Menjadi wanita itu menyenangkan. I really-really enjoy it. Karena wanita itu bisa melakukan banyak hal dalam waktu bersamaan. Contohnya seperti saat artikel ini dibuat, aku dalam keadaan menemani anak bermain.
Tapi karena wanita adalah mahluk sosial yang serba multitasking, ternyata bisa lho 🙂
Dulu sih, waktu sebelum baby Narend lahir, aku meragukan diri sendiri, apakah bisa aku menulis di kala aku sedang repot-repotnya mengurus bayi sendirian tanla ART dan tanpa ada pengalaman apa-apa juga. Maksudnya gak ada yang bisa ditanya tentang perawatan bayi selain bidan di rumah sakit 🙂 Tapi nyatanya setelah 2 bulan aku jalani, aku bisa sambil menulis.
Caranya membagi waktunya bagaimana?
Pertama, biasanya aku menulis itu di saat menyusui dan si baby Narendnya tidur. Atau saat dia posisi idle alias tenang aja di kasur gitu, main sendiri gak ngapa-ngapain.
Kedua, aku biasanya kalau ada ide langsung kutulis secara garis besar melalui gadget. Masih agak sulit membagi waktu untuk menulis via laptop or desktop. Karena per 2 jam baby Narend bangun untuk disusui. Tapi sekarang sudah kucoba dan ternyata bisa walaupun lama waktunya. Jadi caranya seperti ini, kalau bangun dan mau disusui aku segera tutup laptop dan menyusui. Kalau dia tidur, aku langsung buka laptop kembali. Menyusui butuh waktu 1 jam biasanya. Tidur butuh waktu per 2 jam (rata-rata). Jadi aku hanya bisa menulis per 2 jam ditambah dengan pekerjaan rumah lainnya. Akupun masih belajar memaintain waktu dengan baik dan adil. Terutama untuk jam tidurku yang terkadang masih kurang 🙂
Dan aku menulis continue per 2 jam terus sampai artikelnya selesai. Yah jadi mungkin agak lama untuk sampai jadi 1 artikel. Apalagi kalau si baby Narendnya lagi rewel seharian 🙂 Sampai tiba waktunya suami pulang, aku tutup laptop kemudian lanjut menyambut suami pulang. Tapi ya bisa juga aku lakukan 🙂
Idenya darimana?
Biasanya karena aku masih baru punya baby, setiap perkembangannya aku tulis di blog maternityku. Yah, berharap sih bisa berbagi pengalaman untuk calon ibu muda lainnya 🙂
Selain itu, karena amunisi sebelum lahiran alias buku-buku pasca persalinan dan perawatan bayi banyak dibelikan oleh suami, biasanya setelah kubaca, kupraktekkan, lalu aku review di blog maternityku menggunakan bahasa sendiri. Secara tidak langsung pengalaman-pengalaman yang kutulis tersebut jadi pengetahuanku juga.
Selain melalui buku, biasanya ideku untuk menulis bisa dari menonton TV. Hampir setiap minggu aku dan suami mengunjungi toko buku. Dan pasti ada saja bacaan baru yang kami beli, entah itu novel, tabloid ataupun majalah.
Jangan menunda
Ini bagian yang paling sulit. Terkadang karena kesibukan, dan berpikir waktu masih panjang, masih ada hari esok, ujung-ujungnya jadi gak dikerjakan. Apalagi kalau artikel buat lomba :)) Biasanya kalau aku mau ikut lomba, aku langsung membuatnya menjadi draft (sesaat setelah aku mengetahui info lomba tersebut). Walaupun waktu masih panjang, keadaanku sekarang kan sudah berubah, sudah ada baby Narend. Otomatis waktu untuk menulis menjadi sangatlah langka dan berharga. Jadi diusahakan mencicil tulisan setiap ada kesempatan.
Konsisten
Yesss.. dari semua point diatas yang terpenting adalah konsistensi dalam menulis. Aku tahu bahasa dan tulisanku masih jauh dari sempurna. Pernah dengar pepatah kan ya, jika kamu berlatih 10000 jam maka kamu akan ahli di bidang itu. Yess, inilah yang sedang kuterapkan sekarang. Aku sedang berusaha untuk bisa menulis setiap hari.
Semoga apa yang ku sharing bisa bermanfaat bagi siapapun yang membaca tulisanku ini 🙂
Jadi ngebayangin kalau saya nikah nanti. 😀
Semoga selalu bisa bagi waktu untuk sharing di Blog ya, Mba. 🙂
bermanfaat banget mak, bisa aku contek