Saya nah gak irian sama yang duet and pasangan. Nah, makanya di malam tahun baru tahun ini saya sengaja merencanakan something special.
Tahun pertama bertiga |
30 Desember 2014
Sebelumnya, jauh-jauh hari dari 6 bulan sebelumnya, kami sudah berencana untuk bepergian keluar kota, tepatnya ke Singapore. Yes, kalau rencana ini jadi, berarti ini kali pertama juga kami sekeluarga keluar negeri. Aku merasakan naik pesawat yeay! *Noraknya muncul, biarin aja* :)) Tapi, karena sesuatu dan lain hal, ditambah Baby Narend juga belum bisa jalan, kami membatalkan rencana keluar negri ini 🙁 Planning kedua, kami berencana untuk keluar kota, yaitu Jogja dan Solo. Sekalian pulang kampung. Lagi-lagi karena sesuatu dan lain hal, ditambah budgetnya juga lagi minim banget, denger kabar tiket kereta juga habis dari 2 minggu sebelumnya, terpaksa kami mengcancel lagi rencana itu 🙁
Di waktu 1 minggu sebelumnya saya jadi berputar akal. Akhirnya destination yang kami pilih adalah (lagi-lagi) Bandung. Dan kali ini tempat yang kami pilih adalah Hotel Promenade Bandung. Kami memesannya melalui agoda.
So, malam harinya saya membereskan pendingan kerjaan rumah and packing baju pribadi beserta barang-barang Narend sampe jam 11 malam saking antusiasnya 🙂
31 Desember 2014
Yeaayyy kita berangkaaat taun baruaan!
Pagi-pagi banget jam 6 pagi saya udah bangun. Kita berencana berangkat jam 7 pagi. At least jam 8 for lately.
Ohiya, saya ingat, tarikan mobil sudah beberapa minggu terakhir sudah berat. Saya takut terjadi apa-apa di jalan. Akhirnya saya memutuskan untuk service tune up terlebih dulu ke bengkel terdekat. Saat itu jam menunjukkan pukul 9 pagi. Yah, gagal berangkat jam 8 pagi deh, pikirku dalam hati 🙁 yang berangkat service mobil saat itu adalah suami. Saya masih siap-siap beres-beres barang di rumah.
Jam 11 siang, tiba-tiba saya mendapat kabar dari suami. Bahwa service tune up sudah selesai, yeaay! Tiba-tiba saat mau pulang, tiba-tiba saya mendapat kabar tidak sedap dari suami, mobil di starter gak mau nyala sama sekali! Alamakjaaang. Cobaan apalagi ini? 🙁
Coba konsultasi dengan orang bengkel sudah 1 jam gak juga menjadi solusi. Ohiya, saat itu bengkel untuk service tune upnya adalah bengkel umum, bukan bengkel resmi. Hyundai. Akhirnya suami memutuskan untuk menelpon LKH (Layanan Emergency untuk Hyundai).
Setelah konsultasi dan cek sana-sini, akhirnya ditemukan sumber masalahnya. Yaitu terjadi konsleting di bagian noken sensor. Merembet kemana-mana 🙁 ganti fuel pump, ganti sekring gara-ganti 3x putus terus, ganti noken sendor. Total-totalnya saya harus membayar 1.2juta rupiah siang itu. Yang tadinya saya rencana tune up, cuma membayar 200-300ribuan. Yaah resiko mobil tua beginilah… ada ajaaa masalahnya :(((
Rasanya saya mendengar berita itu dari suami, pengen teriak aja! Tapi gak mungkin. Yang harusnya berangkat dengan sukacita, akhirnya jadi kepikiran, gede banget ya pengeluaran tadi? 🙁 sambil lillahi taala, bahwa yakin aja bakal diganti sama Allah.
Selesai dengan urusan bengkel itu suami langsung pulang ke rumah. Tiba di rumah jam 3 sore. Sedari siang saya sudah full make up, sudah siap. Sementara setelah ashar saya baru mau berangkat. Kalau aja kita belum pesan hotel, kami akan memutuskan batal merayakan tahun baruan di bandunglah.
Antara bersyukur dan gak hepi juga karena ke bengkel. Ya bersyukur kami jadi tahu masalah mobilnya dimana. Coba kalau belum di service, bisa-bisa mati di jalan bahaya juga 🙁
Sementara, gak hepi juga dompet ini. Bener-bener seperti disambar petir rasanya 🙁
Alhamdulillah jalanan menuju Bandung sangat bersahabat dengan kami. Narend-pun tidur saat dalam perjalanan. Jadi gak cukup cranky juga anaknya. Setidaknya saya bisa beristirahat sejenak saat dia tidur.
