Tips Berinvestasi Reksadana

Pagi ini saya menyaksikan acara talkshow 811show di metrotv. Hari selasa biasa membahas tentang ‘dunia ekonomi’. Narasumber talkshow kali ini adalah Lisa soemarto – seorang Perencana keuangan, membahas tentang bagaimana kita berinvestasi di reksadana. 
Reksadana
Pada prinsipnya reksadana adalah salah satu bentuk investasi. Dalam bentuk saham ataupun obligasi. Kita kenal ada istilah tabungan dan deposito. Tabungan & deposito itu tidak masuk kategori investasi. Karena bisa dapat fix rate (bunganya tetap). Tidak seperti saham, atau obligasi, karena suku bunganya fluktuatif (tidak tetap)
Bunga tetap artinya setiap bulan besaran bunga yang didapat besarannya sama, yaitu 6-8% per tahun. 
Sedangkan reksadana itu campuran ada saham ataupun obligasi. Saham dan obligasi tidak ada yang suku bunganya tetap. Pasti fluktuatif. 
Reksadana itu terdiri dari efek2 (saham & obligasi).Jadi bisa diartikan reksadana adalah kumpulan dari saham & obligasi
Saham adalah tanda penyertaan modal pada perseroan terbatas seperti yang telah diketahui bahwa tujuan pemodal membeli saham untuk memperoleh penghasilan dari saham tersebut. Masyarakat pemodal itu dikategorikan sebagai investor dan speculator. 
Obligasi adalah kontrak keuangan atau surat hutang perusahaan. 
Macam2 reksadana (dari sifatnya) 
– reksadana pasar uang 
– reksadana pendapatan tetap 
– reksadana Campuran 
– reksadana saham 
Reksadana pasar uang contohnya adalah deposito, SBI, obligasi. Dan biasanya jangka waktunya dibawah 1 tahun. 
Reksadana pendapatan tetap contohnya adalah obligasi dan surat hutang 
Reksadana campuran contohnya adala obligasi dan saham 
Reksadana saham adalah saham murni 
Tingkatan reksadana menurut tingkat resiko : 
1. Reksadana saham 
Segala bentuk investasi jika resikonya tinggi (highr risk) akan memberikan return yang tinggi juga. Reksadana saham ini menduduki tingkat pertama. 
2. Reksadana Campuran 
Reksadana campuran terdiri dari saham dan obligasi 
3. Reksadana Pendapatan tetap 
Contohnya yaitu deposito atau tabungan 
4. Reksadana pasar uang 
Reksadana pasar uang : suku bunganya bisa atau masih lebih rendah daripada deposito/tabungan 
Pendapatan tetap : bukan berarti fix pendapatan. Tergantung obligasi. Tergantung kuponnya. Obligasi itu yang kita beli adalah berupa kupon. Berbanding terbalik dengan suku bunga. 
Maksudnya tetap itu adalah bunga yang didapat. Karena returnnya dari bunga yang 3 bulan, 6 bulan, dsb. 
Bagaimana tips untuk Investor pemula? 
Sebagai investor pemula, tips untuk berinvestasi aman yaitu pertama harus melihat profil resikonya terlebih dahulu. Bisa masuk reksadana yang mana saja. Lihat juga jangka waktu. Jenis reksadana yang mana yang sesuaikan dengan keuangan & kondisi kita. 
Reksadana Manakah yang paling aman?
Jika ingin berinvestasi aman, pilihlah yang resikonya rendah. Bisa dimulai dengan deposito. Deposito di tiap bank biasanya memberikan return 6-8% per tahunnya (fix). Untuk jangka waktunya ada yang per 3 bulan, 6 bulan sampai 1 tahun.
Pasar uang & pendapatan tetap termasuk dalam jangka pendek dan menengah, diatas 1 tahun (paling aman), ini juga aman untuk investor pemula.
Tidak disarankan berinvestasi untuk dibawah 1 tahun . Karena semua investasi baru bisa dinikmati returnnya ketika sudah berjalan 5 tahun. 
Lalu untuk reksadana pendapatan tetap, tujuan keuangannya biasanya untuk 3 tahun 
Untuk yang diatas 5 tahun itu adalah reksadana campuran / saham. 
Investasi awal
Ternyata, jika kita hanya mempunyai dana yang sedikit, kita tetep bisa kok berinvestasi . Cocok bagi pemula, jangka waktu kapanpun ada. Bisa dengan 100ribu – 200ribu bisa berinvestasi. Semakin cepat kita berinvestasi, return yang kita dapatkan juga semakin besar. 
Contoh kasus : jika kita berinvestasi masih di usia 20 tahun, akan lebih banyak bunga yang didapat daripada kita baru mulai berinvestasi di usia 30 tahun. Tentunya dengan memperhitungkan inflasi lho ya. 
Investasi itu bisa naik atau turun. Kita harus punya anggapan, bahwa Kalau investasi bisa turun, berarti nanti juga bisa naik. Itu sudah hukum ekonomi. Dan kita tidak bisa menghindari resiko. Tapi bisa kita minimalisasi. Atau kita sikapi. Yaitu dengan jangka waktu yang sesuai. 
Misalnya, kalau kita cuma bisa jangka pendek, jangan pilih yang reksadana saham untuk jangka waktu yang panjang. Karena nanti modalnya bisa jadi kegerus. 
Lalu juga mba Lisa menyarankan untuk memilih manager investasi yang baik, serta track record yang bagus. Caranya : membaca fund fax sheet (manager investasi), bisa searching di google. Atau bisa langsung datang ke kantor lembaga rencana keuangan atau dateng ke agen penjual (biasanya agen penjual ini adalah sebuah bank besar, biasanya ada informasi tentang manager investasi).
Untuk menjadi agen penjual reksa : harus punya ijin dari bank BI. 
Bagaimana dengan pencairan reksadana? 
Reksadana mudah untuk dicairkan. Kapanpun kita mau, bisa dicairkan. Setiap hari bursa (senin – jumat) jam 9-17, bisa dicairkan. Karena reksadana itu kita tidak perlu mencari pembelinya, siapa yang mau beli reksadana kita. Karena manager investasi wajib membeli kembali reksadana kita. Itu sudah hak investor, kapanpun mereka mau jual, bisa. 
Perlu diingat
Tidak semua saham itu liquid. Harus bisα memilih saham mana yang liquid. 
Saham itu untuk jangka panjang. 
Tugas dari manager investasi : bisa memanage saham kita, mana yang baik dibeli, atau dijual. Juga bisa sebagai penasehat para investor. 
Bagaimana dengan Perlindungan hukum? 

1. Untuk jadi pengelola keuangan : harus punya ijin dari pihak otoritas, seperti BI, dsb 
2. Harus transparan. Berapa uang yang masuk dari customer, berapa return yang didapat, dsb. 
3. Semua kegiatan investasi harus dilaporkan ke pihak otoritas 
Lebih untung mana reksadana atau deposito? 
Jawabannya : tergantung dari jangka waktu & return yang ingin kita dapatkan. 
Step awal yaitu perlu diketahui perbedaan 2 jenis bank. Bank custodian : bekerja sama dengan manager investasi dalam menyimpan & mengelola uang. 
Bank agen penjual : bisa beli reksa saham, bisα fund fax sheetnya. Tp tidak bisa mengelola uang. 
Jadi, yang kita perhatikan pd saat kita mau berinvestasi adalah kita bukan melihat ‘bank apa yang bagus untuk kita berinvestasi’, tapi siapa manager keuangan dibalik investasi kita. 
Tips untuk memilih manager investasi : 
1. Sudah berapa lama manager ini mengelola investasi 
2. Punya ijin atau tidak 
3. Lihat juga, kapan reksadana ini diterbitkan 
Bila lebih dari 3 tahun, kita bisa melihat dari track recordnya. Bisa lihat return yang diberikan. Karena sudah berjalan lebih dari 3 tahun, sudah terlihat returnnya. Semua ini ada di fund fax sheet. Atau biasanya ada di internet yang bisa kita download. Misalnya kita kurang memahami, kita bisa memilih reksadana pendapatan tetap (karena lebih aman) 
Deposito vs reksadana pasar uang 
Deposito : bunganya tetap dan pasti tiap bulan 
Reksa : bisa lebih kecil dari deposito. Atau returnnya bisa tidak sesuai dengan yang kita harapkan 
Sebelum mulai investasi, mba Lisa memberikan beberapa tips yaitu :
1. Punya dana untuk investasi. 
Anggaran apakah kita sudah benar. Dalam arti, untuk bulanan sudah terpenuhi. 
2. Cash flownya positif. 
Apakah kita mempunyai hutang? Atau jangan-jangan punya hutang konsumtif? Seperti kartu kredit yang bunganya 3% (cicilan). Itu harus dilunasi dulu. Akan sangat tidak logis jika kita punya hutang, sementara kita malah memaksakan diri untuk investasi. Bagaimana dengan KPR? KPR adalah bukan termasuk hutang konsumtif. Jadi KPR masih termasuk aman. 
3. Punya dana darurat 
Jangan sampai kita tidak punya dana darurat, kita jadi terpaksa mencairkan reksadana tapi belum waktunya, sehingga return yang kita dapatkan kecil, dan malah merugi. 
Sekian uraian talkshow tentang tips berinvestasi. semoga bisa bermanfaat ya untuk teman-teman semua. 
Source : 
“Buku meraih masa depan dengan reksadana by Lisa Soemartono”

One Response

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *