Seyogyanya ibu yang mempunyai balita yang baru berusia 5 bulan, pastinya gak akan mau melewatkan momen-momen penting bersama si kecil. Rasanya gak pengen jauh-jauh. Gak terkecuali saya, Baby Narend di usianya saat ini, yang justru membutuhkan banyak perhatian dari saya, ternyata banyak momen-momen penting yang terpaksa saya abaikan.
Kok diabaikan?? Kenapa??
Baru beberapa hari ini, pembantu rumah tangga yang pulang pergi, sejak bulan puasa sampai dengan 2 minggu setelah lebaran, tanpa kabar akan balik ke Jakarta atau tidak. Terpaksa saya harus kerja mati-matian dibantu sang suami tercinta (Thanks Daddy!) untuk berbagi tugas.
Pagi hari sampai dengan siang hari, adalah waktu ter-hectic untuk saya. Jangankan pegang hape, bahkan mandi saja yang biasanya jam 8 pagi, terpaksa saya baru bisa mandi jam 12 siang.
Pembagian waktu yang teramat sangat ketat sejak tidak ada pembantu di rumah. Narend bangun paling pagi pukul 06.30. Dan biasanya saya masih terlelap dan biasanya Narend langsung membangunkan saya. Kemudian saya susui. Narend tidur lagi, kemudian bangun lagi pukul 08.00. Karena sinar matahari sudah naik, waktunya Narend dijemur. Beruntung saya punya suami yang mau dimintai bantuan untuk menjemur Narend. Itu kalau dia masuk siang. Kalo suami masuk pagi, biasanya saya minta bantuan kepada ibu mertua.
Selama Narend dijemur, biasanya 30 menit, saya memanfaatkan waktu untuk pumping. Selesai Narend dijemur, biasanya dia haus. Langsung dia minum ASIP yang tadi saya perah. Langsung deh saya beberes kamar tidur. Karena sebentar lagi Narend akan kembali ke kamar. Harus dilakukan paralel saat Narend diminumkan ASIP setelah dijemur.
Setelah urusan kamar selesai, saya lanjut urusan dapur. Karena saya harus menyiapkan makan pagi, makan siang, dan bekal makan malam suami.
Selama saya sibuk di dapur, suami membantu saya untuk memandikan Narend. Setelah urusan dapur selesai, barulah saya bisa mandi dan berbenah diri. Selama Narend mandi, saya memanfaatkan waktu untuk bisa pumping. Karena saya masih harus beraktivitas sampai sore hari. Walaupun saya sesibuk apapun, saya tetap menjaga konsistensi kedisiplinan saya untuk bisa pumping per 3 jam. Supaya stock ASIP saya melimpah. Karena konsumi ASI baby Narend sudah semakin banyak. Dan saya dikejar oleh waktu.
Hoaah.. perjuangan belum selesai! Sesaat sebelum suami berangkat, saya ritual belanja sayur. Biasanya kalau ada pembantu, saya belanjanya pagi hari. Tapi dikarenakan pagi hari saya sibuk, saya baru bisa belanja siang hari.
Selesai urusan belanja, saya lanjut urusan cuci mencuci baju. Lanjut ke gosok baju.
Selesai urusan baju, barulah saya bisa makan siang. Saya harus segera makan siang supaya saya bisa menyusui segera. Sengaja siang hari tidak saya tinggalkan ASIP. Karena di saat Narend minta menyusui, saya manfaatkan waktu saya sekaligus untuk beristirahat.
Siang hari tampaknya menjadi ritual saya setiap hari. Biasanya jika ada pembantu, siang hari waktunya bisa saya pakai untuk hal lain. Seperti menulis, atau mendesign. Toh kan waktu istirahat siang saya selama 2 jam. Dan Narend tidur selama 2 jam. Jadinya kan match kan? 🙂
Nah, di saat-saat hectic saya, ternyata saya banyak melewatkan momen-momen berharga dengan Baby Narend. Yang harusnya saya bisa meluangkan waktu menemaninya bermain, tapi tidak bisa saya lakukan hiks 🙁 Terkadang saat saya ingin bermain dengannya. Terlebih lagi minggu lalu saat saya menghadiri acara parenting club, bahwa saat-saat seusia Narend sekarang, sebaiknya didampingi saat dia bermain. Karena disanalah proses belajar tercipta.
Saya kesal, karena saya sempat kehilangan momen pertama kali Baby Narend bangun nungging (posisi push up). Bagaimana dia bisa mengangkat pantatnya. Cuma gara-gara saya terlalu sibuk dengan urusan rumah :(((
Andaikan ada jin pengabul doa dan keinginan, saya cuma ingin asisten atau pembantu rumah tangga. Supaya saya bisa meluangkan banyak waktu bersama anakku tercinta, Narend.