Pagi itu terpaksa saya meninggalkan baby Narend di rumah. Saya mempersiapkan ASIP dulu beserta peralatan mandi untuk dititipkan kepada pengasuhnya. Akibatnya saya hadir disana terlambat 1 jam. Walaupun suasana traffic saat itu alhamdulillah ramai lancar. Cukup 1 jam perjalanan. Sampai di lokasi acarapun sudah dimulai.
Penampakan Pad@28 Cafe & Bistro – Doc: Pribadi |
Foto dulu ya sebelum masuk 🙂 – Doc: Pribadi |
Parkiran nampak penuh saat itu. Yah, karena saya datangnya telat, terpaksa saya parkir di samping gedung cafe ini. Untungnya security memberikan cone oranye di belakang dan depan samping mobil saya, jadi gak terlalu kawatir bakal tersenggol mobil yang lewat.
Saat memasuki ruangan, suasana kehangatan ditawarkan di cafe ini. Dengan penerangan yang cukup temaram, pasti bakalan betah buat yang ingin sekedar melepas lelah atau hang out di weekend ini. Sebelumnya saya cukup penasaran, kenapa namanya agak sedikit aneh di telinga saya “Pad@28“? Wah, setelah saya googling ternyata Pad@28 adalah singkatan ketiga nama pemiliknya (Patrick, Ananda Siregar, David Hilman), sedangkan angka 28 adalah nomor alamat dari resto ini. Sebenarnya pengen banget menghabiskan pagi saya dengan segelas kopi disana. Tapi kan saya mau menghadiri talkshow. Wah, akhirnya niat ini kutunda dan mungkin bisa kunikmati setelah acara selesai.
Suasana Interior yang keren 🙂 – Doc: Pribadi |
Saya suka banget dekorasi toiletnya 🙂
Interior toiletnya kereen.. – Doc: Pribadi |
Acara Blogger Gathering ini ada di lantai 3. Dari luar tidak tampak bahwa cafe ini berlantai 3 lho. Saya pikir malah hanya 1 lantai. Designnya unik and cozy banget deh pokoknya. Sofa dimana-mana. Sebelum masuk ke ruangan lantai 3, ada pintu kaca disana. Wah, hampir aja saya nabrak, saya pikir gak ada pintunya. Oalaah, ternyata kaca geser 😀
Sebelum talkshow, registrasi dulu ya 🙂 – Doc: Pribadi |
Lokasi acaranya ada di lantai 3, follow me – Doc: Pribadi |
Ada cerita sendiri dibalik dresscode :D. Ceritanya H-4 saya ngubek2 lemari untuk mempersiapkan dresscode. Wah ternyata saya punya 2 buah baju atasan (blouse) berwarna senada dengan turquoise. Tapi sayangnya bukan untuk menyusui hiks..Saya belinya pada saat saya hamil. Saya berencana ingin membeli baju via online saja. (Karena saat jadi busui seperti sekarang saya jadi suka dan rajin belanja online karena atas dasar kepraktisan waktu dan cost).
Wah tapi karena waktu tidak mencukupi, (seperti biasa, agak ribet juga karena di rumah tidak ada ART), akhirnya saya putuskan langsung beli saja saat H-1 di salah satu mall. Alhamdulillah dapat nih dresscode turquoise untuk busui. Jadi ceritanya baju yang kemarin dipakai itu baru hahahaa….:))
Lantai 3 penuh sesak, saya saja hampir tidak kebagian kursi loh – Doc: Pribadi |
Talkshow bersama dr Rini dimulai – Doc: Pribadi |
Pada dasarnya kulit bayi, anak serta orang dewasa itu berbeda. Pada bayi, organ tubuh belum berfungsi sempurna. Pada anak, organ tubuh sudah berfungsi. Sedangkan pada dewasa organ tubuh sudah berfungsi normal. Organ-organ di dalam tubuh seperti kepala, tangan, mata, kaki dan terutama kulit. Oleh sebab itu bayi masih memiliki tingkat sensitivitas yang tinggi.