Narend Berangkat |
Perjalanan kami cuma 2 jam menuju Bandung. Keluar tol Pasteur juga gak macet sama sekali. Malahan lengang. Kami langsung menuju hotel tempat kami reserved. Alhamdullah bisa ngelempengin kaki 🙂
Sampai di hotel saat itu pukul 18.30 WIB. Saat maghrib tiba. Gak terasa juga. Baru kali ini kami tiba di Bandung saat malam hari. Selesai check in, mandi, istirahat sebentar, kemudian kami turun ke bawah untuk makan malam. Yup, kami booked hotel disini, ternyata sudah 1 paket dapat makan malam untuk 2 orang. Wah, lumayan nih pikirku, jadi kita bisa menghemat waktu, hemat biaya juga 🙂
Hotel Promenade ini ternyata juga ada paket Malam Tahun Baru disini. Biayanya IDR 200000 per kepala. Cuma kami memutuskan untuk tidak ikut acara Malam Tahun Baruan disini. Terlalu bising untuk Narend. So, kami berencana menghabiskan di Cihampelas Walk saja. Kami makan malam jam 8 malam.
Wah, saat kami makan malam, acara New Years Eve sudah mulai. Nampaknya Narend terlalu capek selama perjalanan. Jadi, selama kami makan malam saat itu, Narend tertidur dengan pulasnyaa 😀 Yang biasanya bising sedikit langsung bangun, ini mau sebising dan seberisik apapun, dia gak kan bangun. Itu berarti dia capek luar biasa. Kasian…
Oya, cerita Hotel Promenade ini akan aku ceritakan terpisah ya. Oke, selesai makan malam, sekitar 30 menit, kami langsung naik ke kamar. Karena kami tidak nyaman kamar yang diberikan ke kami, kami complain untuk minta ganti kamar. Saat itu semua kamar kebetulan sudah full booked. Tapi kalau kami tidak ganti kamar, jujur saja kami sangat tidak nyaman atas fasilitas di kamar ini. Lampu tidur mati dua-duanya. Lampu kamar utama nyalanya redup dan remang-remang. Wifi tidak ada sama sekali ke kamar. Dinding kamar retak. Duh, bener-bener bikin gak nyaman rasanya. Kalau saja keadaan ini saya hadapi di kamar sendiri sih gapapa. Tapi kan saya bayar mahal hampir sejuta untuk kamar superior ini 🙁
Kami berniat pindah kamar karena sudah berulang-ulang telpon ke reseptionis untuk minta dibetulkan lampu kamar kami yang mati, tapi dari tehnisinya yang sudah dua kali bolak balik gak kunjung selesai juga 🙁 Jujur saja saya merasa terganggu. Karena kami sudah capek karena permasalahan mobil tadi pagi, perjalanan jauh, sementara mendapati kamar seperti itu 🙁
Setelah nego, akhirnya kami bisa juga pindah kamar. Kami bisa pindah kamar ke level Deluxe (finally). Deluxe itu satu tingkat diatas Superior. Sama-sama twin (1 bed). Tapi di kamar ini juga ada kelemahannya, agak sempit, dan tidak ada lemarinya. Yasudahlah tidak apa-apa pikir kami. Yang penting kami bisa tidur nyenyak dan bisa membedakan kamar hotel dan kamar pribadi lah.
Ohya, sebelum kami pindah ke kamar deluxe ini, waktu kami ditawarkan awal yaitu kamar family. Karena memang cuma itu yang sedang available. Kamarnya lebih luas, lebih terang, lebih dingin, pokok’e semuanya lebih baguslah. Level family lebih tinggi diatas deluxe.
