Menurut data komnas anak tahun 2014 ada sekitar 472 kasus sejak tahun 2010 – 2014 dan dinyatakan 196 anak hilang. Diantaranya ; 35 dari rumah bersalin (rumah sakit), 6 karena penculikan bayi, 45 karena penculikan anak, 15 kasus anak hilang, 61 kasus penelantaran bayi, dan 69 kasus penelantaran anak. Untuk data Komnas Anak tahun 2015 pada 6 bulan pertama ada sekitar 40 kasus. Duh semakin menyeramkan ya 🙁
FAKTA : Sebagian besar penculik dari orang yang dikenal. Contohnya adalah dari orang terdekat yaitu keluarga.
MITOS : Mitos bahwa setiap hari ada saja berita tentang kehilangan anak.
FAKTA : Ketika kita menemukan anak hilang di sekitar kita, biasanya kita tidak langsung mengembalikan kepada orangtuanya. Biasanya kita langsung menghubungi satpam atau pusat informasi setempat.
FAKTA : Jangan pakaikan anak dengan pakaian nama panggilannya besar-besar. Karena ini bahaya. Once dia sedang sendirian pulang misalnya dari sekolah, bisa saja ada yang memanggil namanya lalu diiming-imingi sesuatu supaya si anak ini mau ikut, karena si anak berpikir si pelaku ini juga tau kok nama kecil saya.
FAKTA : Si anak boleh berbicara dengan orang yang tidak dikenal. Misalnya saat di mall berpisah dari orangtuanya lalu bertemu satpam, dia akan bertanya dimana orangtuanya. Jadi jika kita mengajarkan tidak boleh berbicara kepada orang tak dikenal, bisa-bisa di anak saat berpisah orangtuanya malah berdiam diri saja tidak mendatangi satpam karena takut warning dari orangtuanya.
Semakin hari semakin banyak yang saya dengar kabar tentang kehilangan penculikan anak. Itu artinya semakin banyak orangtua yang khawatir atas keselamatan dan keamanan anak. Gak jarang juga ya kita melihat berita yang menayangkan atas penculikan anak.
Setiap hari sekitar 1000 anak terpisah dari orangtuanya. Ada yang sebagian besar ditemukan, dan ada juga yang tidak? Biasanya yang menculik anak adalah dari orang terdekat atau dikenal, yaitu pihak keluarga. Karena akibat kasus perceraian, atau perebutan hak asuh. Untuk yang diluar keluarga bisa jadi karena adopsi ilegal, perdagangan anak, kejahatan seksual, masalah ekonomi, mengancam orangtua atau juga gangguan jiwa.
Katanya MITOS tidak boleh berbicara dengan orang yang tak dikenal. So, kapan boleh bicara dengan orang yang tak dikenalnya?
1. Ketika bersama dengan orangtua
2. Ketika dikenalkan orangtua kepada oranglain
3. Ketika disebutkan bahwa itu adalah kenalan orangtua
4. Jika membayar (kepada kasir atau pedagang), minta tolong kepada waiter. Tapi tidak boleh pergi bersama orang itu.
Kalau gak bersama orangtua, si anak boleh berbicara kepada siapa aja?
Untuk kategori balita, ia bisa berbicara kepada guru atau ibu yang membawa anak. Untuk kategori anak yang usianya lebih dari 4 tahun bisa berbicara kepada satpam atau polisi (tapi harus dilihat-lihat dulu polisinya seperti apa), lalu life guard misalnya ia berada di kolam renang atau pantai, nenek dan kakek-kakek, dan terakhir orang yang menurut anak bisa dipercaya. Ingat, kemampuan anak untuk mengevaluasi masih sangat terbatas.
Ajari anak Cara Menolak Bila diberikan :
1. Permen / coklat : Bilang tidak, terima kasih. Jika anak ingin, bilang ke mama bahwa ia ditawari permen atau coklat oleh oranglain, minta ke mama. Ini bisa jadi bahan untuk mencari tahu siapa yang kemungkinan menculik.
2. Mainan : Bilang tidak, terima kasih. Jika anak ingin, tanya dulu ke orangtua apakah boleh.
3. Mencari anak binatang : Bilang sudah punya binatang peliharaan di rumah. Kalau tidak, maka bilang ke orangnya untuk minta ijin dulu ke mama.
4. Diajak pergi dari tempatnya tanpa orangtua : Bilang tidak, bilang mau pamit dulu ke orangtua
5. Ada yang mau memeluk atau meraba tubuhnya : Tangkal dengan tangan atau kaki, teriak tolong sambil lari.
6. Jika dipaksa : Lari ke tempat yang ramai sambil berteriak ‘tolong’
7. Ajari cara menemukan petugas keamanan atau ibu dengan anak (kalau berjalan-jalan, minta anak berhitung sambil menunjuk
Selalu latih dengan memberikan simulasi.
JANGAN!!