Untuk anak yang berusia 18 tahun ternyata masih tergolong “anak-anak”. Alias masih di bawah pengawasan orangtua. Dr. Rini bilang, “Jadi, kalau mau menikahkan anak kita harus diatas umur 19 tahun ya” 🙂
Dr. Rini memaparkan sekilas tentang organ kulit, struktur serta fungsi kulit manusia. Diantaranya yaitu berfungsi sebagai proteksi, penyerapan dan ekskresi.
Kulit bayi memiliki struktur yang lebih tipis, lebih rentan terhadap infeksi, iritasi dan alergi, secara struktural juga kulit bayi belum berfungsi optimal serta perlu perawatan khusus. Ternyata ada sebagian bayi yang terlahir ke dunia tidak memiliki kulit terutama pada bagian perutnya. (Aaahh…. sangat mendengarkan pernyataan ini saya langsung merasa bersyukur saya dianugerahi anak yang sehat serta lengkap organ tubuhnya)
Melindungi kulit bayi yang baru lahir merupakan perhatian utama dari 58,02% ibu di Indonesia. Dr. Rini mengatakan, “Kalau lihat anak kita sakit apalagi kalau punya masalah dengan kulit, kalo bisa kita aja deh yang sakit. Jangan baby kita. Rasanya gak tega ya lihat bayi kita sakit dan gak nyaman dengan kulit yang iritasi” Ahhhhh.. bener bangett! Saya sempet kebingungan dulu waktu Baby Narend ngalamin iritasi kulit. Tiap hari garuk-garuk terus, kasihan lihatnya. Dianya sih gapapa, sayanya aja yang nangis dan panik liatnya 🙂 Cerita tentang Baby Narend kulitnya mengalami saya pernah sharing disini.
Pada bayi, bagian kulit terluar (epidermis) 20-30% lebih tipis dibandingkan dengan orang dewasa. Penetrasi dari luar juga lebih mudah karena pertahanan di permukaan kulit belum sempurna.
Pada bayi, kulit mudah terpapar infeksi, karena mekanisme proteksi kulit belum sempurna terbentuk. Sistem imun juga belum berkembang sempurna. Produksi keringat juga masih sedikit.
Pada kulit bayi mengandung kadar lipid yang tinggi sehingga memudahkan iritan melewati kulit. Lalu bila ada friksi (gesekan) bahan dari luar akan memudahkan terjadinya iritasi kulit. Friksi bisa terjadi antara pakaian, kulit, diapers, dll.
Itulah sebabnya, hujan dan mendung adalah musuh utama bagi mommies yang mau menjemur babynya pagi-pagi untuk imunitas. Setiap ibu pasti punya permasalahan masing-masing tentang perawatan kulit si kecil terutama masalah kulit yang sensitif.
Kulit bayi memiliki sensor tubuh yang berbeda. Dan kita harus pintar-pintar melakukan pengecekan. Kulit itu berfungsi sebagai sensori dan pengaturan suhu tubuh.
Faktanya, kalau si kecil panas, mommies pasti akan mengecek dahi terlebih dahulu. Padahal kan yang panas badannya, bukan kepalanya kan? 🙂 Iyaaa, masuk akal juga nih pernyataan Dr. Rini. Kenapa juga ya kita gak langsung mengecek badannya, panas atau gaknya :)) Nah, Dr. Rini menyarankan jika hal itu terjadi langsung saja mengecek badan si kecil dengan menggunakan termometer badan. Hasilnya pun lebih akurat.
Pada periode janin akhir (usia kehamilan 20 minggu sampai lahir), kulit mulai berfungsi dan berkembang sebagai barrier pelindung. Walaupun bayi cukup lahir dengan barrier kulit yang utuh, kulit mereka masih berkembang hingga tahun pertama kehidupan. Setelah berumur 20 minggu kulitnya baru berfungsi normal.
Kulit bayi setelah Lahir
Setelah lahir, komposisi bakteri komensal yang berada pada permukaan kulit berbeda dari dewasa dan melanjutkan perubahan dalam tahun pertama kehidupan.
Menggunakan perawatan kulit yang sesuai dan terbukti secara ilmiah merupakan salah satu cara untuk memberikan kesempatan kepada kulit melanjutkan perkembangannya dalam tahun pertama kehidupan.
