![]() |
Me and baby Narend di depan ruang baby sebelum pulang kerumah 🙂 – Doc: Pribadi |
Selama aku hamil, berbagai info tentang kehamilan aku lahap abis. Hampir setiap minggu, bahkan 3 hari sekali, agendaku selalu dipenuhi dengan acara komunitas mommies hamil. Aku tidak mau melewatkan 1 event sekalipun. Mulai rajin mendatangi seminar, ikut kelas, ikut prenatal yoga, prenatal dance, browsing, bertanya dengan dokter sampai detail, sampai menyediakan alat doppler untuk mengecek detak jantung baby yang masih dalam kandungan setiap saat. Bahkan sampai suamiku bingung kenapa aku jadi mendadak sibuk melebihi kegiatannya ke kantor saat aku hamil 😀 Semua aku lakukan guna untuk sosialisasi sesama ibu hamil, memiliki komunitas baru dalam hal dunia parenting, serta mempersiapkan diri untuk menjadi ibu baru.
Ini semua kulakukan karena tidak ada orang yang menjadi panutan kami, yang bisa mengajari kami banyak hal tentang merawat bayi. Mau nanya orangtua dan mertua? Ahhh boro-boro…gak bakal mungkin. Mereka sudah lupa semuanya. Aku hanya bisa bertanya dan mencari tahu (mandiri) melalui forum dan komunitas sesama ibu hamil dan menyusui serta melalui dokter.
![]() |
Your smile is our sunshine 🙂 – Doc: Pribadi |
Mommies setuju gak kalau “Menjadi ibu adalah suatu proses. Yang tidak bisa dipelajari hanya dalam 1 malam saja.” yang setuju, yuk tunjuk tangan 🙂 Bagi mommies yang gak setuju, coba buka video dibawah dan siapin tissu ya 🙂 yang setuju, nonton juga video dibawah 🙂
Setiap ibu pasti akan sedih bila melihat kulit bayi kesayangannya mengalami alergi. Waktu baby Narend terkena alergi, saya sempat panik dan bingung, apalagi yang harus saya lakukan? Sepertinya sesuai teori saya sudah melakukan semua. Pada dasarnya saya anti dengan namanya obat-obatan. Sebisa mungkin saya usahakan pengobatan secara alami.
Waktu kulit Baby Narend mengalami iritasi, saya sempat berkonsultasi dengan adik saya (dia lebih dulu melahirkan daripada saya, pastinya akan lebih mengetahui penanganan pertama). Ya, baby Narend sempat mengalami iritasi kulit terutama pada bagian-bagian lipatan siku (kaki dan tangan). Dan itu berlangsung hampir 3 minggu lamanya. Saya juga tidak bisa langsung berkonsultasi dengan dokter. Karena kejadiannya sesaat setelah saya pulang berobat dari dokter. Masa sih untuk seperti ini saya harus ke dokter lagi? (pikir saya demikian).
Akhirnya setelah saya berkonsultasi dengan adik saya, hal tersimple yang disarankan adalah :
1. Basuhlah bagian pipi dan mulut secara berkala
Membasuh pipi setelah menyusui adalah tindakan wajib. Karena ASI yang membekas akan membuat masalah kulit eksim susu.
2. Menyeka bagian lipatan tangan dan kaki sesaat setelah bayi berkeringat dengan air hangat
Jika kita terlalu lama menyeka atau membasuhnya, akibatnya kulit halusnya menjadi iritasi dan memerah. Karena baby Narend pernah mengalami itu. Karena saya takut iritasinya semakin melebar dan parah, akhirnya setiap baby Narend berkeringat, saya selalu rajin membasuhnya dengan air hangat.
3. Mengganti bajunya secara berkala
Ini yang terpenting. Dulu saya suka anggap enteng point no.3 ini. Saya pikir ‘yahh.. sudahlah.. nanti saja mengganti bajunya. Toh nanti sore kan dia sekalian mandi?’ Eeeh… ternyata pemikiran begitu gak boleh lho. Baju yang basah dan berkeringat yang menempel pada kulitnya akan membuat iritasi. Namanya juga masih bayi, pastinya kulitnya masih sensitif kan 🙂 Sejak saat itu karena saya tahu ‘baju basah’ bisa menyebabkan iritasi, saya jadi rajin menggantinya secara berkala. Apalagi ditambah saya perbanyak baca-baca dan browsing mengenai hal ini, ternyata bayi itu bisa mengganti baju lima kali dalam sehari lho 🙂 *banyak ya* 🙂 Ditambah dengan terkena pupnya, pipisnya, atau basah karena keringat.
Bayi itu seiring bertambahnya umur aan selalu banyak geraknya. Mengakibatkan pasti akan sering-sering ganti baju. Sering-sering juga nyuci baju 🙂 Kudu siap asisten rumah tangga yang siap sedia untuk membantu pekerjaan rumah tangga 🙂
4. Rajin mengganti popok
Saya pikir semakin tebal popok, semakin banyak daya serapnya. Saya pikir semakin mahal harga popoknya, semakin baik kualitasnya. Ahh ternyata pemikiran saya tersebut salah! Sekali lagi saya bilang, beruntung banget saya bisa hadir ke acara blogger gathering lalu. Pampers berhasil mematahkan pemahaman saya yang salah itu. Justru yang benar adalah ‘semakin tipis lapisan popoknya akan jadi lebih baik’. Karena jika lapisan popok semakin tebal, akibatnya akan membuat kaki si bayi jadi tidak nyaman. Mengakibatkan perubahan pada cara berjalannya. Seperti ada yang mengganjal gitu loh 🙂
Justru yang kita perhatikan saat memilih dan membeli popok adalah :
1. Lembut
Lihat, apakah permukaan popoknya lembut atau tidak? Biasanya di supermarket kan suka ada free sample yang bisa kita pegang dan rasakan. Popok yang baik adalah bila permukaannya lembut seperti kapas.
2. Permukaan Berongga Udara
Popok yang baik adalah popok yang mempunyai rongga udara di dalamnya. Sehingga memungkinkan kulit bayi bisa bernafas dan ada pertukaran udara di dalamnya.
3. Aloe Vera
Memiliki kandungan Aloe Vera guna untuk melindungi kulit bayi dari masalah iritasi kulit.
4. Pas dan Nyaman
Popok itu harus pas dan nyaman dengan bayi. Pakailah popok sesuai dengan berat badannya. Misalnya terlalu kecil ukurannya (kadang-kadang ini terjadi pada ibu-ibu yang terlanjur beli popok harga promo nih, trus masih sisa stocknya, hihii…) Nah, ini verbodent banget! Kalau sudah tidak muat jangan dipaksakan lagi ya, kasihan 🙂 Bisa kasih ke tetangga atau saudara atau teman yang masih punya baby.
Saya punya pengalaman pribadi nih soal popok. Maklum seperti yang saya infokan diatas, rata-rata kan ibu-ibu suka nyoba-nyoba memaksa memakaikan popok-nya ke babynya, padahal gak muat. Nah, saya lakukan hal itu ke baby Narend. Baby Narend BBnya sudah mencapai 5 kg, tapi saya pakaikan yang untuk bayi berusia 3 kg 😀 Akibatnya kulitnya jadi ruam deh hikss.. Sejak saat itu saya memakaikan popok yang sesuai dengan ukurannya.
Jadi ruam popok bukan semata-mata karena produk popoknya yang jelek. Tapi juga cara pemakaiannya yang salah juga bisa jadi penyebab ruam itu sendiri.
5. Kering 12 jam
Semua mommies pasti mengetahui kalau kulit bayi harus kering, terbebas dari rasa basah, dan lembab. Kenapa 12 jam? karena saat malam pasti mommies pernah mengalami yang namanya bayi terbangun, waktu dicek ternyata popoknya basah, kerena itulah, kita harus memilih popok yang tahan sampai 12 jam supaya bayi terlelap dari tidurnya.
Mungkin anda bertanya-tanya, ada gak sih popok yang mencakup 5 kriteria itu ?
Dan kabar menyenangkan buat semua. Popok yang bisa meng-akomodir 5 in 1 faktor diatas cuma Pampers. Dengan generasi 5 in 1 ini bertujuan untuk menciptakan generasi baru (5 stars generation).
babynya yang suka hunting promo seperti sayah :D, usahakan tahu berat
badan babynya sekarang berapa. Disesuaikan dengan pemakaian 1 hari
berapa pieces. Kalau mau stock untuk persediaan, belilah 1 tingkat
ukuran diatasnya. Jadi amankan size 🙂
Ohya, tipsnya lagi, jangan suka memakaikan popok terlalu kencang. Selain
bisa membekas pada lipatan pahanya, rekatan yang terlalu kencang itu
bisa menyebabkan ruam juga. Tapi juga tidak boleh terlalu longgar
pemakaiannya. Bisa-bisa pup dan pipisnya kemana-mana deh 😀
Selamat ya Mbak sdh dikaruniai dan diberi kepercayaan oleh Allah SWT memiliki momongan… Cakepnya baby Narend…. semoga dia tumbuh menjadi anak yang baik yang membanggakan kedua orangtuanya…
wah Narend lucu bangeeeeet,,, gemeees
eh yang ini yg menang sopo mak?
*toel narend :*
subhanallah banget ya mbak jadi ibu itu…smoga yang belum menjadi ibu disegerakan hihihih aamiin ^^
btw foto sblm pulang ayuuu bgt, ceraaah 🙂