Test%2BPack%2BII.jpg

Being a Happy Mommy

Menjadi seorang ibu adalah dambaan setiap wanita. Saat saya menikah, cita-cita saya cuma 1, yaitu menjadi seorang ibu yang bisa mengurus suami, dan ingin sekali mempunyai anak yang lucu. 

Saya menikah tahun 2008. Tapi kami baru dikaruniai momongan setelah 3 tahun pernikahan kami. Yaitu pada tahun 2011. Bahagiaaa deh rasanya, saat mengetahui 1 garis di test pack yang saya pakai waktu itu. Saya ingat betul waktu itu ceritanya cuma iseng aja memakai test pack. Dan itu juga test pack yang seharga 7000 rupiah saja. Namanya juga iseng. Walaupun sedikit berharap sih. 
Bahagianya saat mengetahui 2 garis disini
Setelah 3 tahun pernikahan? Setelah 3 tahun penantian? Itu rasanya luar biasa loh! Saya bahagia luar biasa. Akhirnyaa saya bisa membuktikan kepada saudara, teman, dan siapapun orang terdekat saya, bahwa saya hamil, yeay! 
Tapi kebahagiaan itu hanya bisa saya rasakan selama 8.5 bulan saja. Elysia Adenan, demikian nama anakku dipanggil yang Maha Kuasa sejak dia berada dalam kandungan 🙁 Mendengar kabar Elysia tidak ada saat kami control di ruang dokter itu rasanya seperti disambar petir di siang hari. Mau menolak tapi takdir sudah terjadi. Perih, ingin marah, kesal, dan segala perasaan ini bercampur menjadi satu. 
Saat saya hamil Elysia 5 bulan
Saya percaya bahwa dalam hidup ini tidak ada yang sia-sia. Baik atau buruk kejadian yang menimpamu, semua sudah direncanakan oleh yang Maha Kuasa. Kata orang, saya dan suami harus merelakan kepergian Elysia. 
Sebulan, 2 bulan, 6 bulan, dan bahkan hampir 1 tahun kami berhasil merelakan Elysia dengan ikhlas. Kami terus mengafirmasi diri kami dengan pikiran-pikiran positif. 
Tuhan masih sayang kepada kami. Alhamdulillah tepat di tahun 2013, tepat 1 tahun setelah kepergian Elysia, saya dikaruniai anak kembali. Dan ia kami beri nama Narendra Havian. Berasal dari 3 suku kata yaitu Narendra Hanan Avian. Narendra, yang berarti anak yang diharapkan menjadi pemimpin yang sholeh. Hanan, yaitu keberuntungan. Dan Avian, berarti tenang. Jika digabungkan menjadi, pemimpin yang mempunyai sifat tenang serta membawa keberuntungan. Dan itu juga yang menjadi harapan dan doa kami untuk Narend. 
Saat saya hamil Narend usia 5 bulan
Waaah bahagia itu kurasakan kembali! Alhamdulillah. Ohya, saat sebelum hamil Narend, saya bertekad penuh untuk bisa melahirkan normal dan IMD. Selama 9 bulan saya terus berdoa dan membekali diri dengan semua pengetahuan seputar persalinan normal dan ASI. 
Alhamdulillah lagi, saya bisa melahirkan normal tanpa kendala. Prosesnya hanya memakan waktu 1 hari. Walaupun itu dengan proses induksi. Duh, jangan ditanya deh sakitnya bagaimana. Ya, memang sakit. Namanya juga melahirkan. Tapi setelah melihat bayi mungil di hadapan saya, dan alhamdulillah lagi saya sukses IMD, rasa sakit itu tercover dengan rasa bahagia yang tidak bisa terbayarkan oleh apapun.
Narend usia 7 bulan
Usaha saya bisa melahirkan normal juga tidak lepas dari senam hamil dan juga doa. Makanya sampai sekarang kalau saya melihat ada ibu-ibu yang sedang hamil itu rasanya saya terbawa aura bahagia. Saya cuma bisa mendoakan untuk ibu-ibu yang sedang hamil dari jauh, walaupun saya gak kenal, supaya lahirannya lancar, dan tanpa kendala apapun. Jangan abaikan peran doa. Saya pernah didoakan oleh ibu-ibu penjual nasi uduk di pagi hari, waktu saya hamil Elysia. Kami juga bertemu secara tidak sengaja. Saya ingat betul waktu itu saya bertemu ibu tersebut, saat saya sedang berjalan-jalan pagi, untuk melancarkan proses melahirkan. Karena saya lapar, saya mampirlah ke warung ibu tersebut. Tahu saya hamil, dan ditanya berapa bulan, perut saya langsung disentuh dan didoakan. 
Mommies, bagaimana perasaanmu kalau perutmu disentuh sama orang yang baru saya dikenal? Saya sih bahagia pastinya. Karena saya didoakan. 
Menjadi ibu itu sangat-sangat penuh warna. Akhirnya saya sekarang resmi menjadi seorang ibu.

3 Responses

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *