ycOe0IRYZl.jpg

Hati-hati Mengunggah Foto Anak di Media Sosial

Karena saya masih punya bayi, saya jadi tergugah untuk membahas tentang ini.

Sekarang lagi marak kasus penjualan bayi di social media khususnya Instagram. Yang menjadi pelaku atau oknum adalah yang mempunyai akun @jualbajumurah. Modusnya sih jualan baju anak-anak. Tapi di dalamnya ternyata terdapat penjualan bayi.

Disana tertera alamat jelas. Panti asuhan beralamat di Jatinegara. Tapi setelah didatangi oleh pihak polisi, panti asuhan tersebut tidak pernah menjual bayi.

Bukan hanya ada alamat, tapi juga disertai nomor telepon. Setelah ditelpon, nomor telepon tersebut tidak terdaftar.


Soal penjualan bayi, ini bukan kasus yang pertama. Masih ingat, 2 tahun lalu juga masyarakat dihebohkan dengan kasus jual bayi murah di toko bagus. Yang sekarang berganti nama menjadi OLX. Dua-duanya sama-sama menggunakan social media sebagai alat pemasarannya.

Memang tidak bisa kita pungkiri bahwa social media yang semakin meluas, membuat kita seakan-akan tidak ada batasan untuk mengunggah foto atau sekedar menulis status apapun. Seakan-akan apa yang kita posting menjadi ‘milik bersama’.

Mengunggah foto bayi di social media sudah menjadi trend. Apalagi kalau anak kita ternyata menggemaskan dan lucu. Bener ya? Saya sih termasuk orang yang terkadang suka mengunggah foto-foto Narend.

Sejak Narend lahir, suami saya selalu mengingatkan untuk tidak mengupload foto-foto Narend di social media. Apalagi instagram. Karena instagram media social yang paling empuk untuk di grab.
Karena jika ada oknum yang bandel, foto-foto anak kita akan disalah gunakan. Dulu sih suami hanya kepikiran takut disalahgunakan untuk lomba. Dan sayapun gak kepikiran kalau foto-foto anak kita bisa disalahgunakan untuk jual-beli 🙁

Tapi yah terkadang kita sebagai orangtua suka gemes dan suka narsis sama anak kita. Pengen aja gitu share ke temen-temen di social media. Anak kita begini, anak kita lagi begitu, dsb. Terkadang ada yang suka secara gak sadar memposting nama lengkap beserta alamat sekolahnya. Wahh itu lebih bahaya lagi.

Kemarin saya baru saja mau memposting fotonya Narend lagi main. Sumpah lucu banget posenya. Tapi karena lagi nonton NET10 waktu itu dan muncul berita ini, akhirnya saya urungkan niat saya.

Ini ada beberapa cara saya kalau kita tetap ingin memposting foto-foto anak kita.

1. Jangan dalam keadaan telanjang, meskipun masih bayi. Karena dengan pose telanjang mengundang pikiran orang-orang untuk berbuat jahat.
2. Gunakan watermark meskipun itu bukan jaminan akan jadi aman. Setiap saya ingin memposting foto-foto Narend, coba lihat deh di akun fb saya, pasti ada watermark saya. Ini gunanya untuk memproteksi dari niatan jahat meng-grab foto Narend.

3. Semua media sosial untuk Narend sudah saya buat. Baik dari twitter, instagram, facebook, bahkan juga email sekalipun. Nah, tapi sekarag semua social medianya saya kunci dan tidak bisa diakses sama siapapun kecuali orangtuanya. Mengantisipasi dari niat-niat jahat.

4. Jika sudah mengunci akun social anak kita, dalam bio atau deskripsinya, usahakan jangan berikan alamat atau nomor telepon. Jangan diumbar untuk segala sesuatu yang sifatnya private. Karena anak kita bukanlah untuk konsumsi publik. Kalau saya sih hanya ditulis, Son Of Caroline Adenan and Eko Munartyo. (Moms and Dads nya). Bahayaa bow..

Sekali lagi teman-teman, mulai dari sekarang, berhati-hatilah mengunggah foto-foto anak kita di social media. Dengan adanya kasus ini saya menjadi semakin aware. Bahwa saya harus lebih berhati-hati.

Ini bukan hanya berlaku untuk foto-foto bayi saja. Tapi anak kita. Anak adalah harta kita yang paling berharga. Karena apapun yang kita lakukan di medsos menjadi milik bersama.

17 Responses

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *