Penerbit : PT Bhuana Ilmu Populer
Penyunting : Mursyidah
Penyelaras akhir : Leo Paramadita G
Desain : Aditya Ramadita
Penata letak : Amanda M. T Castilani
Awalnya mau beli nanti aja saat budget buku bulan berikutnya sudah ada, akhirnya beli juga. Apalagi pas tau ini terbitan baru loh! 🙂
Awalnya cuma mau baca kata pengantar, yahh selembar dua lembar, lama-lama karena gak sabar jadi meneruskan baca buku ini sampai halaman ke tengah. Rela menghabiskan waktu tidur saya, separuh malam
Saya cuma bisa membaca ini saat Baby Narend tertidur. Dengan mata 5 watt, sambil menunggu suami mau sahur, selesai memasak untuk makanan sahur, saya menanfaatkan untuk baca buku ini.
Ada beberapa kalimat-kalimat yang menggugah saya ingin beli buku ini
“Sejak melahirkan Keisya, hidup saya berubah total”
(Pengen banget bilang, aaahhhh iyaaa PAKE banget! Yang awalnya bisa banyak waktu untuk me time, sekarang bahkan me time itu sendiri hampir tidak ada)
“Siapa bilang ibu rumah tangga kerjanya hanya leyeh-leyeh memainkan remote TV? Faktanya adalah, baru 5 menit duduk manis di depan TV, tangis Keisya sudah terdengar di dalam kamar”
(Agghh….kalo aja aku kesampaian ada yang bilang seperti ini, pengen tak jitak aja deh kepalanya :))
“Nikmati partisipasi ayah dalam mengurus si kecil. Ini akan menjadi suatu kenangan yang berharga”
(Alhamdulillah suamiku selalu menjadi partner yang baik untuk baby Narend. Tapi terkadang kesabaranku sudah hampir sekarat, karena Narend terkadang suka gak tau sikon kalo tiba-tiba nangis. Mana nangisnya makin kenceng lagi, huh! Sebaliknya sang suami memegang pekerjaan lain. Akibatnya akunya jadi snewen dan jadi marah-marah) 🙂
Buku ini emang bener-bener menceritakan seorang praktisi. Apa yang sudah dialami oleh si penulis, atau bahkan para ibu atau para ayah yang diluar sana. Gak luput satu pasangan muda manapun, pasti akan ngalemin masa-masa Baby Blueslah, pasca syndrome depresion, stress, dan sebagainya.
Ahhh… membaca buku ini, saya jadi merasa gak sendirian. Merasa seperti ‘Hey….ini temanmu lho!”
Ternyata ya, apa yang saya dan suami rasakan, itu akan dirasakan juga oleh pasangan lain. Saya hampir berpikir, saya itu aneh, dan mau-maunya diperhatikan terus. Padahal mah emang sekarang perhatian kami semua tertuju untuk Baby Narend.
Tapiii… apakah aku complain? Yaaa tentu aja nggak. Semua kami lakukan memang dengan cinta dan penuh ikhlas. Namanya juga masih bayi, yah kudu diurusinlah! 🙂
Buku ini juga menguraikan beberapa peristiwa berbagai tahap milestone perkembangan anak. Mulai dari newborn sampai balita. Mulai bagaimana menanggapi saat anak sakit, demam, rewel dsb.
Buku ini penting banget buat yang mommies wanna be, atau mommies yang merasa butuh dukungan atau masukkan pengalaman untuk memperkaya pengetahuan kita.
Biasanya orang akan lebih tertarik membaca testimoni, opini ataupun pengalaman yang dialaminya. Ketimbang membaca teori yang super duper lengkapnya. Di buku ini memang benar seperti kejadian alami pada umumnya.
Buku ini juga mengajarkan bagaimana kita sebagai orangtua harus berlaku jujur kepada anak kita. Sehingga anak kita pun bisa melakukan hal yang sama juga kepada kita.
Ohya, yang terpenting, buku ini juga nengajarkan bagaimana menyampaikan pendidikan tentang seks kepada anak. Yang justru masalah ini menjadi hal yang tabu untuk dibicarakan kepada anak. Tapi justru di buku inilah kita diajarkan bahwa pendidikan seks justru harus diberikan sejak dini, sejak dia masih balita lho.
Tapi sayang, kekurangan buku ini adalah :
– layout tulisannya, saya kurang suka. Jadi bikin mata cepat lelah.
– nggak berwarna. Tapi kalau berwarna harganya gak ekonomis lagi ya bukunya 🙂 eh iya, ini kan bukan buku travel ya yang butuh foto-foto berwarna? Qiqiqi…. 🙂
But overall isinya bagus dan penyampaian si penulis mudah dicerna.
Gak salah ya pepatah mengatakan
Pengalaman adalah Guru Terbaik
So, jangan pernah takut menjadi orangtua ya.
Dan selamat menikmati menjadi orangtua 🙂
Thanks reviewnya, Oline! Masukan berharga buatku. Tapi beneran, ada lho yang bilang ke aku kalau ibu rumah tangga pekerjaannya seperti di atas hehe.