20150320_152930.jpg

Seribu Hari Pertama, Golden Age yang Mempengaruhi Masa Depan

Siang itu saya bersama teman-teman blogger lainnya mendapat kesempatan untuk menghadiri acara talkshow yang diadakan oleh Nutrisi Bangsa, bertemakan Sinergi Pengetahuan Lokal dan Keahlian Global Untuk Perbaikan Gizi Anak Bangsa
Bertempat di Hotel JW Marriot Kuningan Jakarta, dan acara dimulai pukul 13.00, nampaknya bukan hal yang sulit bagi saya untuk mencapai lokasi di jam tersebut. Karena saya sangat familiar dengan lokasi mega kuningan ini.
Nara sumber yang hadir pada siang itu adalah Martine Alles, seorang Director Developmental Physiology & Nutrition at Danone Nutricia Early Life Nutrition. Dr. Martine penelitiannya difokuskan di bidang gizi, yaitu Pola Makan dan Nutrisi, Pertumbuhan di awal kehidupan, dan Pencernaan dan metabolisme.
Lalu nara sumber kedua adalah, Prof. Dr. Hardinsyah, MS. Beliau adalah seorang Guru Besar FEMA IPB, ahli kesehatan dan pengajar Indonesia. Saat ini ia menjabat sebagai Ketua Umum PERGIZI PANGAN Indonesia.

Karena salah satu nara sumber
yang hadir adalah berasal dari luar negeri yaitu Belanda, awalnya saya mengira
talkshow ini akan dibawakan in English. Ooh ternyata tidak. Di meja tlah
disediakan media translator seperti di bawah ini.

Pentingnya pemenuhan gizi di awal
kehidupan bagi pertumbuhan positif generasi sebuah bangsa sudah terlihat di
berbagai bangsa. Di Indonesia, pemenuhan gizi dapat difokuskan pada zat gizi dapat
difokuskan pada zat gizi yang mana masih ditemukan defisiensinya seperti pada
zat Protein, Asam Lemak esensial, Zat besi, Kalsium, Yodium, Zinc, Vit. A, Vit.
D, dan Asam Folat. 
Pada bahasan pertama Dr. Martine menjelaskan tentang pertumbuhan tinggi badan di negara maju, contohnya di Belanda untuk beberapa tahun terakhir. Selama satu abad terakhir terlihat adanya peningkatan para rata-rata tinggi badan dan percepatan tingkat kematangan seksual. Perubahan pertumbuhan sekular positif orang-orang di Belanda dipicu oleh karena faktor-faktor yang menghambar potensi biologic, seperti penyakit menular, kekurangan gizi, kemisikinan dan penderitaan. Karena seperti kita tahu, kekurangan gizi bisa menghambat pertumbuhan.
Di tahun 80-an, tinggi orang-orang Belanda adalah rata-rata 163 cm. Yang menjadi penyebab utam perubahan pertumbuhan adalah adanya peningkatan gizi dan kesehatan anak. Sejak tahun 1950, golongan dewasa muda Belanda masuk dalam kategori tertinggi di dunia.
Penyebab utama terjadinya peningkatan pada tinggi tubuh yaitu karena :
1. Perbaikan gizi dan kesehatan anak
2. kebersihan 
3. Berkurangnya besaran keluarga
Selain tinggi badan, Belanda juga mengalami peningkatan berat badan lahir. Pada periode  1989 – 1991, rata-rata berat badan lahir adalah 3370 gram. Sedangkan pada periode 2004 – 2006, berat badan lahir meningkat menjadi 3430 gram.
Pada perang Dunia II, wanita-wanita di Belanda yang mengalami kurang gizi dan gizi buruk akibat kelaparan, melahirkan bayi-bayi dengan berat badan lahir rendah dan memiliki resiko tinggi terhadap obesitas, sindrom metabolisme dan diabetes pada usia dewasa.
Pengaruh lainnya peningkatan tinggi tubuh adalah dengan diperkenalkannya susu di sekolah. Sempat dilakukan survey tahun 1930 di Inggris, bahwa pemberian susu pada siswa sekolah berdampak positif terhadap pertumbuhan dan perkembangan mereka.
Asupan rendah vitamin D, defisiensi (kekurangan) vitamin D, dan ketidakcukupan vitamin D tidak hanya terjadi pada anak-anak di Eopa, tapi juga di Asia. Dan Indonesia termasuk negara yang menunjukkan prevalensi kekurangan vitamin D pada anak yang cukup tinggi.
Gambaran penurunan vit D pada anak-anak di usia muda di Asia
Pada tahun 1990an pertumbuhan tinggi badan orang-orang di Belanda sudah berhenti. Pertumbuhan tinggi badan tergantung gen badan jika kondisinya baik. 
Untuk 1000 hari pertama kehidupan yaitu tingginya mencapai 2 kali di 3 tahun pertama. Dan 5 kali berat badannya di 3 tahun pertama. 
Untuk para wanita yang kekurangan gizi atau sangat kelaparan sangat besar dampaknya terhadap pertumbuhan atau obesitas. Anak-anak yang lahir dari para wanita yang kekurangan gizi akan berdampak mengalami gangguan metabolik. 
Faktor gizi di awal-awal kehidupan sangat berdampak pada awal-awal pertumbuhan seperti contohnya ASI. Dan salah satu faktor penting lainnya adalah memiliki vitamin D.  Vitamin D sebagai sumber kalsium bisa didapat dari sinar matahari. 
Perbedaan tinggi dari generasi satu ke generasi lain di Belanda
Selesai presentasi dari Dr. Martine, masuk ke sesi berikutnya yaitu Prof. Hardinsyah, M. S. 