Komponen air pada lapisan Stratum Korneum harus dipertahankan untuk menjaga keutuhan struktur dan fungsi dari lapisan ini.
Karena kulit bayi sangat sensitif, lingkungan menjadi sangat berpengaruh tempat bayi berada. Sesuatu yang sebenarnya tidak berefek pada kulit dewasa, justru pada kulit bayi bisa mempunyai efek yang besar.
Baju, handuk, selimut juga merupakan bahan-bahan yang selalu bersentuhan dengan kulit bayi. Oleh sebab itu disarankan untuk mengganti atau mencuci handuk atau selimut yang dipakai secara berkala.
Apa aja sih yang termasuk kosmetik bayi itu? Bayi emangnya punya kosmetik juga ya? 🙂
Setiap produk bayi bisa dipakaikan kepada orang dewasa. Tapi tidak berlaku sebaliknya. Produk dewasa tidak bisa dipakaikan kepada bayi. Karena bayi memiliki kulit yang sensitif, dan kita disarankan untuk berhati-hati saat menggunakan kosmetik bayi.
Yang dinamakan kosmetik bayi bukanlah seperti alat kecantikan pada orang dewasa. Tapi seperti, minyak telon, bedak, hair lotion, bath cream, diaper cream, body lotion dan sebagainya.
Kelainan kulitnya yaitu kulit berbintil-bintil kemerahan disertai dengan gatal-gatal. Berlangsung lama (kronik), kulit menjadi kering, bersisik, luka-luka atau menebal dan menjadi kehitaman. Ahhh jadi inget deh, waktu bulan lalu Baby Narend mengalami ini. Kulitnya menjadi merah dan kering. Tapi gak sampai kehitaman sih. Dan dia selalu menggaruk-garuk badannya 🙁
Daerah yang terkena biasanya kedua pipi, lekuk siku atau lekuk lutut. Dermatitis Atopik ini ternyata bisa menimbulkan frustasi baik bagi penderita, orangtua maupun dokter. Penyebab penyakit ini belum diketahui pasti apa penyebabnya. Biasanya terdapat faktor alergi keturunan dalam keluarga atau pasien. Orangtua yang mempunyai masalah kulit kronis, 80% bayinya akan mewarisi penyakit kulitnya juga. Contohnya seperti alergi. Alergi merupakan penyakit keturunan.
Kelainan kulit juga dapat terjadi karena alergi, seperti alergi terhadap makanan (susu sapi, telur ayam, ikan laut, kacang-kacangan dll) bisa seperti makanan dairy food. Atau juga terhadap debu, serbuk sari dan bulu binatang. Hmmm.. waspada ya bagi mommies yang mempunyai binatang peliharaannya di rumah 🙂
Ciri-ciri kelainan Dermatitis Atopik bagaimana? Kulit cenderung kering, mudah gatal dan lebih peka terhadap barang iritan, pakaian kasar, berenda, wol atau sintetis.Serta cuaca yang terlalu ekstrim.
Untuk mengobatinya, hindarilah bahan iritan dan faktor pencetus iritasi. Mengatasi rasa gatal dan kekeringan kulit.
Tips untuk anak penderita Dermatitis Atopik
1. Usahakan mandi dengan menggunakan sabun dengan pH netral dan mengandung pelembab. Dan hindarilah pembersih antibakterial
2. Mandi dengan air hangat 1-2x sehari dan tidak boleh lebih dari 10 menit setiap kalinya. Dan jangan menggosok terlalu kuat. Karena jika terlalu sering dan lama mandinya, bisa menyebabkan kulit bayi kering.
3. Kulit harus selalu terjaga kelembabannya, dengan mengoleskan krim pelembab setelah mandi. Karena kulit bayi harus selalu dalam keadaan lembab.
4. Khusus buat pakaian yang baru beli, sebelum dikenakan hendaknya dicuci terlebih dahulu guna membersihkan zat formaldehid atau bahan kimia tambahan yang terkandung di dalamnya.
5. Mencuci pakaian dengan detergen harus dibilas dengan baik dan bersih.
6. Jangan memakai pakaian yang terlalu ketat, kotor, ataupun terlalu tebal. Lebih baik gunakan dari bahan katun.
7. Hindari makanan yang dicurigai sebagai pencetus alergi dan lakukan diet sesuai dengan arahan dokter.
8. Setiap selesai berenang harus segera mandi untuk membilas sisa klorin.
9. Pada bayi penting diperhatikan kebersihan daerah popok.
Ruam popok
Ruam Popok adalah musuh utama bagi newborn. Daerah yang paling sering terjadi ruam adalah pada bagian muka, lipatan siku dan lutut. Solusi umumnya yaitu sering-seringlah cek diapersnya, apakah basah atau tidak. Lalu basuh dengan air hangat.
Consumer Research dilakukan dengan berdiskusi dengan mommies selaku pengguna popok pampers. Menurut survey sebanyak 81,67% dari ibu di Indonesia mendeskripsikan kehamilannya sebagai momen yang membahagiakan. Dan sebanyak 85,5% menurut survey dari 700 ibu di Indonesia khawatir anaknya kena ruam popok. Itu artinya ruam popok paling sering dialami oleh sebagian ibu-ibu pada bayinya. Entah karena pemakaian yang terlalu ketat, lupa mengganti karena pemakaian seharian, akibatnya jadi iritasi lalu menjadi ruam popok.
Gimana sih memelihara kulit bayi?
Buat ibu yang sudah mempunyai anak lebih dari 1 hal ini pasti pada tahu semua, namun bagi ibu baru, mengurus newborn adalah hal yang sulit, apalagi untuk mengurus kulitnya, nah ini nih cara untuk mengurus kulit bayi versi saya 🙂
2. Membersihkan area rambut.
3. Ganti popok atau baju pada saat yang tepat.
4. Suhu air disesuaikan dengan umur anak. Kalau ada yang mau memandikan dengan air dingin, boleh saja. Asalkan disesuaikan dengan umur si anak.
5. Menggunakan sabun bayi yang lunak.
6. Gunakan shampoo khusus bayi
7. Keringkan badan.
Tips penggunaan popok pada Ruam Popok
Bahagianya Narend bila popoknya nyaman 🙂 – Doc: Pribadi |
5 Stars Skin Protection
Oh ya. Acara ini juga ada lomba blognya lho, dan hadiahnya gak tanggung-tanggung, sebuah iPad 4 🙂 Gimana ngiler tau hadiahnya? 🙂 Buat yang mau ikutan lomba blognya, berlangsung mulai tanggal 21 Juni – 11 Juli 2014. Untuk info lengkapnya buka linknya disini.
Hadiah lomba blognya iPad 4, kerennnn 🙂 – Doc: Pribadi |
Menu makan siang hari ini
Yummy kan? 🙂 – Doc: Pribadi |
Add caption |
Seriously, my lunch was very-very good. Terima kasih ya 🙂
Gemes liat ada photo booth langsung selfie deh 🙂
|
Say Cheeseee 🙂 – Doc: Pribadi |
Thanks for a guide book 🙂 – Doc: Pribadi |
Akhir kata terima kasih kepada Mommies Daily dan Pampers yang mengadakan acara yang sangat keren ini. Walau pulang disambut dengan hujan deras dan lebat, buat aku acara ini sungguh sangat bermanfaat. Saya jadi tahu arti penting merawat kesehatan kulit pada bayi. Apalagi kan saya sedang punya bayi berusia 4 bulan, jadi gak sabar menunggu undangan berikutnya 🙂
^_^
senang ya bu bisa dapat undangan lagi, karna akan menambah banyak ilmu tentang bagaimana cara yang baik merawat anak batita
Haaai Maks Oline…seneng sekali ya bisa datang dan menapatkan informasi mengenai penanganan kulit bayi yang sangat sensitif. Baby Narend pasti nyaman menggunakan pampers…
tulisannya komplit, mak. Sarat ilmu. Trima kasih ya:)
Terima kasih sudah berkunjung ya mak Erlina 🙂
Haeee mak Astin. Seneng bgt! Bisa nambah ilmu plus sekaligus kopdaran 🙂 thanks for coming!
Yesss…betul 😉
Thanks for coming! 🙂