Ada beberapa perkataan yang terkadang kita salah kaprah. Misalnya, kita suka mengatakan hindari orang-orang yang berpakaian compang-camping atau jelek. Faktanya, banyak penculik adalah orang yang justru terlihat ramah dan baik hati.
Berjalan sambil memainkan gadget. Ini juga SALAH. Anak harus belajar memperhatikan orang-orang di sekitarnya, juga lingkungannya (lewat mana, ciri tempat yang tadi dilewati, dan sebagainya).
Nah, ada beberapa cara untuk memperkenalkan lingkungan atau masyarakat sekitar kita kepada anak.
Selain itu pentingnya juga untuk menjaga anak kita tetap waspada.
Fenomena video ‘CHILD ABDUCTION (Social Experiment) – Child Abduction Prank Are Your Kids Safe?’ memunculkan kewaspadaan tinggi kepada orangtua bahwa anak ternyata sangat naif saat bertemu dengan orang baik yang tidak dikenal. Anak belum dapat menyadari bahwa situasi yang menyenangkan dengan orang tidak atau baru dikenal belum tentu baik dan dapat berbahaya bagi mereka. Pengawasan orangtua atau orang dewasa di sekitarnya menjadi sangat penting dalam menjaga anak-anak tetap dalam lingkaran aman.
Orang asing atau orang yang belum dikenal gak sepenuhnya itu merugikan atau memang orang jahat. Ada batasan-batasan yang harus kita tahu dan kita kenalkan kepada anak kita. Anak kita perlu tahu siapa orang terdekatnya, siapa keluarganya, siapa teman orangtuanya dan sebagainya.
Ternyata menjaga anak itu susah-susah gampang ya. Sayapun masih banyak belajar. Liat presentasi dari mba Nina jadi merasa, Duh iya apa saya bisa ya menjaga anak saya? Saya juga gak terlalu strict banget dalam hal pembelajaran sikap ke Narend. Misalnya saja ada teman saya yang belum dia kenal, biasanya saya perbolehkan ia bermain dan juga mendekat. Lalu dijelaskan ke Narend bahwa ini teman mami. Kamu gak perlu takut. Yah alhamdulillah Narend bukan tipe anak yang apatis sih, dia memang tipe anak yang bersosial dan sangat care terhadap lingkungan sekitar. Mudah-mudahan apa yang saya pelajari talkshow kemarin bisa saya praktekkan sepenuhnya.
Di akhir acara ada pembagian doorprize, sebagian pemenang mendapatkan jam tangan dari blibli.com.
Ohya, merespons kebutuhan orangtua dan masyarakat Devond Technology mengeluarkan BipBip Watch, yaitu sebuah jam tangan bagi anak-anak ini dibuat khusus untuk keamanan anak serta kenyamanan orangtua. BipBip Watch ini adalah kombinasi GPS, GSM, dan sinyal WIFI yang memberikan informasi akurat keberadaan anak. Orangtua bisa memantau anak dengan mudah lewat ponsel, melalui aplikasi BipBip. Selain itu juga jam tangan ini bisa memberikan informasi aktifitas anak dan melacak perjalanan mereka. Jadi jika si anak dalam situasi tidak nyaman atau ketakutan, mereka bisa menekan tombol di jam tangan selama 3 detik dan BipBip Watch akan otomatis terhubung dengan ponsel orangtua.
Jam tangan ini asli keren. Dan ohyaa, kemarin saya dapat voucher dari BliBli.com, mau saya langsung gunakan ah, untuk membeli BipBip Watch ini. Tersedia dalam 2 warna biru dan pink 🙂
Not but not least, thank you untuk Tiga Generasi yang telah mengundang saya ke acara ini, special thanks to KEB, ini talkshow parenting yang oke banget. Dan beruntung saya hadir ke acara penting seperti ini.
Ditunggu undangan berikutnya ya 🙂 [ca]
TFS ilmu nya Oline.. Wah jam nya keren.. Nti meluncur ah 🙂
terimakasih mba pencerahannya 🙂
Iya sekarang seiring dengan banyak kasus penculikan, anak harus mengerti bagaimana menghadapi orang tak dikenal, mau di tempat umum seperti mall, sampai dirumah loh
iya ya mbk, jaga anak itu memang susah2 gampang, mdh2an sj si kecil terhindar dr yg nggak baik2, amin..
jam tangannya cihuy euy
Benar banget mak… pada sebagian besar kasus penculik anak justru orang yang telah ia kenal… Memang harus proaktif sama anaknya ya agar jgn smp kejadian… amit2 deh…
anak-anak mesti diajarkan dengan benar nih
Kayae psikolog di atas aku pernah ketemu fi suatu acara
Mak Oline, ini bagus banget postnya.
Sekarang saya lebih ketat soal beginian gegara Arya pernah terlepas di mall saat kami lagi jalan-jalan. Memang salah saya sih, makanya saya menekan diri saya sendiru untuk lebih perhatian saat keluar sm Arya.
Penting sekali anak2 diajari jaga diri ya, sekarang banyak orang jahat.