Sejak tahun 1992 – 2011 presentase masalah kesehatan pada anak menurun. Ini membuktikan bahwa masalah gizi masih memprihatinkan sejak usia dini.

Dari tabel berikut memperlihatkan bahwa anak yang terlahir dengan gizi yang buruk akan berpotensi obesitas. Ini ada kaitannya dengan aktivitas menyusui. Semakin sering menyusui, presentase obesitas juga akan menurun.

Defisiensi Vitamin D bisa disebabkan karena :
1. Jam kerja yang panjang
2. Polusi udara yang mengakibatkan penipisan sinar matahari

Untuk

Masalah gizi pada remaja dan wanita hamil terjadi di usia remaja

Masalah gizi ganda akan meningkatkan resiko kematian (menurut survey tahun 1995 – 2007)

Penyebab kematian utama di Indonesia pada tahun 2007 adalah Tubercolosis, stroke dan hipertensi masih di peringkat utama.

Apa yang dimakan, diminum sebelum kehamilan ibu akan menentukan kecerdasan anak di masa depannya. Ini erat sekali kaitannya dengan persiapan kehamilan (seperti asam folat, dan zat besi), dan juga kepiawaian sang Ibu dalam meracik menu-menu MPASI.

Seperti kita ketahui zat besi sangat diperlukan pada awal fase kehamilan. Ibu hamil sangat memerlukan zat besi dalam jumlah yang besar. Guna untuk pembentukan otak pada janin.
Justru rata-rata defisiensi zat pada masa kehamilan adalah pada zat besi.

Untuk menunjang pertumbuhan otak janin adalah asam amino esensial (protein). Dan asam amino esensial terdapat pada zat hewani.

Untuk zat gizi makro (dalam jumlah besar) yang diperlukan anak yaitu : Karbohidrat, protein, lemak dan air. Sedangkan sisanya (mikro) yaitu vitamin dan mineral.

Untuk zat yang berfungsi untuk imunitas adalah :
Protein (terdapat zat asam amino)
Lemak (asam lemak)
Vitamin A, Vitamin B-karoten (pada wortel)
Selenium dan Zinc

Untuk zat yang berfungsi sebagai tenaga dan pertumbuhan adalah ::
Karbohidrat
Protein (asam amino)
Lemak (asam lemak dan kolesterol)
Kalsium, fosfor, magnesium, flour, vitamin A, vitamin C, Yodium, dan Zinc

Untuk zat yang berfungsi sebagai percernaan adalah :
Serat makanan (terdapat pada buah)
Protein (asam amino)
lemak (asam lemak)
Vitamin B1, Vitamin B12
Selenium, Zinc
Mangan dan Klor

Zat yang berfungsi untuk perkembangan adalah :
Karbohidrat
Protein (asam amino)
Lemak (asam lemak)
Vitamin B1, vitamin B5, Vitamin B9, Vitamin B12, Vitamin D, Yodium, Zinc, dan zat besi.

