Menurut survey dari @WOWFakta mengatakan bahwa “1 dari 4 ayah jaman sekarang menggunakan Tablet atau Gadget untuk bermain dengan anak mereka agar mereka lebih dekat”.
Pernah melihat kalau sedang jalan-jalan ke mal, ada anak usia 2-3 tahun membawa Acer Iconia Tablet ? Mereka sudah sangat ahli menggunakan Tablet untuk bermain game, mereka sudah bisa paham tombol pada Tablet mana untuk bermain, pause, lompat. Sekilas mungkin terlihat seru dan lucu yah, tapi hati-hati loh jangan sampai malah si kecil bermain game terus.
Ada gak survei mengenai usia awal anak menggunakan gadget ?
Tentunya ada, penelitian yang diadakan di London oleh USwitch.com yang mewawancarai 571 orang tua dengan anak dibawah usia 16 tahun mendapatkan data yang sangat mengkhawatirkan, bahwa :
– 2 juta anak dibawah umur 8 tahun telah memiliki tablet
– 1 dari 3 anak mulai menggunakan smartphone ketika berumur 3 tahun
– 1 dari 10 anak menikmati asiknya gadget dalam usia yang lebih muda yaitu 2 tahun
Dari situlah timbul kekawatiran bahwa orang tua mulai kehilangan kontrol akan apa yang dilihat, ditonton dan dimainkan anak melalui gadget yang dipergunakan.
Lalu apakah kita harus melarang si kecil menggunakan gadget ?
Tentunya tidak, dengan melarang si kecil menggunakan gadget hanya akan meredam permasalahan sebentar, dan malah nanti akan memperburuk permasalahan jika kita sebagai orang tua tidak bisa mendidik anak tentang positive gadget.
Punya anak cerdas dan juga aktif pasti menjadi dambaan semua orangtua. Tapi belajar sambil bermain, hal multitasking seperti ini tidak semua bisa dilakukan oleh semua orangtua lho. Terkadang ada anak yang hanya mau belajar saja, atau bermain saja.
Sekarang kan jamannya serba modern, serba gadget, anak juga pasti maunya bermain via gadget. Namanya juga sekarang sudah masuk generasi Z. Kita sebagai orangtua pasti khawatir, kalau anak kita bermain gadget, kapan belajarnya? Ya kaan.. 🙂
Terus solusinya apa ?
Pastinya kita sebagai orangtua bisa mengajarkan bagaimana manfaat dan sisi positif teknologi serta bisa memperkenalkan kepada anak dengan gadget sejak dini. Namun hal itu tidak cukup, kita harus memiliki asisten pribadi yang memantau anak saat memanfaatkan teknologi.
Karena berhubungan dengan teknologi, tentu saya bertanya kepada mbah Google, keyword yang saya gunakan adalah”aplikasi untuk membuat anak cerdas“, dan nomor 1 mendapatkan aplikasi “Anak Cerdas”
Awalnya agak ragu untuk mendownload. Pasalnya saya punya anak masih batita, dan saya pikir kayaknya belum saatnya deh saya pakai aplikasi ini. Tapi setelah coba diunduh (download), ternyata aplikasi ini okeh banget untuk bekal anak saya nanti jika sudah sekolah. Anak bisa bermain sekaligus sambil belajar melalui gadget.
Search Anak Cerdas di Play Store |
Kategori Edukasi |
Kategori Permainan |
Kategori Buku Cerita |
Dari sisi tampilan warna sangat ramah. Full colour. Membuat si anak betah berlama-lama dengan aplikasi ini.
Setelah mencoba aplikasi Anak Cerdas selama 1 bulan, menurut saya, aplikasi Anak Cerdas itu …
- Mengurangi kekawatiran saya sebagai orang tua, jika sebelumnya si kecil menggunakan tablet hanya untuk bermain game, sekarang dengan opsi “Aktifkan Zona Anak”, kita sebagai orang tua bisa mengatur aplikasi dan game apa saja yang boleh digunakan oleh si kecil dan yang terpenting dengan memanfaatkan menu “Laporan Penggunaan”, kita bisa mengetahui perkembangan anak kita menggunakan email
- Tidak hanya menjadi teman bermain anak, namun juga menjadi teman belajar bagi si kecil
- Membuat anak lebih familiar dan mengerti tentang pelajaran di sekolah dengan lebih baik, karena pada dasarnya pada aplikasi ini, kita bisa mengatur level pertanyaan sesuai kelas di sekolah
- Bagi orang tua yang mau memperkenalkan teknologi kepada anak sejak dini, aplikasi Anak Cerdas sangat cocok dan yang terpenting mudah digunakan oleh orang tua dan si kecil
Walau sudah memakai aplikasi Anak Cerdas, si kecil maunya main game mulu, ada tipsnya ?
Mungkin hal ini belum dirasakan oleh bunda lain, namun ada saatnya walaupun kita sudah menginstall aplikasi Anak Cerdas, si kecil maunya main game di menu “Mari Bermain” dan tidak mau memilih “Latihan Yuk!”, dibawah ini adalah tips dari aku :
1. Selama 1 bulan pertama, jangan lepas si kecil untuk menggunakan aplikasi Anak Cerdas sendirian, coba dampingi si kecil, agar familiar dengan menu-menu yang ada di aplikasi Anak Cerdas
2. Usahakan untuk mulai bermain game terlebih dahulu di “Mari Bermain”, agar anak tidak merasa stress, jika anak sudah mulai enjoy, ajaklah bicara tentang pelajaran di sekolah dan mulai belajar di “Latihan Yuk!”
3. Saat mulai mengajarkan anak mengenai aplikasi Anak Cerdas, jangan lupa untuk men-setting alamat email, agar “Laporan Penggunaan” bisa dikirimkan ke email. Nah dari email ini, anda bisa mengecek aplikasi dan game yang sering digunakan oleh anak anda itu apa, serta score pelajaran di menu “Latihan Yuk!”, hal ini agar anda bisa mengenal si kecil lebih dekat
4. Jika si kecil menjadi addict dengan tablet, usahakan membatasi penggunaannya dalam sehari, untuk berapa jam-nya, anda yang mengetahui, sesuaikan dengan prilaku anak anda
5. Gunakan metode reward and punishment kepada si kecil dengan menggunakan “Laporan Penggunaan”, jadi jika si kecil terlalu sering bermain game, maka uang jajannya dipotong atau bahkan tabletnya di sita, namun jika score si kecil di aplikasi Anak Cerdas bagus, lalu prestasi di sekolah juga bagus cobalah untuk memberi hadiah akan prestasinya itu
6. Sering-seringlah memberikan pujian kepada si kecil saat mengerjakan soal latihan di “Latihan Yuk!” karena dengan memberikan kata-kata positif, si kecil akan termotivasi.
gak usah dilarang, tapi di dampingi aja mbak
ah iya mak. misua juga sering main gadget bareng si kecil
Lengkap, semoga sukses 🙂
komplit nih..yang penting tetap didampingi ya..