Tapi setelah pindah kamar, kami diberikan kamar deluxe. Mau marah rasanya! Kenapa dibohongi sih 🙁 Akhirnya karena kepalang tanggung, kamipun sudah harus bersiap-siap acara malam tahun baru, akhirnya saya meng-IYA-kan saja tawaran di kamar sisa ini 🙁
Dengan segala permasalahan dan kondisi saat itu, rasanya saya benar-benar mau pindah hotel saja rasanya 🙁 Tapi rasanya sudah tidak mungkin. Andaikan bisa memilih, saya dan suami ingin memutuskan tidak jadi malam tahun baruan di Bandung, lebih baik kami memilih hotel di Jakarta saja yang dekat dengan lokasi fireworks dan on the spot saja 🙁 Tapi, nasi sudah jadi bubur 🙁
Saya nangis senangis-nangisnya dalam hati. Sudah keluar uang banyak, tapi saya gak bahagia sama sekali :(((
Karena saya kelelahan, akhirnya saya tertidur. Saat itu jam sudah menunjukkan pukul 10 malam. Narend juga masih tertidur pulas. Pukul 11.30 malam, suami membangunkanku untuk berangkat menuju Cihampelas Walk. Lokasinya cuma beberapa langkah dari hotel tempat kami menginap. Tapi, sudah 1 jam saya tidak dapat dibangunkan, akhirnya jam 11.45 saya berhasil bangun. Dan kaget! Kaget mendapati kenapa saya ketiduran dan masih di kamar ini? 😀
Akhirnya, dengan kepala masih setengah sadar, terhuyung-huyung, akhirnya kami turun ke lobby bawah dan memutuskan untuk berjalan ke arah Ciwalk dengan terburu-buru. Para tamu hotel disana melihat kami dengan aneh. Karena kami buru-buru keluar terkesan ada sesuatu yang ditunggu. Yasudahlah, biarkan saja pikirku.
Setibanya kami di lobby bawah, ternyata Hotel Promenade ini sedang menunggu detik-detik pergantian tahun. Dan itu ramainya luar biasa. Tiupan terompet dimana-mana. Musiknya super duper keras. Teriakan hore-hore para pengunjung. Dan lalu lintas di sepanjang hotel yang pada membunyikan terompet. Amazingnya Narend belum juga bangun.
Saat ingin menuju ke arah Ciwalk, angin malam saat itu sangat tidak bersahabat. Saya khawatir jika perjalanan saya lanjutkan, Narend bisa-bisa masuk angin. Akhirnya saya memutuskan tahun baruan di depan hotel ini.
Kebayang anehnya. Kami malam tahun baruan di pinggir jalan, depan lobby hotel, tanpa atribut terompet atau topi, sementara para pengunjung lainnya sudah dibagikan atribut sejak 1 jam lalu. Ohmaigat! Ini malam tahun baru yang tergagal deh seumur hidup. Sangat menyebalkaaaan 😀
Untuk mendamaikan hati, akhirnya saya ber-selfie ria bersama suami saat itu.
Selesai counting down New Years Eve 2015, akhirnya kami kembali ke hotel untuk beristirahat.
1 Desember 2015
Hari pertama di 2015, dan hari pertama kami juga di Bandung. Kami mendapat sarapan pagi untuk 2 orang. Kami mulai sarapan pagi pukul 08.00, setelah kami mandi dan sedikit berberes-beres.
Di tengah-tengah sarapan pagi, saya mendapati ada 1 keluarga (hanya anak-anaknya saja sekitar 4orang), tidak ada orangtuanya, menempati meja di belakang kami. Disitu tertulis bahwa ruangan tersebut adalah No Smoking. Saya sudah memberi sign dengan mengibas-ngibaskan tangan saya karena saya terganggu oleh baunya asap rokok! Tapi ke-empat pemuda tersebut gak kunjung sadar. Saya pribadi karena pernah mengidap penyakit asma, sangat terganggu dengan asap rokok. Kok saya makan disini seperti halnya makan di warteg sih banyak asap rokok? (ngedumel dalam hati).
Karena saya tidak betah, kemudian saya berdiri untuk mencari udara segar. Jujur saja saat itu saya jadi tidak bisa bernafas lega 🙁 Kasihan juga kan Narend? Apa mereka gak mikir dengan logika ya di dekat mereka ada bayi?!
Akhirnya saya mendekati tulisan No Smoking tersebut. Perlahan salah satu pelayan mendekati saya dan Narend. Dan menyarankan untuk kami pindah lokasi meja yang jauh dari paparan asap rokok. Dalam hati saya, Kenapa saya yang harus pindah?? Sementara disini semua sama ruangannya? Semua pasti terkena asap rokok? Akhirnya dengan suara lancang dan agak keras, saya bersuara “Disini bukannya rangan No Smoking kan ya?! Kenapa
Dan keesokan harinya, selesai sarapan pagi, tanpa berlama-lama akhirnya kami segera check out dari hotel ini.
Pelajaran buat kami, next time untuk new year’s eve mungkin harus dipikirkan terlebih dahulu untuk lokasinya dan segala persiapannya. Kalau sudah oke, batik dari sisi transportasi dan lokasi penginapan, barulah kita bisa berangkat. Kami juga salah kenapa gak berusaha tanya-tanya ke hotel ini, tentang fasilitas disini. Ini menjadi pembelajaran kami. For next time, kita akan lebih detail lagi supaya gak ada kekesalan di hati.