Salah satu zat yang berguna untuk perkembangan otak adalah omega 3 dan omega 6. Ini bisa didapatkan dari zat hewani, yaitu telur ayam. Dan zat yang berguna untuk pertumbuhan otot juga tulang, banyak terdapat di vitamin D seperti susu, yang banyak mengandung protein, kalsium, fosfor dan zat besi.

Zat-zat berikut ini sering mengalami defisiensi, yaitu :

1. Kalsium (banyak terdapat pada susu)
2. Zat besi (banyak terdapat pada sayuran hijau seperti bayam)
3. Iodine (terdapat pada garam beryodium, dan ikan laut)
4. Zinc
5. Selenium

Tanpa pangan hewani dan buah akan sulit untuk memenuhi zat gigi mikro. Seperti contohnya vitamin A, D, C, B6, B9, dan B12.

Nah, jika sudah begini, upaya apa yang harus dilakukan?

1. Perbaikan konsumsi pangan terutama untuk pangan hewani, seperti telur, daging ikan, susu dan buah). Termasuk fortifikasi.
2. Perbaikan suplemen gizi mikro terutama zat besi, kalsium, zinc, magnesium, tembaga, folat, B12, vitamin A, Vitamin C
3. Penanganan masalah gizi yang buruk.
4. Pendidikan gizi keluarga terutama ibu dan anak.
5. Pemberdayaan ekonomi, keluarga dan perempuan, salah satunya bisa melalui posyandu.

 Kesimpulan dari materi gizi kali ini adalah :

1. Sukses pertumbuhan ekonomi belum menjamin sukses perbaikan gizi.
2. Penting pemenuhan gizi sejak awal kehidupan sebagai modal hidup sehat, cerdas, dan produktif bagi generasi mendatang.
3. Masalah gizi di Indonesia masih memprihatinkan, karena itu perlu pemenuhan gizi seimbang bagi semua terutama calon ibu hamil, ibu hami, ibu menyusui dan juga balita.
4. Perbaikan gizi perlu difokuskan pada zat gizi yang sering defisiensi yaitu asam amino, asam lemak esensial, karbohidrat berserat, zat besi, kalsium, zinc, asam folat dan vitamin D

Tibalah di penghujung acara. Banyak sekali informasi mengenai arti penting pemenuhan gizi di awal kehidupan akan berdampak kepada generasi yang akan datang. Tidak salah mengapa saat saya hamil dulu dokter obgyn saya mengatakan bahwa ibu hamil harus tercukupi semua asam amino esensialnya :), guna untuk tumbuh kembang otak janin, salah satunya adalah zat besi. Jadi ingat saya dulu setiap hari makan ikan teri dan hati ayam 🙂

Asupan gizi harus diperhatikan sejak usia persiapan masa kehamilan. Kualitas gizi di Indonesia masih menjadi concern utama, salah satunya disebabkan karena maraknya gadget, life style sehingga menyebabkan orang malas berolahraga. Kurang berolahraga, kuran gerak, dan juga kurang asupan gizi yang tepat.

Waktu yang terbaik untuk mendapatkan sinar matahari yang baik adalah antara pukul 9 pagi sampai jam 1 siang. Dengan berjemur atau berolahraga di ruangan terbuka yang mendapat cukup paparan sinar matahari, cukup 15-20 menit dalam sehari dan lakukan selama 3 kali dalam seminggu, itu sudah cukup memenuhi kebutuhan vitamin D.

Dan pemenuhan gizi di 1000 hari pertama di masa golden age akan menentukan masa depan bangsa 🙂

Akhir kata saya banyak mengucapkan terima kasih kepada Nutrisi Bangsa dan juga kepada Hotel JW Marriot for the lovely lunch 🙂

6 Responses

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *