traveloka%2Bbus%2Bkramat%2Bjati.jpg

Jalan-Jalan Naik Bus Demi Pelajaran Mengarang Narend

Semenjak menjadi ibu dari 2 orang anak yang hebat, banyak hal yang bisa saya pelajari, mulai dari meningkatkan tingkat kesabaran, makin ahli membagi waktu sampai multitasking tingkat dewa. Untuk Rissa yang sekolah Baby Gym, alhamdulillah tidak ada PR dari sekolah, mungkin karena Rissa termasuk anak yang cepat tanggap dan mengerti untuk baby seumurannya. Namun berbeda dengan Narend, kali ini waktu datang mengantar ke sekolah (Narend saat ini masih kelas B, dan insyallah tahun ini masuk SD) kepala sekolahnya minta saya untuk stay dan bilang bahwa “Mama, untuk bidang lain seperti membaca, berhitung, ketrampilan sampai olahraga tidak ada masalah, namun sudah beberapa hari ini Narend untuk pelajaran mengarang, Narend beberapa kali tidak bisa menyelesaikan soal yang saya berikan, jadi saya minta mama Narend untuk bisa mengajak Narend untuk jalan-jalan lalu menceritakan selama perjalanan itu“. Jujur saja, saya kaget, karena selama ini saya belum pernah di komplen sama gurunya, karena Narend selalu sesuai dengan ekspektasi mereka.

Lalu saya mulai berdiskusi dengan suami, dan kami mengambil kesimpulan agar Narend bisa mendapatkan banyak pengalaman dan bisa mengarang dengan baik, kami akan mengajak dia untuk naik bus, alasannya karena dengan naik bus, dia akan mengalami yang namanya physical experience, antrian tiket bus, naik bus, duduk di bus, berhenti di pom bensin, sampai menurunkan koper. Sangat berbeda dengan naik mobil sendiri yang dari rumah buka pintu, duduk manis di mobil, lalu sampai di tempat wisata. Kami plannya berangkat pagi hari sabtu depan, 29 Februari (baca: tahun kabisat), destinasinya adalah kebun binatang bandung. Tentunya ada beberapa persiapan yang harus kami lakukan selain peralatan wajib (baju ganti dan mainan), seperti : buku catatan perjalanan dan alat tulis yang berguna agar Narend bisa menulis on the spot pengalaman yang di alaminya, dan yang terpenting adalah tiket bus.

Untuk bus yang saya pilih adalah bus pariwisata Kramat Jati, alasannya simple, karena sejak SD sampai sekarang, saya selalu naik bus Kramat Jati. Nah karena saya tipe yang selalu beli apa-apa online, jadi saya pesan tiket kramat djati online di traveloka. Sekilas tentang bus Kramat Jati ini, setelah Googling, ternyata PO Kramat Jati didirikan oleh Arief Budiman pada tahun 1968 yang saat ini sudah melayani 70 rute bus di berbagai wilayah Sumatra, Jawa dan Bali. Oiya, tadinya kami berfikir untuk meninggalkan Rissa di rumah karena lumayan repot membawa bayi naik bus, namun setelah berdiskusi, kami memutuskan untuk memesan 4 tiket, jadi Rissa tetap di ajak, karena sekarang dia sudah bisa duduk dan berdiri. Kami memesan tiket PP sekaligus agar ada kepastian pulang pergi dengan bus Kramat Jati, untuk harganya juga cukup murah kok 1 kursi hanya 70rb, dikali 4 menjadi 280rb dan kalau PP menjadi 560rb, cukup worth it.

Nah setelah mendapatkan tiket di traveloka, berikutnya adalah menyiapkan barang-barang keperluan Rissa. Karena ini naik bus pastinya butuh persiapan yang cukup matang karena tidak bisa asal bawa barang lalu di taruh di mobil pribadi, dari diskusi kami memutuskan untuk membawa 1 bag pack dan 1 koper, dimana untuk jalan-jalan membawa bag pack lalu untuk koper ditinggal di hotel. Tadinya kami plan untuk membawa stroller namun karena makin repot, kami putuskan hanya membawa gendongan bayi nuby.

Baca : 5 Syarat Yang Harus Diperhatikan Saat Ingin Travelling Bersama Bayi

Untuk barang-barang bayi yang akan di bawa lebih detail akan saya jelaskan di artikel terpisah, sekarang saya akan membahas barang-barang yang wajib di bawa oleh Narend (baca: anak berumur 6-7 tahun), seperti :

1. Buku dan alat tulis
Karena saya mau mengajarkan Narend untuk menuliskan kisahnya selama perjalanakan, jadi buku tulis bergaris wajib untuk dibawa. Sebisa mungkin buku tulisnya dipilih oleh anak ya, jangan kita yang memilih, karena anak suka dengan cover buku tulis jadi jangan di sampul.

2. Botol minum
Jangan biasakan anak minum dari botol minum kita, karena dengan membawa botol minum sendiri, dia akan minum sendiri tanpa kita suruh, jadi biarkan dia memilih botol minum yang sesuai dengan kesukaannya agar dia suka minum.

3. Tas ransel anak
Dulu saya selalu menaruh mainan anak di dalam tas saya, alasannya agar tidak bercecer, namun malah membuat dia tidak bertanggung jawab, namun setelah saya mewajibkan kemana-mana selalu membawa tas, sekarang seluruh mainan dan botol minum masuk kedalam tas.

Mudah-mudahan plan kami minggu depan untuk jalan-jalan ke kebun binatang Bandung bisa berjalan lancar, nanti akan saya update kembali bagaimana pengalaman kami 😊 Kalau kamu bagaimana? Kalau ada tips dan pengalaman jalan-jalan bersama anak, share di kolom komentas di bawah ya.

Baca : 5 Hal Penting Yang Wajib Kamu Ketahui Untuk Memperkuat Bonding Bersama Anak

29 Responses

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *