Anak tidak bisa membedakan mana yang bermain, belajar ataupun bekerja. Baginya adalah semua sama, bermain 🙂 Karena bermain adalah bagian dari kehidupan anak dan merupakan aktivitas yang sangat mempengaruhi tumbuh kembangnya. Baik secara fisik, kognitif dan sosial-emosional.
Saat ia bermain, anak dapat mengembangkan pola pikirnya, kemampuan fisiknya dengan cara bagaimana cara meraih mainannya, menggenggamnya, atau bahkan ada yang ingin merasakan melalui mulutnya, seperti anak saya, Baby Narend. Usia 8 bulan baginya sekarang ini adalah ia mempelajari banyak hal, dan semua ia rasakan melalui mulutnya 🙂
Mba Vera menjelaskan macam permainan di Fisher-Price |
Anak juga dapat melatih koordinasi mata dan tangan saat bermain mencocokkan bentuk. Saat bermain si anak terdorong untuk memperhatikan mainannya, merasakan tekstur mainannya, mendengarkan bunyi-bunyiannya melalui panca inderanya. Untuk yang mulai belajar berjalan,bisa dilatih dengan mainan yang bisa didorong-dorong atau juga ditarik.
Anak juga bisa belajar tentang dunia sekitarnya, juga melalui mainan. Misalnya mengenal binatang atau suaranya. Selain melalui mainan, saya juga memperkenalkan suara binatang melalui pengamatan langsung. Misalnya, setiap pagi, saat berjemur, saya memperkenalkan binatang-binatang peliharaan kepada si Baby Narend di sekitar area rumah. Dia sangat excited sekali, apalagi kalau sudah ketemu yang namanya ‘kucing’ 😀
Melalui mainan ternyata juga bisa kita mengenalkan suara-suara binatang kepada anak kita. Misalnya muncul suara atau bentuk tertentu setelah dia menekan atau memutar tombol pada mainannya. Dan biasanya anak itu hepi banget :D. Dengan cara seperti itu ia dapat melatih daya ingatnya dengan belajar mengingat lagu-lagu yang ia dengar dari mainannya. Selain itu anak juga bisa mengembangkan imajinasinya dan kreativitasnya dalam bermain. Misalnya, membayangkan menjadi pengemudi saat mendorong mainannya, atau saat kain telepon mainan.
Mba Vera sang psikolog pernah bilang, waktu saya menghadiri acara mommy blogger with fisher price lalu, nanti saat si anak usianya sudah 3 tahun, dia juga akan butuh waktu ‘me time’ untuk si anak. Nanti ia akan berbicara sendiri dengan mainannya. Membayangkan dan berimajinasi seakan-akan mainan itu adalah temannya. Nah, kita sebagai orangtua, jangan pernah menganggap hal tersebut aneh ya :D.Malahan kita sebagai orangtua harus support dan ajak ia untuk mengobrol juga. Ikut bermain bersamanya. Tapi adakalanya si anak tidak mau kita sebagai orangtuanya ikutan bermain lho 🙂
Dalam bermain, tidak ada salah atau benar. Anak merasa aman untuk menjadi dirinya sendiri sehingga terbentuk konsep diri yang positif yang mendasari munculnya kepercayaan diri. Ditambah lagi, misalnya si anak bisa menyelesaikan suatu permainan, menyusun permainannya sendiri sampai berhasil. Kita sebagai orangtua, harus memberikan reward kepada anak kita. Supaya anak kita tahu, bahwa jika ia bisa meraih sesuatu (achieve), ia akan mendapat pujian/reward. Dan ini sudah saya praktekkan ke Baby Narend sejak ia berusia 3 bulan. Kedengarannya simple ya, tapi efeknya ini sampai ia dewasa. Bahwa ia merasa dihargai 🙂
Sebaliknya, saat si anak gagal saat bermain, disini si anak juga belajar mengendalikan dan mengatasi emosi yang muncul. Pastinya dengan bimbingan orangtua ya. Menurut Freud dan Erikson – pakar perkembangan anak, bermain membantu anak mengatasi kecemasan dan konflik karena ketika bermain anak melepaskan ketegangan, mengolah rasa frustasu dan mengatasi masalah dalam kehidupannya.
