IMG-20150120-WA0001.jpg

Teliti Kembali Uang Kembalian Anda di Richeese Factory Bekasi

Bagi saya hari jumat itu waktunya middle free. Apaan tuh? Yaa belum weekend-weekend amat, tapi bukan juga weekdays yang hectic. Ini istilah saya aja siyh, *hahaa*. Jadi hari Jumat itu adalah hari sedikit free untuk saya.
Hari itu saya mendapat ajakan oleh komunitas mommies Bekasi untuk hang out di salah satu resto yang baru saja buka, di daerah Pekayon, namanya Richeese Factory. Umurnya masih seumuran bayi baru lahir, baru beberapa hari. Jadi ceritanya kita mau cobain tempat ngumpul-ngumpul baru, okelah kalau begitu. Hari jumat itu spesialis saya gak masak di rumah.

Saat itu saya janjian dengan para mommies pukul 11 siang. Karena saya cuma butuh 5 menit ke tekape, akhirnya saya berangkat dari rumah pukul 11.05.  
Sampai di tekape, wuah ternyata sudah banyak yang hadir disana. Saya yang paling akhir datangnya. Beberapa diantaranya juga sudah pesan dan antri makanan. Situasi siang itu masih relatif sepi dari pengunjung.
Waktu menunjukkan pukul 12.00. Tepatnya saat jam makan siang tiba. Saat itu situasi sudah mulai ramai. Kebanyakan yang datang kesini itu anak-anak abege yang baru pulang sekolah, ada beberapa orang kantoran (saya tau karena mereka pakaiannya rapih dan menggunakan kemeja batik), lalu bisa juga jamnya ibu-ibu galau, galau yang bingung mau kemana jam-jam segitu. Termasuk saya qeqeqe…
Karena saya keasikan ngobrol, saya jadi lupa mau memesan makanan 😉 Karena saya lihat antrian di kasir cuma 2 orang, yowis saya langsung saja menuju kasir sambil membawa brosur promo yang tadi saat masuk resto ini dibagikan. Lumayan nih promonya, 50% for selected menu, hari gini akhir bulan, belum dapat jatah bulanan dari suami, penting banget buat makanan yang promo kan? 🙂 Lagian saya juga gak berani pesan makanan banyak yang macem-macem. Karena ini adalah kali pertama saya datang ke resto ini. Jadi saya mau berpikir dan memesan menu amannya aja deh.

Saat itu saya memesan Mexican Rice Bowl yang harganya cuma IDR 20.455 didiskon menjadi cuma IDR 10.228 saja. Cukup hemat kan? Lhaa kan jadi ibu rumah tangga itu kan katanya kudu cerdas finansial? Kalau yang kayak promo gini ya dimanfaatkanlaah. Lha wong saya juga penjual online pasti maunya para pembeli memanfaatkan momen promo ya toh? 🙂

