itu mak Sary juga menjelaskan bahwa social media bukanlah sesuatu hal yang menakutkan dan perlu dihindari untuk anak-anak. Justru menurut mak Sary, beliau malah memperbolehkan anak-anaknya bermain social media, seperti facebook, twitter atau instagram. Salah satu anak mak Sary kebetulan sudah menginjak usia remaja, dan karena hobbynya menggambar, dibuatnyalah akun sosial media Instagram atas nama anaknya. Dan instagram itu untuk mempublikasi hasil-hasil gambar anaknya. Dengan hasil sharingnya itu, sekarang anaknya mendapat banyak networking dari para crafter dan designer.
Menurut mak Sary, platform yang pas untuk remaja maupun anak-anak saat ini adalah Instagram. Karena Instagram hanya memposting gambar, bukanlah status. Kalau di twitter atau facebook lebih banyak kata-kata, terkadang para usia remaja suka memposting kata-kata yang tidak baik. Atau mungkin malah share data-data pribadi. Setidaknya kalau di Instagram meminimalisir hal-hal yang tidak baik terjadi.
Ini adalah salah satu bukti dan contoh kongkrit pemanfaatan sosial media untuk kreativitas anak.
Waktu sudah menunjukkan pukul 1 siang. Itu artinya saya harus segera beranjak dari lokasi ini dan mencari makan siang. Acara seperti ini menurut saya bagus, mendukung kreativitas anak. Ada perpustakaan keliling, tempat membaca, tempat bermain, tempat bersosialisasi, mendengarkan dongeng, dan sebagainya. Gak hanya itu, tapi juga buat para mommiesnya, bisa untuk bonding antara ibu dan anak. Karena terkadang karena orangtua sibuk, jarang sekali me time dengan anaknya. Selain itu juga ada cooking demo yang pastinya menambah pengetahuan urusan dapur nih 🙂
Buat para ayahnya juga, event ini bisa sekalian untuk family time. Semoga ke depannya event seperti ini bisa sering-sering diadakan. Dan pastinya untuk lokasinya tidak terlalu outdoor. Karena banyak yang membawa bayi nampaknya gak terlalu nyaman bila udara sangat panas 🙂
Buat kamu yang mau tau gimana keseruan acara di Festival Kota Layak Anak, nonton aja video dibawah
keren banget yaa acaranya .. paling seneng dateng ke acara yang banyak booth nya gitu 😀
ya semoga seja semakin banyak kota layak anak di Indonesia dari tahun ke tahunnya yaa . heheu
lengkep bener kak iartikelnya selengkap kebahagiaan yang dipancarkan oleh kakak beserta keluarga terkasihnya hihi.
akunya jadi pengen berkeluarga
nah acara kayak gini nih yang penting untuk diadakan secara rutin. semoga acaranya menyebar ke banyak kota lain.
sambil bermain sambil mendapatkan edukasi.
wah seru banget nih acaranya, tahun depan ikutan dah kalau ada hehe