Untuk mengembangkan pribadi yang sosial, kita bisa mengajak anak kita bermain bersama anak-anak lain. Agar ia bisa belajar berbagi dengan yang lain. Misalnya, kita bisa ajak anak kita ke playground di mall, di sekitar rumah, atau bisa juga kita bisa mengundang anak tetangga datang ke rumah untuk bermain bersama. Sayangnya, tetangga di rumah (yang saya huni sekarang), sudah tidak ada lagi yang mempunyai anak seumuran Baby Narend, so saya harus mengajaknya saat arisan mommy bekasi, yang masih punya anak usia balita, batita ataupun masih baby 🙂
Nanti saat Baby Narend sudah bisa berjalan, saya juga berencana untuk mengajaknya bermain di playground di tempat umum. Saya ingin sekali Baby Narend menjadi anak yang mempunyai rasa sosial yang tinggi terhadap sesamanya 🙂
Melalui bermain, anak belajar bagaimana berinteraksi dengan orang lain dan menyelesaikan konflik sederhana (misalnya saat berebutan mainan) 🙂
Saat acara mommy blogger with fisher-price lalu, juga ada sesi workshopnya lho. Anak diajak menuju ruang bermain, dan mencobakan mainan fisher-price yang ada disana. Wah beruntung saat itu saya bisa mengajak Baby Narend yang mau diajak kerjasama 🙂
Tapi sayang, saat itu Narend agak sedikit ngantuk, jadinya dia tidak terlalu antusias bermain 🙂
Mba Vera sedang menjelaskan cara bermain dari suatu permainan |
Mba Vera sedang menjelaskan mana mainan yang tepat untuk sesuai usia anak |
Selain menyenangkan, bermain juga diharapkan dapat memberikan stimulasi yang tepat yang dibutuhkan anak sesuai dengan usianya. Jadi selain harus menyenangkan, bermain juga semestinya membawa manfaat edukasi. Disinilah peran kita sebagai orangtua untuk meningkatkan kualitas bermain anak. Ada 3 hal penting yang harus kita perhatikan :
1. Menyempatkan diri untuk menjadi teman bermain anak.
Selain merekatkan hubungan dengan anak, orangtuapun dapat memberikan stimulasi-stimulasi yang berguna ketika sedang bermain dengan anak.
2. Memilih mainan yang tepat, yang sesuai dengan usia perkembangan anak.
Misalnya saat anak kita sedang belajar berjalan, kita dapat memilih mainan yang dapat ditarik atau didorong, Jadi merangsang anak kita untuk berjalan.
3. Memilih mainan yang dapat mengembangkan banyak aspek perkembangan anak.
Misalnya mainan yang dapat didorong bisa mengembangkan kemampuan fisik atau motorik (berjalan) anak. Sekaligus juga mengembangkan kemampuan kognitif dengan belajar tentang warna/tekstur/bentuk dari aksesoris yang ada pada mainan yang sama.
So, bagaimana pendapat kamu tentang dunia bermain dan belajar anak? Bagi saya, sebagai orangtua baru, sangat mendukung penuh tumbuh kembang si Baby Narend melalui aktivitas bermain. So, saya hampir 90% waktu saya, menyempatkan diri untuk bermain bersamanya. Oleh karena itu saya lebih memilih bekerja sebagai full entrepreneur dan menjadi ibu rumah tangga, agar saya bisa mengawasi tumbuh kembang anak saya secara optimal 🙂
Tapi memang adakalanya jika saya tidak sempat saat weekdays karena kesibukan saya yang begitu padat, saat weekend, saya khususkan waktu saya (bersama sang suami) untuk berjalan-jalan, bermain bersamanya.
So, untuk mendukung tumbuh kembangnya, saya juga mengaplikasikan Play IQ dari Fisher-Price untuk memilih mainan yang cocok untuk seusianya. Alhamdulillah waktu datang ke acara mommy blogger with fisher-price lalu, saya mendapat goodie bags yang berisikan mainan untuk Baby Narend. Wah, langsung aja saya berikan untuknya. Dia sangat excited!
Hasil Pencapaian dan Pilihan Mainan yang Tepat untuk seusia Narend |
So, sekarang udah tahu kan, pentingnya bermain? Buat para bunda yang ingin mengoptimalkan tumbuh kembang anak melalui mainan yang tepat, yuk langsung aja cuzz ke aplikasinya. Gampang kok, tinggal masukkan tanggal lahir si anak. Langsung muncul berapa usia anak kita sekarang serta analisisnya. Ini aplikasi yang penting banget untuk supporting tumbuh kembang anak kita, melalui Play IQ by Fisher-Price.
senangnya NAredn punyamainanbaru nih
Iyaaa. Dia seneng bangeet. Mainan itu dimainin terus 😀
Makasih udah mampir mak Lidya 🙂