Nah, karena saya gak tau itu menu apa, cuma keliatan nasi di dalam mangkok aja, akhirnya saya tanya..
Saya : Mba, ini menu apaan sih si mexican ini?
Mba nya : ini mexican rice bowl, ayam katsu diatasnya, juga ada taburan keju (kalau gak salah dia menjelaskan seperti itulah ya)
Saya : Ohh gitu.. (dalam hati saya tahu pasti ini porsinya imut banget. Tapi gapapalah, saya juga gak berani pesen menu yang lain..)
Saya : Ya udah deh kalo gitu, mexican rice bowl nya 1 ya.
Untuk totalnya adalah IDR 21.200. Saya membayar dengan uang 50ribuan. Which is kembaliannya seharusnya IDR 28.800 dong? Bener kan? Nah, akhirnya setelah transaksi saya hanya dikembalikan uang IDR 28.500. 300 peraknya gak ada. Lalu saya tanya dong..
Saya : Mba, ini kan kembalian saya IDR 28.800 kan?
Mba nya : Iya betul.
Saya : Kalau betul, kenapa saya hanya dikembalikan 28.500? Kurang 300 peraknya dong????
Mba nya : (Sambil senyum cengengesan dia bilang) Maaf 300 nya boleh disumbangkan gak?
Saya : (Saya langsung bertanduk dong kepala saya) Hah? Disumbangkan? Gak.
Mba nya : Oh, iya disumbangkan ya?
Saya : Gak. Saya bilang gak (sambil saya peragakan geleng-geleng kepala)
Mba nya : Jadi disumbangkan ya?
Saya : SAYA BILANG GAK DISUMBANGKAN!!! Denger gak mba? Paham gak?! 
Saat itu suara saya sengaja dikeraskan, sengaja supaya semua orang tahu kasus yang saya alami. 
Mba nya : Ohh.. gak disumbangkan ya? Bentar ya (sambil gelagapan nyari uang 300 peraknya)
Sambil kasak kusuk dengan temannya SPG cowo di belakangnya meminta uang 300 perak saya. Si temannya itu sambil melayani kostumer antrian sebelah saya memperagakan geleng-geleng kepala. Alias itu pertanda di cash register (meja kasir) nya dia tidak ada recehan.
Saat itu nyari uang 300 perak agak sedikit menyita waktu. Akhirnya karena kelamaan, mba nya itu membuka cash register lainnya dan memberikan saya uang 500 perak. Sambil berkata kepada temannya di belakang. Saya cuma dengar samar-samar aja.
Mba nya : eh ini gimana kalau gak ada gini?? Mba nya mau minta kembalian 300 nya nih! Gak mau disumbangkan! 
Temannya : yaudah
Mba nya : ini kalau kita kasih 500 gapapa kali ya? Nanti tinggal kita hitung-hitungan di belakang.
Temannya : yaudah.
Temannya ini gak banyak bicara karena dia sudah melihat raut wajah saya yang sudah sangat tidak friendly lagi. Akhirnya karena saya memendam kekesalan luar biasa, akhirnya saya bicara dengan si mbanya ini.
Saya : Mba, lain kali kalau memang mau disumbangkan, tolong bilang dong! Jangan main nodong kayak gini! Saya merasa dirugikan tau gak?! 
(Sengaja suara saya keraskan agar ibu-ibu di belakang saya mendengar apa yang saya permasalahkan).
Mba nya : Oh iya mba. Maaf ya. Nanti makanannya diantar ya mba. (Sambil menyerahkan nomor antrian kepada saya).
Saya : Iya!
Mba nya : Iya nanti makanannya segera diantar ya mba (seraya memberikan nampan kepada saya mengibaratkan seolah-olah saya segera duduk sajaaa. Jangan kelamaan disini. Ganggu banget!) Tapi saya berusaha cuek aja.
Maaf? Thats it! Semudah itu minta maaf. 
Kasus ‘sumbangan terpaksa’ ini sudah seperti modus nampaknya. Bukan cuma sekali ini saja saya mengalaminya. Di tiap supermarket kecil, besar, restoran besar sekalipun saya semua pernah diperlakukan seperti ini.  Para pelayan selalu meminta secara halus dan memaksa saya untuk merelakan uang kembalian yang hanya 100 atau 300 perak saja. Padahal jika itu dikumpulkan dari 1000 orang sudah berapa yang mereka dapatkan? Lalu, apakah mereka akan menginformasikan uang yang mereka anggap recehan ini disumbangkan kemana, begitu?? Gaklah! Tidak ada satupun informasi di meja kasir yang menjelaskan uang kembalian anda akan kami sumbangkan ke XXXX misalnya.
Masalah disumbangkan kemana, atau misalnya ini adalah program charity mereka ya gak masalah buat saya. Yang saya permasalahkan adalah cara mereka meminta uang sumbangan kepada saya dengan sangat tidak manner sama sekali!
Hanya sedikit saja orang-orang yang mau teliti dengan uang kembaliannya lalu mengecek ulang rupiah demi rupiah uang kembaliannya. Saya termasuk orang yang sangat teliti. 100 perak saja saya hitung. Karena apa? Jika si penjual kurang 100 perakpun apakah mereka mau merelakan? Tentu tidak kan? Nahhhh begitu juga dengan saya. 
Saya selalu berusaha teliti karena berkat pengajaran mama saya. Beliau selalu mengingatkan kepada saya tanya dahulu harga makananmu sebelum membeli dan selalu hitung kembali uang kembalian yang kita terima.
Pernah suatu waktu saya teliti mengecek dan menghitung dengan seksama uang kembali dengan nilai yang tertera pada bon. Ada ibu-ibu atau bapak-bapak yang melihat saya dengan sangat sinis dan memicingkan mata. Segitu hinanya kah saya bila saya menghitung receh demi receh uang kembalian yang saya terima kah? Saya rasa tidak! Itu hak saya. Saya hanya berusaha teliti. Thats it.
Jadi friends, saya menghimbau untuk selalu teliti setiap uang kembalian yang kamu terima. Hitung kembali dan cocokan dengan bill yang tertera. Jangan percaya dengan bill yang mereka berikan. Coba keluarkan extra waktumu sebentar untuk sekedar crosscheck. 
Semoga menjadi bahan kewaspadaan untuk kita semua. 
Tags: No tags

21 Responses

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *